Akibat salah sasaran Nano menghabiskan satu malam dengan pria yang tidak dia kenal. Hingga dia hamil dan melahirkan dua orang anak kembar laki-laki yang genius!
Siapa kira-kira yang mengambil mahkota Nano dan siapa ayah kandung si kembar?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DHEVIS JUWITA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Salah Sasaran
Warning!!!
Cerita ini mengandung kehaluan tinggi yang tidak bisa dicerna oleh logika. Jadi, bagi yang tidak suka cerita lebay harap jangan baca ini!
*****
"Nano....," panggil Jeni sang kakak tiri.
Nano yang saat itu tengah menggosok baju, menghentikan kegiatannya sejenak.
"Iya Kak," jawab Nano kemudian.
Jeni memberikan sebuah gaun berwarna biru safir pada adik tirinya itu. "Pakai ini, nanti malam kita akan makan malam bersama pengacara Yosie jadi kau harus tampil cantik!"
Nano menerima gaun itu dengan perasaan sulit diartikan. Dia akan bertemu dengan pengacara Yosie? Apakah dia punya keberanian untuk bicara pada pengacara keluarganya itu atas apa yang dialaminya selama ini?
Nano Putri Diwangsa, gadis cantik berusia 19 tahun yang beberapa bulan lalu ditinggal sang ayah Mahesa Diwangsa untuk selama-lamanya. Sebelum meninggal Mahesa memberi wasiat jika semua hartanya akan dia berikan pada Nano saat anak perempuannya itu genap berusia 20 tahun.
Tentu saja membuat Sora sang ibu tiri tidak terima, dia sudah menikah dengan Mahesa selama 5 tahun lamanya tapi tidak mendapatkan apapun. Apalagi anaknya Jeni yang usianya beda 2 tahun lebih tua dengan Nano itu menjadi iri hati.
Mahesa memang kehilangan istrinya saat melahirkan Nano dan dia membesarkan putrinya itu seorang diri hingga saat Nano berusia 14 tahun, Mahesa dijebak oleh Sora yang mengharuskannya untuk menikahi janda beranak satu itu.
Mahesa tahu jika Sora hanya memanfaatkan kekayaannya, untuk itu dia membuat wasiat yang dia amanatkan pada pengacara kepercayaannya yaitu pengacara Yosie. Dan tak lama setelah Mahesa membuat wasiat itu, dia meninggal karena penyakit jantung yang dideritanya.
Kepergian sang ayah membuat Nano begitu terpuruk dimana dia tidak ada tempat sandaran lagi dan semenjak itu ibu tiri dan kakak tirinya berlaku kejam padanya.
Nano tidak boleh melanjutkan kuliahnya dan Sora memecat semua pembantu yang ada di rumah besar Diwangsa. Setelah itu, Sora menjadikan Nano sebagai pembantu atau lebih tepatnya seorang budak.
Gadis itu tidak bisa melawan yang dia harapkan adalah dia cepat berusia 20 tahun dan bisa secara resmi memiliki harta keluarganya yang mana bisa membuatnya menendang Sora dan Jeni keluar dari kehidupannya. Karena sebelum Nano berusia 20 tahun, dia masih menjadi hak asuhnya Sora sang ibu tiri.
Tanpa Nano sadari jika diam-diam pengacara Yosie telah berkhianat pada keluarga Diwangsa. Pengacara Yosie terlena dengan bujuk rayu Sora sehingga malam ini rencana besar mereka susun untuk menyingkirkan Nano dari hak waris agar mereka bisa menguasai sepenuhnya harta yang seharusnya menjadi hak Nano.
"Baik Kak," sahut Nano dengan mengambil gaun biru safir itu dari tangan Jeni.
Jeni tersenyum puas, selain dia iri dengan kekayaan yang Nano punya. Jeni juga sangat iri dengan kecantikan Nano yang menandingi kecantikan yang dia miliki.
Dan malam pun tiba, Nano sudah bersiap dengan gaun yang sebelumnya Jeni berikan padanya. Nano terlihat sangat cantik dan berkelas malam ini. Yang mana membuat Jeni semakin tidak menyukai Nano.
"Tenang sayang, kita akan singkirkan anak itu malam ini," bujuk Sora yang melihat anaknya tampak gusar.
Jeni mengangguk. "Jangan sampai gagal, Ma!"
Mereka akhirnya pergi ke salah satu restaurant yang letaknya di sebuah hotel bintang lima. Nano tampak gelisah saat masuk ke restaurant itu, entah kenapa perasaannya tidak enak.
Pada saat masuk ternyata pengacara Yosie sudah menunggu mereka.
"Selamat malam, Nyonya dan Nona Diwangsa," sapanya sopan dengan melirik Sora sambil mengerlingkan matanya.
Sora tersenyum kemenangan mendapat perlakuan seperti itu, memang pengacara Yosie sangat tergila-gila padanya saat ini hingga mau melakukan apapun untuk dirinya.
