Eileen Gloria di hidupkan kembali setelah mengalami sebuah tusukan dari suaminya, Kenan Alexi De Evrot. Pria yang ia cintai menusuknya bahkan di saat universary pernikahannya.
"Seharusnya kau tidak hadir dalam kehidupan ini."
Satu kalimat itu membuat Eileen tercekat, ia menatap lembut pria tersebut.
Selama satu tahun dia mencintai pria yang berstatus suaminya meskipun dia harus menjadi istri kedua demi sahabatnya, namun yang di terimanyalah hanyalah pengkhianatan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sayonk, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 6
Kenan meneguk air ludah dengan susah payah. Detak jantungnya bahkan ia mendengarnya. Ia meraba dadanya, ia tidak boleh melakukannya tanpa Eileen sadari. Dia sudah berjanji untuk melepaskan Eileen. Dia menarik selimutnya dan memalingkan wajahnya.
Kenan hendak pergi namun lengannya di tahan. Ia perlahan menoleh.
“Jangan pergi, aku tidak nyaman.” Suara Eileen begitu merdu dan enak di dengar oleh Kenan.
Kenan menggenggam tangan Eileen dan hendak melepaskannya. Namun ia merasa suhu tubuh Eileen seakan menarik aliran tubuhnya. Sebagai seorang laki-laki Kenan tidak bisa menahannya. Dia perlahan menunduk dan bibirnya pun menempel erat sambil memejamkan kedua matanya. Rasanya sangat manis dan lembut. Aroma nafasnya terasa harum dan hangat. Dia membuka selimut yang menutupi tubuh Eileen.
Sebelah tangannya perlahan mengusap kulit putih mulusnya. Sambil mengabsen sudut bibirnya.
Eileen mengalungkan kedua tangannya. Kenan membuka pakaiannya dan dia pun kembali mencium Eileen, bibirnya mengabsen leher Eileen, perlahan menuruninya. Dengan lihai dia mengabsen kedua benda tersebut.
Dengan satu tanganya dia mengangkat tubuh Eileen hingga nyaman untuknya. Dia mengusap kaki kanan Eileen. Bendanya semakin aneh dan terasa tak nyaman.
"Hah ..." Eileen merasakan sesuatu di dalam tubuhnya. Rasanya sangat penuh dan sesak.
Kenan langsung menyerbu bibir indahnya. Dia ingin membuat Eileen merasa nyama.
Hosh
Eileen merasakan belaian seseorang membuatnya terbang di langit tanpa di sadarinya.
Perlahan Kenan membuat sebuah irama merdu, semakin lama semakin cepat hingga seluruh ruangan itu terasa hangat. Tubuhnya perlahan mengeluarkan keringat membentuk tetesan.
Dia terus mencium Eileen, wanita di bawahnya mengeluarkan suara merdu yang semakin keras.
"Eeem ..."
Kenan merasakan sesuatu yang sempit dan terasa menggelitiknya. Suaranya ia keluarkan semakin nyaring mengikuti alunan yang ia ciptakan.
"Hah..." Ia merasakan energinya terkuras habis. Dia membaringkan tubuhnya di samping Eileen. Menopang kepalanya dan tersenyum, ia berharap hari esok menjadi perubahan hubungannya dengan hubungan Eileen.
"Aku tidak ingin mengambil keuntungan dari mu, tapi kau istri ku Eileen." Dia mencium kening Eileen. Tangan kirinya memeluk perut Eileen. Dia memejamkan kedua matanya.
Ke esokan harinya.
Eileen merasakan sesuatu yang berat di dalam tubuhnya. Dia membuka kedua matanya dan mengerutkan keningnya. Sebuah angin berhembus menerpa pipinya, ia langsung menoleh dan seketika kedua matanya membulat melihat siapa yang berada di sampingnya.
"Aaaa .......!" teriak Eileen.
Kenan langsung beranjak dan melihat kanan kiri. Menyadari teriakan berasal dari Eileen. Ia bernafas lega, ia kira telah terjadi sesuatu. "Ei ada apa?"
"Kenapa kau ada di sini? Dan ...?" Melihat Kenan tak memakai apa pun. Dia melihat ke dalam selimut. Mulutnya menganga seakan tak percaya apa yang telah ia lakukan. "Aku mmm ..." Dia mencoba mengingat apa yang telah terjadi. "Kenapa bisa begini?"
Dia mengingat kecerobohannya, karena dirinya ia dan Kenan melakukannya, padahal selama ini ia mencoba untuk tidak menarik perhatian Kenan.
"Ei kenapa menangis?" tanya Kenan. Dia bingung dengan Eileen yang tiba-tiba menangis. "Apa aku menyakiti mu?"
"Jangan menyentuh ku Kenan. Aku membenci mu." Eileen menekuk kedua lututnya dan menunduk, dia menyembunyikan wajahnya.
Kenan merasa kasihan, dia tau apa yang wanita tersebut tangisi. Ini salahnya yang tidak mengontrol dirinya. "Ei, maafkan aku." Dia mengusap surai hitam milik Eileen. "Aku minta maaf karena aku ..."
