NovelToon NovelToon
One Day With You

One Day With You

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / One Night Stand / Playboy / Percintaan Konglomerat / Beda Usia / Diam-Diam Cinta
Popularitas:15.1k
Nilai: 5
Nama Author: IamLovelyvi

Baron adalah mimpi buruk di mata Evelyn sejak pertama kali mereka bertemu. Berharap tidak bertemu lagi dengan Baron, namun takdir berkata tidak. Bagaimana mungkin Evelyn tidak trauma, dengan mata kepalanya sendiri ia melihat Baron bercinta dengan pacarnya. Lalu bagaimana jadinya Evelyn malah terikat dengan Baron seumur hidupnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IamLovelyvi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 20

Obsesi Baron terhadap Evelyn bukanlah obsesi semu saja. Pria itu memperlakukan Evelyn bagaikan seorang putri. Baron tidak membiarkan dirinya memiliki cela sedikit pun di mata Evelyn hingga saat ini ia telah merubah pandangan buruk gadis itu terhadapnya.

Evelyn sedang latihan yoga disela libur panjang kampusnya. Berada di sebuah ruangan semi terbuka yang telah di desain khusus oleh Baron untuknya latihan yoga. Gadis itu merilekskan pikirannya yang penat setelah ujian akhir semester yang melelahkan tenaga dan pikiran.

Ya, Baron pada akhirnya merombak lantai tiga mansion milik keluarganya menjadi ruangan pribadi Evelyn. Satu lantai itu sangat luas, sehingga dibuat sebuah ruangan khusus untuk Evelyn. Sementara di luar ruangan, terdapat ruang tunggu yang dilengkapi dengan perlengkapan interior bergaya modern. Ketika Evelyn selesai dengan kegiatannya, gadis itu dapat bersantai di ruangan tersebut.

Ponsel Evelyn berdering setelah selesai latihan yoga. Teman dekatnya di kampus, Katy, menghubunginya. Gadis itu menghubunginya untuk menyelesaikan tugas kampus dari dosen sebelum mengakhiri semester ini. Tugas ini dikerjakan secara berkelompok dan kebetulan dosen memilih mereka dalam satu kelompok.

Katty mengajaknya bertemu di kafe untuk membahas tugas mereka. Oleh karena itu, Evelyn bergegas mandi dan segera meluncur menuju tempat yang telah mereka sepakati.

Evelyn lupa memberi tahu Baron karena akhir-akhir ini pria itu sangat sibuk. Ia tidak mau menganggu Baron, lagi pula dia akan pulang sebelum Baron.

Tidak butuh waktu lama Evelyn sampai di kafe, ia memarkirkan mobil yang diam-diam dipakainya di parkiran. Di sana Katy sudah menunggu dengan seorang laki-laki yang sedikit lebih tua dari usia mereka.

"Eve, ini Pak Devan, dosen keuangan yang akan membantu kita menyelesaikan tugas ini." Katy mengenalkan keduanya.

Evelyn maupun Devan saling melontarkan senyum hangat sambil bersalaman. "Bukannya Pak Devan dosen di jurusan Manajemen keuangan di kampus kita?"

Tugas mereka kali ini adalah tugas mata kuliah keuangan dan dosen yang mengampu mata kuliah ini tidak dapat menoleransi kesalahan. Memang tugas mereka kali ini cukup sulit dan bukan bagian dari jurusan mereka, sehingga mereka membutuhkan seseorang yang sudah mahir membantu mereka. Tapi Evelyn tidak menyangka Katy malah meminta bantuan kepada dosen di kampusnya.

"Benar. Sebenarnya Pak Devan masih kerabat keluargaku." Katy malu-malu mengakui hubungannya dengan dosen tampan tersebut. Tidak heran Pak Devan mau membantu dua mahasiswi biasa seperti mereka, mengingat Pak Devan adalah dosen terbaik di kampus, sekaligus dosen terpopuler di kalangan mahasiswa dan dosen wanita muda.

Bukan hanya karena kejeniusannya, Pak Devan juga memiliki wajah yang tampan yang digilai oleh banyak mahasiswi. Tidak jarang pria itu mendapat ungkapan perasaan dari mahasiswinya sendiri.

"Terima kasih Pak Devan sudah mau membantu kami." sapa Evelyn dengan ramah.

Pak Devan mengenakan kemeja semi formal yang dipadukan dengan celana chino yang membuatnya tidak terlalu tua berada di antara dua gadis cantik itu. Rambutnya tersisir rapi serta kumis yang dicukur habis membuatnya tampak seperti anak muda meski usianya sudah hampir menyentuh kepala tiga.