Disisi lain, seorang pria tampan berdiri di balkon sebuah kamar hotel bintang lima yang dia sewa. Pria itu memandangi keindahan malam kota Jakarta dengan meminum wine dari gelas yang ada ditangannya.
Desmon Cullen seorang pria blaster Amerika-Indonesia berusia 28 tahun yang kini menjabat sebagai seorang CEO di perusahaan Cullen inc yang bergerak di bidang real estate.
Dibalik kesuksesannya dia juga seorang cassanova yang berganti-ganti pasangan tidur. Dan seperti biasa saat ini dia tengah menanti kedatangan seorang model yang dia bayar untuk memuaskan hasratnya malam ini.
Tak lama ponselnya berdering, Desmon segera menerima panggilan itu karena itu adalah panggilan dari asisten kepercayaannya, Lucas.
"Tuan," panggil Lucas.
"Hm, dimana modelnya? Aku sudah menunggu satu jam lebih," kesal Desmon disana.
"Maaf Tuan, model itu tiba-tiba harus ke Inggris jadi dia membatalkan kencan malam ini!" ucap Lucas takut menyampaikan kabar yang baru diterimanya.
"Beraninya...." perkataan Desmon terhenti karena bersamaan dengan itu kamar hotel yang dia tempati diketuk tanpa jeda.
Desmon mematikan panggilan dari Lucas dan berjalan untuk membuka pintu kamar hotel tersebut. Saat pintu terbuka tampak wanita cantik tengah berdiri di depan pintu menggunakan gaun biru safir yang dimata Desmon begitu seksi.
Pria itu mengira jika wanita itu adalah model yang dia pesan. "Kau pasti membatalkan kepergianmu ke Inggris dan datang kemari kan?"
Wanita itu tidak menjawab karena kepalanya sangat pusing pandangannya mulai mengabur apalagi badannya terasa sangat panas karena pengaruh obat yang dia minum.
Tanpa sadar dia menggigit bibir bawahnya menahan gejolak dalam tubuhnya dan hal itu disalah artikan Desmon sebagai kode untuk menggodanya.
"Sepertinya kau sudah tidak tahan, darling," ucap Desmon dengan menggendong tubuh wanita itu untuk masuk kedalam kamar.
*****
Wanita yang tak lain adalah Nano itu sudah terbaring tak berdaya di atas ranjang dengan tanpa sadar membuka gaun yang dipakainya sendiri. Badannya terasa panas dan dia tidak tahan.
Sementara Desmon yang melihat itu tersenyum penuh kekaguman melihat wanita yang dia kira tengah mabuk berat sehingga kelakuannya begitu liar, dia sangat suka hal itu.
Tanpa menunggu lama lagi, Desmon membuka bajunya dan mulai mencicipi tubuh Nano yang hanya mengenakan pakaian dalam saja.
Saat penyatuan mereka, Desmon mengernyit karena Nano tidak seperti wanita yang selama ini dia tiduri.
"Oh God! She's virgin," gumam Desmon.
Tapi karena terlanjur basah, dia tetap memaksa barang kerasnya masuk sampai Nano memekik kesakitan dan tak sadarkan diri.
Malam itu, Nano telah ternoda tanpa tahu siapa yang tidur bersamanya.
Disisi lain, gelak tawa tiga manusia yang merasa berhasil menjebak Nano. Mereka sebelumnya telah memberikan obat perangsang pada minuman Nano. Saat Nano merasa pusing yang artinya obat itu mulai bereaksi, mereka menyuruh Nano menginap di salah satu kamar hotel yang telah mereka pesan.
Dan dikamar itu ada segerombolan preman yang mereka pesan untuk memperkosa gadis itu agar Nano mengalami trauma dan depresi. Mereka berharap Nano gila yang akhirnya harta keluarga Diwangsa jatuh ketangan mereka.
Tanpa mereka sadari jika Nano tengah masuk ke kamar yang salah karena pengaruh obat perangsang itu.
"Apa perlu kita periksa keadaan, Nano?" tanya Jeni kemudian.
"Mereka saat ini pasti sedang bersenang-senang jadi kita jangan mengganggu," sahut Sora kemenangan.
Pengacara Yosie dengan nakalnya meraba paha Sora dari bawah meja. "Bagaimana kalau kita minum berdua di salah satu kamar?"
Sora sebenarnya malas tapi demi melancarkan rencananya, dia memenuhi permintaan pengacara mesum itu.
"Kabari mama jika mereka sudah selesai," pamit Sora sebelum pergi.
Jeni menunggu sendirian hingga beberapa saat kemudian para preman yang dia bayar menghampiri meja dimana dia duduk saat ini.
"Sudah selesai?" tanya Jeni.
"Selesai apanya! Gadis itu tidak datang ke kamar!" lapor mereka.
"APA?!"