Kisah perjuangan seorang anak manusia yang berusaha bangkit meskipun dunia tidak menghendakinya.
Kelahirannya dianggap pembawa sial dan bala bencana bagi keluarga nya,ibunya meninggal saat melahirkannya,dan sang ayah yang sangat mencintai istrinya itu,menganggap sang anaklah pembunuh istrinya,sehingga memendam dendam kesumat luar biasa.
Dengan berbagai tekanan dan siksaan,dia berusaha bangkit melawan takdir nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alvinoor, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Burung Hong Kecil
Shin Liong menatap gadis cantik yang sedang menangisi seorang laki laki separo baya itu bertubuh agak gendut itu.
Dia tidak berani mendekati gadis itu, takut di kira gadis itu macam macam,jadi dia kembali melanjutkan memijat di beberapa bagian tubuh pemuda berambut di kuncir kebelakang itu.
Akhirnya pemuda itu membuka mata nya sesaat, kemudian duduk bersila mengatur pernafasan untuk menenangkan jalan darah nya yang kacau sesaat.
Shin Liong membantu pemuda itu dengan menyalurkan hawa murni ke dalam tubuh nya.
"Hoek!".
Pemuda itu memuntahkan segumpal darah kental kehitaman ke tanah.
Shin Liong memberikan sebutir pil sebesar biji pepaya pada pemuda itu yang segera menelan nya.
Setelah duduk mengatur pernafasan sejenak, akhirnya muka pemuda itu yang semula memucat, kini berangsur angsur mulai bercahaya, dan nafas nya pun tidak lagi tersengal sengal lagi.
"Terimakasih atas bantuan nya dik!, kalau tidak ada adik,mungkin kini saya sudah tewas di tangan kedua penjahat itu" kata pemuda itu sambil menjura di hadapan Shin Liong.
Shin Liong balas menjura di hadapan pemuda itu, "sudahlah kak,sudah kewajiban kita sesama manusia untuk saling membantu,sekarang saya berkesempatan membantu kakak,siapa tahu di lain waktu saya lah yang membutuhkan pertolongan kakak!"...
"Terimakasih dik, kenalkan nama kakak Eng San dari keluarga Yu, dan itu adik saya Yu Ling Sia" kata pemuda bernama Eng San itu sambil ber diri dan melangkah perlahan mendekati adik nya.
"Kakak San,ayah kak,ayah kita tewas di bunuh kedua jah*n*m itu kak,hu huu,semua pengawal juga tewas" kata gadis itu sambil menatap kakak nya.
Yu Eng San menarik nafasnya dalam-dalam, mencoba mengubur semua kedukaan nya, namun air mata nya tetap mengalir di sudut matanya.
Diangkat nya kepala sang ayah,dan diletakkannya diatas pangkuannya, "ayah!,,ayah adalah laki laki hebat,ayah rela berkorban demi anak anak nya,maapkan Eng San yang tidak mampu menjaga ayah, Eng San anak yang tidak berguna ayah!" kata pemuda Eng San memeluk jasad ayah nya sambil terisak isak.
"Kakak!, sebaik nya kita kuburkan jasad ayah kalian dan semua pengawalnya ini!" kata Shin Liong mengingat kan kedua orang bersaudara itu.
Tanpa menjawab dengan kata kata, cuma menganggukkan kepala nya saja, Yu Eng San di bantu oleh Shin Liong, menggali sebelas buah lobang kuburan di pinggir jalanan itu.
Setelah semua lobang kuburan itu selesai di gali,ke sebelas jasad itu di masukan kedalam nya, lalu di timbun kembali dengan tanah.
"Oh iya,nama Siau Te (adik kecil) siapa dan mau kemana?" tanya pemuda Yu Eng San.
"Oh iya Kakak,nama saya Shin Liong,saya mau ke kota Li Cuan sekedar jalan jalan saja" jawab Shin Liong sambil membungkukan badan nya kepada pemuda Eng San dan Ling Sia.
"Kalau begitu tujuan kita sama,kalau tidak keberatan, bolehkah kita jalan sama sama ke kota Li Cuan?" tanya Eng San lagi.
"Tentu saja boleh. kakak, kalau sekira nya keberadaan saya tidak mengganggu kakak" jawab Shin Liong sambil menarik tali kekang kuda nya yang tadi dia tinggalkan di semak semak.
"Tunggu dulu nak,jangan keburu pergi!" tiba tiba terdengar seruan dari bawah pohon tempat nenek cantik dan gadis buruk rupa tadi ber istirahat.
Shin Liong menatap wanita itu,diam diam dia kagum dengan kultivasi wanita tua namun masih terlihat cantik itu yang sudah berada di tingkat alam Brahmana akhir.
