NovelToon NovelToon
ISTRI YANG TERTUKAR

ISTRI YANG TERTUKAR

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Cinta Terlarang / Tukar Pasangan
Popularitas:3.5k
Nilai: 5
Nama Author: Doni arda

Sepasang Suami Istri Alan dan Anna yang awal nya Harmonis seketika berubah menjadi tidak harmonis, karena mereka berdua berbeda komitmen, Alan yang sejak awal ingin memiliki anak tapi berbading terbalik dengan Anna yang ingin Fokus dulu di karir, sehingga ini menjadi titik awal kehancuran pernikahan mereka

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Doni arda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Konfrontasi Tak Terelakkan

Pagi itu, Alan duduk di meja kerjanya, tatapannya kosong. Amplop berisi informasi tentang Erik masih tergeletak di meja. Semalaman ia tidak bisa tidur. Hatinya dipenuhi oleh rasa marah, cemburu, dan kekecewaan.

“Aku harus menyelesaikan ini sekarang,” gumam Alan pada dirinya sendiri.

Ia meraih ponselnya dan menghubungi Revan. “Van, aku butuh alamat lengkap Erik.”

“Lan, kau yakin mau melakukan ini? Jangan sampai kau melakukan sesuatu yang membuatmu menyesal,” ujar Revan, nada suaranya terdengar khawatir.

“Aku hanya ingin bicara dengannya,” balas Alan singkat.

Setelah mendapatkan alamat yang dimaksud, Alan segera berangkat. Tangannya menggenggam kemudi dengan erat, wajahnya penuh dengan tekad. Di sisi lain, Anna tidak menyadari bahwa suaminya sedang merencanakan sesuatu yang bisa menghancurkan sisa-sisa keharmonisan mereka.

---

Sementara itu, Anna sedang sibuk di rumah, mencoba menciptakan suasana yang lebih hangat. Ia tahu, hubungan mereka sedang di ujung tanduk. Sebuah keranjang buah segar ia tata rapi di meja makan, ditemani oleh lilin-lilin kecil yang ia nyalakan untuk makan malam mereka nanti.

“Ini mungkin bisa sedikit memperbaiki suasana,” pikir Anna.

Namun, telepon dari Nita mengganggu ketenangan itu.

“Anna, kau tahu Alan sedang mencari Erik?” suara Nita terdengar panik.

Anna tertegun. “Apa maksudmu? Dari mana kau tahu?”

“Aku mendengar dari Revan. Alan sedang dalam perjalanan ke tempat Erik sekarang!” Nita menjelaskan dengan cepat.

Wajah Anna seketika memucat. Ia merasa tubuhnya gemetar. Tanpa berpikir panjang, ia meraih tasnya dan keluar rumah.

---

Di apartemen Erik, suasana sedang tenang. Erik duduk di sofanya, membaca koran pagi sambil menyeruput kopi. Ketukan keras di pintu tiba-tiba mengganggu ketenangan itu.

“Siapa?” tanya Erik sambil berjalan ke pintu.

Ketika pintu terbuka, Alan berdiri di sana dengan wajah penuh amarah.

“Kita perlu bicara,” kata Alan tanpa basa-basi, dorongannya membuat Erik mundur selangkah.

Erik mencoba tetap tenang. “Alan, bukan? Suami Anna?”

“Benar. Dan aku di sini untuk memastikan kau menjauh dari istriku,” ujar Alan dengan suara dingin, matanya tajam menusuk.

Erik menghela napas, mencoba meredakan ketegangan. “Dengar, aku tidak punya niat untuk mengganggu rumah tanggamu. Aku hanya membantu Anna saat dia butuh teman bicara.”

“Teman bicara?” Alan tertawa sinis. “Jangan bodoh. Aku tahu kalian pernah bersama di hotel. Kau pikir aku tidak tahu apa yang terjadi?”

Erik menegang, namun ia tetap menjaga suaranya tetap tenang. “Anna memang menghubungi aku waktu itu. Dia sedang dalam keadaan yang rapuh. Tapi aku tidak memaksa apa pun, Alan.”