Pak Devan mulai menjelaskan hal yang berkaitan dengan tugas mereka. Apa yang perlu mereka lakukan setelah pertemuan ini dirangkum Pak Devan dengan jelas sehingga keduanya dapat mengerti.

Gelar yang didapat Pak Devan sebagai dosen terbaik bukanlah hanya berita yang mengambang tanpa pembuktian. Berbeda dari dosen lain, Evelyn dan Katy mengerti setelah mendapat pencerahan darinya.

"Huh, aku mengira sesulit itu, ternyata Pak Olsen yang terlalu rumit ketika menjelaskan." Katy menyebutkan dosen tua yang sangat sensitif seperti ibu hamil itu.

"Terima kasih kakakku sayang. Berkat dirimu aku bisa menyelesaikan tugas dan bisa pergi liburan ke Bali." Katy bertingkah manis pada Pak Devan dan hendak bermanja di lengan pria itu.

"Berhenti bertingkah seperti anak kecil Kat, cepat selesaikan urusanmu dengan Evelyn." dengan malas Pak Devan mendorong Katy.

Katy mengerucutkan bibirnya sambil memutar matanya. "Heh dasar kulkas tiga pintu." cibirnya.

Evelyn tertawa kecil melihat reaksi mereka. Pak Devan sebenarnya adalah laki-laki yang tidak banyak bicara. Pria itu cenderung kaku ketika berhadapan dengan orang baru. Akan tetapi, Katy yang terkadang punya kelakuan super aktif selalu usil pada Pak Devan. Interaksi itu menjadi hiburan Evelyn sepanjang sore ini.

"Eve aku ke toilet dulu sebelum kita lanjut." gadis berambut ikal panjang itu meninggalkan mereka di meja tersebut.

Tidak terasa hari sudah malam. Kehadiran Pak Devan di depannya membuat Evelyn segan membuka ponsel untuk memberi kabar pada Baron bahwa dirinya akan pulang terlambat.

"Apakah kau teman dekat Katy?" Pak Devan membuka pembicaraan setelah beberapa waktu mereka diam.

"Benar Pak. Kita sudah berteman sejak pertama kali menginjakkan kaki di kampus. Kami memang bukan sahabat, tetapi semakin lama batin kami sudah saling terikat." jawab Evelyn seadanya.

Pak Devan mengangguk, " Kau pasti kewalahan menghadapi tingkahnya yang seperti anak kecil."

"Bagaimana mungkin? Aku bahkan senang berteman dengannya karena Katy selalu membuatku tertawa." gadis itu terkekeh saat mengingat tingkah absurd Katy.

"Mungkin hanya kau yang betah berteman dengannya." Pak Devan sambil menyeruput kopi pahit yang menciptakan rasa getir lidahnya.

Keduanya asik bicara, tanpa Evelyn sadari ponsel yang ada di tasnya yang sengaja diatur dalam mode diam mendapat panggilan masuk sedari tadi.

Baron mengerutkan keningnya seraya menatap tajam layar ponselnya. Ia baru saja pulang dari kantor dan tidak menemukan Evelyn di rumahnya. Di depan pria itu berdiri sepuluh orang pelayan dan penjaga rumah dengan wajah cemas. Mereka baru saja diintrogasi oleh Evelyn atas kepergian Evelyn yang tidak diketahui. Sedangkan Baron duduk di kursi dengan kaki bersila sambil mencoba menghubungi Evelyn. Tapi Evelyn mengabaikan panggilannya.

Baron merasakan deja vu ketika ia masih memiliki hubungan dengan Laura. Hubungan yang sudah berlangsung lama tidak menjamin kesetiaan seseorang, apalagi hubungan yang tidak jelas yang ia miliki dengan Evelyn.

Baron tidak akan membiarkan jika sampai hal itu terjadi lagi. Evelyn adalah batu permata berharga miliknya. Ia tidak akan tinggal diam jika sampai gadisnya disentuh oleh laki-laki lain.

Tidak ingin menunggu Evelyn lebih lama, Baron memerintahkan anak buahnya yang bekerja di perusahaan penyidikan untuk mencari keberadaan Evelyn. Selain menjalankan perusahaan ritel milik ayahnya. Saat ini Baron memiliki perusahaan intelegensi yang bergerak di bidang keamanan dan penyelidikan.

Perusahan itu sudah masuk dalam jajaran internasional, sehingga ketika ia memberi perintah, hanya dalam waktu lima menit mereka sudah mengirimkan hasilnya. Menemukan Evelyn bukanlah hal yang sulit jika gadis itu masih memegang ponselnya. Evelyn terpindai berada di sebuah kafe dengan laki-laki lain.

Baron mengetatkan rahangnya bercampur emosi yang hampir meledak.

1
Km Manik
kak belum ada lanjutanya y
Km Manik
kak kok belum ada lanjutanya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!