"Ada apa nek, kenapa nenek menghentikan kami?" tanya Shin Liong .
Wanita itu menatap kearah Shin Liong sejenak,lalu beralih menatap kearah lain, "kau tahu siapa kedua pemuda yang kau kalahkan tadi heh?"...
"Tentu saja aku tidak tahu nek,yang aku tahu cuma mereka mencoba membunuh seseorang yang sudah tidak berdaya dengan mengeroyok nya" jawab Shin Liong.
"Heh bocah, ketahuilah, bila penglihatan ku tidak salah,mereka berdua murid dari Ban Kiok Mo, salah satu dari delapan iblis,kau sudah membahayakan nyawa mu bocah!"kata nenek berwajah cantik itu.
"Ooh jadi cuma karena mereka berdua murid dari Ban Kiok Mo, sehingga tadi nenek tidak menolong kakak ini meskipun nyawa nya sudah sangat terancam?" tanya Shin Liong se enak nya saja bicara.
"Heh bocah kadal,jangan se enak nya saja kalau bicara,kau belum tahu siapa aku,,aku Xiau Mo Li. tidak takut dengan segala macam iblis!" kata nenek tua itu agak gusar.
"Lha iya lah nek,dari nama nenek aja Xiau Mo Li ( iblis kecil), bagai mana sesama iblis bisa takut"kata Shin Liong sambil terkekeh lucu.
Melihat tingkah Shin Liong itu,ke geraman nenek Xiau Mo Li semakin menjadi jadi.
"Sudahlah guru,bagai mana guru bisa meladeni orang seperti dia,guru yang rugi sendiri!" tiba tiba kata kata lembut terdengar keluar dari mulut gadis dengan muka penuh koreng itu.
Mendengar kata kata murid nya,kemarahan sang nenek cantik mereda.
"Hei bocah kadal,siapa nama guru mu heh?" tanya nenek Xiau Mo Li akhir nya.
"Nenek cantik,aku tidak mempunyai guru,guru ku adalah kakek ku,yang aku tahu beliau bernama kakek Qin atau bisa juga dipanggil guru sejati" jawab Shin Liong apa ada nya.
Mendengar jawaban dari Shin Liong itu,tiba tiba wajah nenek cantik itu berubah memucat.
"Apa, apa, apa, kakek Qin?, gu guru sejati?, Dewata agung, mungkinkah dia" gumam nenek Xiau Mo Li bergetar.
"Ada apa guru?, memangnya guru kenal dengan kakek nya?" tanya gadis bersuara lembut tetapi memiliki penyakit kulit itu bertanya kepada guru nya.
Nenek Xiau Mo Li itu menggelengkan kepala nya, "tidak!, tidak!, aku tidak mengenal nya, tetapi legenda tentang guru sejati sudah sangat di kenal di mana mana, bahkan tidak ada seorang pun yang tidak mengetahui tentang legenda guru sejati itu,bila memang dia adalah cucu sekaligus murid dari guru sejati, berarti tidak lama lagi dunia akan mengalami kegemparan, ada gerangan apa sehingga Dewata mengirimkan seorang anak manusia ke muka Bumi ini?"...
Gadis cantik bernama Yu Ling Sia itu segera naik keatas kereta kuda, sementara yang menjadi kusir kereta nya adalah sang kakak Yu Eng San.
Sedangkan Shin Liong sendiri jalan di depan dengan menaiki kuda coklat milik nya.
Nenek Xiau Mo Li dan Li Hong Yi murid nya berkuda di belakang Shin Liong.
Menjelang sore hari nya, mereka tiba di pinggir sebuah Danau yang cukup besar.
Di sekeliling danau itu di tumbuhi oleh pohon pohon besar yang miring ke Danau.
Yu Eng San segera mendirikan tenda untuk dirinya dan sang adik tidur malam ini.
Sedangkan Shin Liong membuat sebuah pondok kecil di tepi Danau untuk tempat dirinya beristirahat malam ini.
Setelah selesai membuat pondok sederhana,Shin Liong segera mengumpulkan ranting ranting kering untuk membuat api.
Seperti biasa nya,sebuah Periuk dan beberapa genggam beras serta daging asap dia keluarkan untuk di masak.
Setelah selesai membersihkan tubuh nya dengan air Danau yang segar itu,Shin Liong mengisi perut nya dengan nasi dan daging asap yang di panggang kembali di atas api setelah di bumbui.
Saat sedang asik menyantap makanan nya, tiba tiba gadis bersuara lembut namun muka korengan itu mendekati Shin Liong dengan membawa daging segar yang di masak dengan bumbu bumbu.