“Kau pikir aku akan percaya begitu saja? Kau memanfaatkan situasi!” Alan mendekat, mendorong Erik ke dinding.

Erik tidak melawan, tetapi ia menatap Alan dengan serius. “Alan, aku tahu kau marah. Tapi pertimbangkan perasaan Anna juga. Dia mencintaimu, tapi dia juga manusia yang pernah merasa diabaikan.”

Kata-kata Erik menusuk hati Alan. Ia terdiam sejenak, tetapi rasa amarahnya masih mendominasi.

“Jangan bicara seolah-olah kau tahu semuanya tentang kami!” bentak Alan.

---

Di saat suasana semakin memanas, Anna tiba di apartemen Erik. Napasnya tersengal-sengal saat ia berlari menaiki tangga. Ketika sampai di depan pintu, ia mendengar suara Alan yang keras dari dalam.

“Mas Alan, hentikan!” teriak Anna sambil membuka pintu.

Alan menoleh, wajahnya merah karena amarah. “Anna? Kenapa kau di sini?”

Anna berlari mendekat, memisahkan Alan dan Erik. “Mas, aku mohon, jangan lakukan ini. Aku yang salah, bukan Erik.”

Alan menatap Anna dengan kecewa. “Jadi, kau membelanya sekarang? Apa dia lebih penting daripada aku?”

Air mata Anna mengalir. “Bukan begitu, Mas. Aku hanya tidak ingin kau terjerumus lebih dalam ke amarahmu. Erik tidak salah apa-apa.”

Erik melangkah mundur, memberikannya ruang. “Anna benar, Alan. Aku bukan musuhmu.”

Alan tertawa pahit. “Tidak salah apa-apa? Kau pikir aku bisa percaya setelah semua ini?”

“Mas, aku sudah mencoba memperbaiki semuanya di antara kita. Tapi kalau kau terus begini, aku tidak tahu apakah kita bisa bertahan,” ujar Anna dengan suara penuh isak.

Alan terdiam. Kata-kata Anna menamparnya keras.

---

Setelah beberapa saat hening, Erik mengambil langkah pertama. “Alan, aku tidak ingin memperburuk situasi. Aku akan pergi dari kota ini jika itu membuat kalian lebih baik.”

Alan menatap Erik dengan pandangan yang sulit diartikan. Bagian dari dirinya ingin menghancurkan pria itu, tetapi bagian lainnya merasa lega dengan keputusan Erik.

“Pastikan kau tidak muncul lagi dalam hidup kami,” ujar Alan dengan nada dingin.

Erik mengangguk. “Aku janji.”

---

Dalam perjalanan pulang, Anna mencoba berbicara dengan Alan, tetapi suaminya tetap diam. Suasana di dalam mobil begitu tegang, hanya suara mesin yang mengisi kekosongan.

“Mas, aku tahu aku telah mengecewakanmu. Tapi aku sungguh ingin kita memperbaiki semuanya,” ujar Anna pelan.

Alan menatap jalanan di depannya, suaranya terdengar berat ketika ia akhirnya berbicara. “Aku hanya ingin tahu satu hal, Anna. Kau masih mencintai aku, atau tidak?”

Pertanyaan itu membuat air mata Anna kembali mengalir. “Aku mencintaimu, Mas. Selalu.”

Alan menghela napas panjang. Ia ingin percaya, tetapi luka yang ada di hatinya masih terlalu dalam.

“Kita akan lihat apakah cinta itu cukup untuk menyelamatkan kita,” ujar Alan dingin.

---

Sesampainya di rumah, Anna kembali mencoba mendekati Alan, tetapi suaminya langsung masuk ke kamar tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Anna terduduk di sofa, merasa hancur.

Namun, dalam hatinya, ia tahu bahwa ini adalah harga yang harus ia bayar untuk kesalahan yang telah ia lakukan.

1
Erny Manangkari
bru mulai baca ni
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!