"Anggap saja ini tidak pernah terjadi dan yang kita lakukan adalah kesalahan." Tegas Eileen.
Kenan mengepalkan kedua tangannya. Dia pun menyibak selimutnya dan berlalu meninggalkan Eileen.
Eileen mengusap kasar wajahnya. Kenapa ia bisa kecolongan. Di kehidupan sebelumnya ia dan Kenan melakukannya di sebuah hotel, sebeluk itu, Ketty bercerita bahwa dia sudah memasukkan obat untuk Kenan sedangkan ia dalam kesadaran penuh.
Selama Kenan melakukannya, pria itu selalu meminum sebuah obat. "Hah!" Dia menuruni ranjangnya dan berlalu ke dapur. Tadi malam ia meminum sebuah jus yang di berikan oleh Mery.
"Mery, aku ingin berbicara berdua dengan mu. Apa kau yang memasukkan obat ke dalam minuman ku?"
Mery menunduk takut. "Jawab Mery!"
Kenan yang ingin memanggil Mery, dia menghentikan langkahnya.
"Maafkan saya Nona, saya melakukannya. Nona tenang saja, semua yang saya lakukan nyonya Ketty mengetahuinya."
"Apa? Ketty?"
Ternyata di kehidupan ini dan kehidupan masa lalunya Ketty masih saja terlibat.
Kenan berbalik menuju ke kamarnya. Dia langsung menghubungi Ketty dengan wajah marah. "Ketty, aku jawab yang jujur, apa kau yang menyuruh memasukkan obat ke dalam minuman ku dengan Eileen?"
"Kenan aku melakukannya demi kita."
Kenan mengeraskan rahangnya. Ia merasa bersalah pada Eileen. Wanita itu telah menderita karena dirinya dan Ketty. "Kau tidak bisa melakukan seenaknya seperti ini Ketty."
"Sayang." Ketty meras takut, mendengarkan nada perkataan Kenan terdengar sangat jelas bahwa pria itu marah. "Sayang kau marah, maafkan aku. Aku melakukan semua ini demi kita."
Kenan menutup sepihak pembicaraannya. Dia keluar dari kamarnya dan melihat Eileen. "Dimana Eileen?"
"Nyonya keluar tuan," ucap seorang pelayan.
Kenan melihat motor Eileen keluar. Dia pun masuk ke dalam mobilnya dan membuntuti Eileen. Wanita itu pun menuju ke salah satu taman. Dia duduk menyendiri dan menatap kosong. Ia masih ingat dengan jelas saat Kenan menusuknya. "Apa aku pergi saja?"
Ia mengusap air matanya dan berusaha menenangkan diri. Ia harus memikirkan caranya pergi dari kehidupan mereka.
Kenan melihat Eileen, ia ingin menemui Eileen namun lengannya di tahan oleh seseorang. Kenan pun menoleh, kedua matanya menatap tajam seakan tak ingin berkedip, ia terkejut melihat seseorang yang berada di hadapannya.
"Kau!"
"Bagaimana kabar mu Kenan? Kau sudah berapa lama hidup dengan tenang." Pria itu pun menarik Kenan masuk ke dalam kursi belakang dan mencekik lehernya. "Kau begitu enak hidup bebas sedangkan aku, aku harus menderita. Betapa indahnya pernikahan mu dengan Ketty, seharusnya Ketty milik ku bukan milik mu."
"Lepaskan aku! Bukankah kau yang meninggalkan Ketty? kau yang tidak bertanggung jawab." Kenan meninju pria dia hadapannya.
Kenan berbalik mencekik pria di hadapannya. Pria di hadapannya tidak bertanggung jawab bahkan ia haris menikah dengan Ketty. "Kau mempermainkan Ketty."
"Aku? Kau yang melakukannya. Kau dengan sengaja menikah dengan Ketty. Kau merebut Ketty dari ku."
"Aku tidak pernah mempercayai mu, adik ku sendiri menusuk kakaknya."
"Kau, kenapa menyalahkan ku? Selama ini kau kemana saja?" tanya Kenan. Sudah bertahun-tahun kakaknya tidak pulang dan hilang entah kemana.
Pria yang di panggil Kakak dengan wajah yang sama itu langsung meninju pipi Kenan. Bukankah kepergiannya karena Kenan menikah dengan Ketty.
Sementara itu, di tempat parkir Eileen mendengarkan suara Kenan. Dia melihat sekelilingnya dan ia pun perlahan mendekati sebuah mobil. Ia tidak percaya Kenan berada di taman namun karena rasa penasarannya, ia ingin memeriksanya.
"Tidak mungkin Kenan mengikuti ku."
"Kau yang merebut Ketty dari ku."
Eileen menahan langkahnya, dia kembali berbalik dan mengintip di sudut mobil orang lain. "Apa? Kenapa ada dua Kenan?"
ei mndngan kmu kabur kmn gtu m ankmu SMA sama kamu