Vindra adalah menantu yang tinggal di rumah keluarga istrinya dan selama itu juga, Vin selalu mendapatkan hinaan dan di rendahkan karena kastanya yang rendah.
Namun suatu hari, tanpa sengaja ia mendapatkan batu permata dan mengaktifkannya kembali yang membuatnya memiliki kemampuan medis dan berhasil menyelamatkan seorang anak yang berada diambang Kematian. Berkat pertolongannya membuat Vin mendapatkan black Card yang mampu mengubah hidupnya.
Bagaimana kisah Vindra, Mengubah hidupnya dari menantu hina menjadi Penguasa tak tertandingi bersama batu permata dan keahlian Medis yang dimilikinya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dina Auliya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31. Menolong laki-laki tua
Risa menegur Asraf yang secara tiba-tiba memberi hormat kepada Vin, Laki-laki yang di pandang rendah itu.
"Apa yang kamu lakukan sayang? kenapa kamu membungkuk padanya? statusmu lebih tinggi darinya, seharusnya sebaliknya dia yang harus memberi hormat padamu," ucap Risa.
"Jaga ucapan mu. Jika kamu tidak tau apa-apa lebih baik kamu diam." Bentak Asraf, membuat keluarga Mateo terserak, melihat sikap Asraf yang begitu berani membentak putri bungsunya.
Risa yang kesal dan kecewa, meninggalkan Asraf begitu saja dan mengaduk kepada ibunya atas sikap Asraf.
"Hai kamu, berani sekali membentak adikku. Apa kamu ingin mati, dasar bajingan." bentak balik Mateo.
"Ajari adikmu, untuk bersikap sopan, Aku sedang bicara, tapi seenaknya dia menyela pembicaraanku." Saut Asraf membela diri, lalu mengabaikan Mateo.
Asraf ingin minta maaf, selagi ada kesempatan bertemu dengan Vin, atas perbuatan yang sudah dia lakukan sebelumnya.
" Tuan apakah anda sudah lupa dengan saya?" ucap Asraf yang meminta Vin untuk mengingat-ingat kembali.
Setelah beberapa menit berfikir, Vin baru ingat jika Asraf pernah memiliki masalah dengannya.
"Iya aku baru ingat," jawab Vin saat mengingat kembali siapa Asraf sebenarnya.
"Aku minta maaf tuan atas kejadian waktu itu, aku hampir kehilangan pekerjaan bahkan nyawa, Kerena sudah menghina tuan. Saat itu aku benar-benar tidak tau kalau sebenarnya tuan-"
"Cukup jangan dilanjutkan. Kamu sudah menyesali perbuatan mu. Tentu saja aku akan memaafkan. Dan seharusnya hanya karena ingin minta maaf padaku, sampai kamu membentak seorang wanita. Aku harap kejadian seperti ini jangan terulang lagi dan kamu harus minta maaf juga padanya dan berjanjilah kamu tidak akan membentaknya lagi,"ucap Vin.
"Aku janji tuan, tidak akan melakukannya kembali. Terimakasih tuan sudah memaafkan ku. Akhirnya aku bisa tenang juga."
Segera Vin melihat Arloji di tangannya dan sepertinya sudah malam.
"Sepertinya aku harus pergi,"ucap Vin lalu ia menghampiri Sifa dan mengulurkan tangannya untuk membawa Sifa pergi meninggalkan restoran tersebut.
Sifa yang mulai menyukai sikap Vin segera membalas uluran tangan Vin lalu menggegamnya. Mereka pun meninggalkan Restoran dan membiarkan keluarga Mateo terus menggerutu dan membicarakan mereka di belakang.
Mereka segera menuju ke mobil untuk pergi, namun saat hendak masuk, mereka mendengar seorang wanita berteriak meminta pertolongan.
"Tolong, Siapapun yang dengar, tolong bantu kakekku. Tolong selamatkan nyawanya." Teriak wanita itu dengan ketakutan karena kondisi kakeknya yang kritis, Wajahnya mulai menghitam dan hampir meninggal.
Mendengar ada yang minta tolong, Vin ingin mencoba membantu. Namun dengan segera Sifa menahannya.
"Vin jangan lakukan, kamu bukan dokter. Yang ada nanti kamu malah di salahkan mereka jika sampai orang itu meninggal. Aku tidak mau kamu mendapatkan masalah itu. Lebih baik kita pulang saja." Cegah Sifa yang kuatir jika Vin membantu malah akan membuatnya dalam masalah.
"Sifa aku tau kamu mengkhawatirkan aku, tapi aku tidak bisa tinggal diam membiarkan orang yang membutuhkan pertolongan aku abaikan begitu saja. Aku tidak akan tenang, jika aku tidak mencobanya." jawab Vin.
"Tapi Vin-"
Yanpa bicara, Vin melepaskan Arloji Sifa, padahal Vin juga memiliki Arloji.
"Untuk apa kamu mengambil jamku?" tanya Sifa protes.
"Aku hanya meminjamkannya sebentar. Nanti akan aku jelaskan alasanku meminjamnya." ucap Vin, lalu pergi untuk menghampiri wanita yang minta tolong tadi.
Vin mendekati laki-laki tua yang tengah terbaring di samping cucunya yang terus menangis minta tolong.
"Apa yang terjadi padanya?" tanya Vin. Sifa yang tak bisa meninggalkan Vin hanya bisa melihat apa yang akan dilakukanya.
" Aku tidak tau, tiba-tiba saja saat keluar dari restoran, kakek tiba-tiba roboh dan langsung seperti ini. Tolong selamatkan kakekku." Jawab wanita itu.
Vin memperhatikan sekujur tubuh kakek itu, lalu ia menggunakan cincin batu permata untuk memastikan. Vin memeriksa keadaan Kakek tersebut dan ia pun mengetahui jika racun yang ada dalam tubuh kakek tersebut sudah menyebar ke seluruh organ vital, dan jika tidak segera di selamatkan kemungkinan besar Kakek tersebut tidak akan bertahan lebih lama lagi.
"Ini tidak bisa di biarkan, terlambat sedikit saja maka fatal akibatnya." gumam Vin.
"Jika ingin menyelamatkannya, maka kamu harus mengikat racun yang ada di dalam tubuh itu agar tidak terus menyebar. Gunakan jarum perak untuk mengikat racun tersebut, dan kamu harus bisa membuatnya mengosongkan isi perutnya." Ucap batu permata itu, untuk membantu Vin.
Vin pun segera paham, dan segera mengambil jarum akupuntur yang dia miliki.
Kira-kira berhasilkah Vin menyelamatkan lelaki tua itu? lalu apa yang akan dilakukan Sifa saat Vin ingin mencoba mengobatinya?
To be continued ☺️☺️☺️