"Apakah kau mau sedikit daging yang aku masak?" tanya gadis itu dengan suara lembut sambil menyodorkan Periuk berisi daging rusa segar yang di masak.
"Terima kasih nona muda,terimakasih atas pemberian nya,ini sungguh luar biasa, terimakasih sekali lagi nona muda" kata Shin Liong sambil mencicipi daging matang pemberian dari gadis itu.
"Hati mu sungguh sangat baik,mau berkorban demi orang lain,maukah kau berteman dengan ku yang buruk rupa ini?" tanya gadis itu seraya tertunduk sedih.
"Tentu saja nona muda, tentu saja saya mau berteman dengan nona, saya justru takut nona muda yang takut melihat saya!" kata Shin Liong juga dengan nada sedih.
"Tidak ada alasan untuk ku takut kepada mu, sedangkan aku sendiri seperti ini,kalau kau mau berteman dengan ku, jangan panggil aku nona muda lagi,panggil saja aku Hong Yi,ooh iya nama mu siapa tadi,aku sudah lupa!"...
"Baiklah non,eh Hong Yi,nama ku Shin Liong, tetapi orang orang suka memanggil ku Si Chun, mungkin karena aku pantas di panggil seperti itu!" kata Shin Liong dengan nada sedih karena teringat masa lalu nya yang sangat pahit.
"Ah siapakah manusia yang begitu kejam memanggil mu dengan panggilan itu?, sedangkan nama mu Shin Liong yang juga berarti jiwa Naga, mungkin orang tua mu berharap jiwa mu kuat seperti jiwa Naga sejati!" kata Hong Yi sambil menatap wajah Shin Liong yang terlihat sedih.
Mendengar kata kata dari Hong Yi itu,tiba tiba seberkas awan kelabu menggelayut di wajah Shin Liong.
"Hong Yi,aku tidak memiliki orang tua semenjak aku di lahirkan, ibuku meninggal, sedangkan ayah ku tidak menginginkan kehadiran ku di dunia ini,Dunia menolak kehadiran ku, para Dewa menertawakan nasip ku, sebenar nya aku terlahir tanpa nama,Shin Liong adalah nama pemberian sahabat ku seekor naga emas yang memberikan nyawa nya untuk ku, agar aku bisa tetap hidup,aku di besarkan oleh hutan dan di didik oleh penderitaan, untung kakek Qin menyayangi ku,merawat serta mendidik ku berbagai ilmu pengetahuan!" kata Shin Liong bergetar sambil memasukan suapan terakhir kedalam mulut nya.
Lama Hong Yi terdiam tanpa bisa berkata kata lagi.
Terasa ada batu besar menindih dada nya, hingga tidak terasa dua bulir bening mengalir di pipinya.
Shin Liong menceritakan secara singkat sekelumit tentang kehidupan nya dahulu.
Hong Yi kembali menarik nafas dalam-dalam,tidak disangka nya, ada anak manusia dengan hidup se pedih derita remaja di hadapan nya itu.
"Apakah kau dendam dengan orang orang yang sudah menyakiti mu itu Shin Liong,sekarang kau memiliki kemampuan untuk membalas mereka" kata Hong Yi bertanya.
Shin Liong menggelengkan kepala nya, "tidak!, tidak!, aku tidak ingin memelihara rasa dendam di hati ku, karena kata kakek ku,bila aku dendam dengan mereka,berarti aku tidak terima dengan takdir yang sudah ditentukan oleh sang pembuat takdir itu sendiri,yang berarti juga aku tidak mensyukuri sudah di beri kesempatan terlahir kedunia oleh sang maha kuasa, mereka semua cuma perantara takdir yang harus ku terima,dan mereka dalam keadaan tidak mengerti" kata Shin Liong membuat dada Hong Yi serasa berdetak kencang.
Meskipun remaja di hadapan nya itu baru berusia belasan tahun, tetapi pemikirannya bak seorang pertapa ratusan tahun.
Hong Yi menyerahkan sebuah ukiran burung Hong kecil yang sangat cantik terbuat dari batu giok kepada Shin Liong.
"Kau satu satu nya orang yang membuat aku kagum,terimalah sebagai rasa terimakasih ku karena kau sudah Sudi berteman dan bercerita dengan gadis buruk rupa seperti aku,ini tanda pertemanan kita"kata Hong Yi sambil meletakan batu giok berbentuk burung Hong kecil itu di telapak tangan Shin Liong.
...****************...
Dari sekian banyak cerita, baru kali ini aku menemukan cerita yang sangat buruk seperti ini, baik cerita di Novel Toon maupun di Fizzo Novel, cerita ini adalah yang paling buruk.
Mulai dari terjemahannya dan juga kata-katanya sangat buruk.