AWAS... BANYAK ADEGAN UWU YANG BISA BIKIN BAPER SAMPE TER DILLON DILLON... 😁
WILLOW JANE FOSTER, memiliki trauma akan masa lalunya ketika masih remaja. Dulu dia hampir saja diperkosa oleh kakak tirinya. Sebelum itu, Willow sering mengalami kekerasan yang dilakukan oleh kakak tirinya. Hingga kejadian ini berhenti ketika kakak tirinya masuk penjara karena menyerang sahabat Willow yang membela dirinya.
Kejadian percobaan pemerkosaan itu sangat ditutup rapat oleh keluarganya karena menurut ayah Willow itu merupakan aib keluarga. Bahkan para sahabat Willow pun tak tahu hal ini.
Karena kejadian itulah, Willow menjadi gadis introvert dan memiliki trauma mendalam pada laki laki kecuali ayahnya. Dia tak bisa bersentuhan dengan seorang pria dan memiliki panic attack atau anxiety disorder yang cukup parah.
Pertemuannya dengan Dillon Riley Robert mulai mengubah hidupnya sedikit demi sedikit.
Hanya karya author receh yang tulisan/PUEBI jauh dari sempurna... tapi dijamin alurnya menarik😁
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zarin.violetta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
#9
Willow tak terlalu mendengarkan kata kata Dillon. Tanpa berkata apapun, Willow meninggalkan Dillon di ruang tamu sendirian.
Willow langsung masuk ke kamar dan merenung. Jauh di lubuk hatinya yang terdalam, Willow ingin bisa merasakan cinta pada seorang pria seperti yang dirasakan oleh seorang wanita pada umumnya.
Tetapi dia merasa rendah diri dan ketakutan sebelum memulai itu semua. Ibarat bunga, Willow bahkan layu sebelum berkembang.
15 menit kemudian, terdengar ketukan di pintu kamar Willow. Dia tahu bahwa itu adalah sang ayah.
"Masuklah, Dad," jawab Willow dari dalam.
Lalu Isaac pun masuk. Dia melihat sang putri duduk sendiri di ranjang. Ada sedikit rasa sedih setiap melihat Willow jika duduk termenung sendiri seperti itu. Dan itu semua karena kesalahannya.
"Mengapa kau meninggalkan Dillon sendirian, sayang?" tanya Isaac menggenggam tangan milik putri kesayangannya itu.
"Aku tak bisa terlalu lama dekat dengannya. Aku takut, Daddy," jawab Willow lirih dan wajah yang menunduk.
"Mengapa kau takut mencoba, sayang?" tanya Isaac pelan.
"Karena aku akan merasa seperti mati jika mereka menyentuhku. Terlalu sakit rasanya. Dadaku terasa sesak dan mataku seperti akan keluar. Aku tak mau merasakan sakit itu lagi, Dad," jawab Willow dengan air mata yang sudah menetes.
"Tapi dokter menyarankanmu untuk melawan itu semua, sayang," kata Isaac.
"Aku tak bisa Dad. Jangan memaksaku," jawab Willow.
"Maafkan Daddy, sayang. Daddy hanya takut, bagaimana jika tiba tiba Daddy tak ada di dunia ini lagi. Siapa yang akan menjagamu," kata Isaac sedih dan memeluk Willow.
Willow tak menjawab apapun karena dia juga tak tahu bagaimana nasibnya jika ayahnya kelak meninggalkannya. Dan dia tak mau memikirkan kemungkinan terburuknya karena terlalu takut membayangkannya.
-----------------------------------------------------------------------------
Keesokan paginya, Willow dan Isaac berangkat ke perusahaan bersama setelah makan pagi. Seperti biasa, Willow akan selalu datang lebih pagi daripada para pegawai lainnya karena dia tak terlalu suka suasana ramai dan menjadi pusat perhatian.
Siang harinya, Isaac mengajak Willow untuk meeting dengan relasi bisnisnya yang baru.
"Apakah kita tak menyiapkan dokumen apapun, Dad?" tanya Willow yang merasa meeting ini tak terlalu banyak persiapan yang dibawanya.
"Tidak sayang. Mereka yang akan menyiapkannya," jawab Isaac.
Dan akhirnya merekapun pergi ke perusahaan yang akan bekerja sama dengan perusahaan mereka.
Sesampainya disana. Mereka pun turun dan Willow tampak tak asing dengan nama perusahaannya.
"Apakah ini perusahaan Dillon, Dad?" tanya Willow sembari berjalan mengikuti ayahnya menuju lift.
"Ya, sayang. Ini kesempatan daddy untuk melebarkan sayap bisnis daddy di mancanegara," jawab Isaac.
"Dad..." panggil Willlow.
"Ini tak seperti yang kau pikirkan, sayang. Ini semua murni karena bisnis," jawab Isaac.
Willow tak menjawab dan hanya mengikuti Isaac sampai menuju ke ruangan meeting yang telah disiapkan oleh asisten dan staf perusahaan Dillon.
Sesampainya di ruang meeting, Isaac dan Willow duduk disana dengan beberapa staf perusahaan Dillon.
Tak lama kemudian, Dillon masuk ke dalam ruanga meeting bersama 3 orang asistennya. Dia melihat ke arah Willow terang terangan begitu sampai di dalam ruangan meeting.
Willow yang salah tingkah karena tatapan Dillon langsung menundukkan kepalanya dan mengalihkan perhatiannya pada laptop yang ada di depannya.
"Halo uncle.. Willow... senang bertemu kalian lagi," sapa Dillon dengan ramah.
"Senang bisa berbisnis denganmu, Dillon. Aku harap ini akan bertahan lama," jawab Isaac tersenyum.
JANGAN LUPA LIKE KOMEN VOTE FAVORIT DAN HADIAH YAA..