Kejora wanita yang memiliki sindrom bersin-bersin jika sedang berbohong layaknya sebuah cerita Pinokio, di undang ke sebuah pernikahan yang sangat mewah dan megah sebagai tamu VVIP tanpa tahu yang menjadi pengantin pria nya adalah atasan di tempatnya bekerja sekaligus pria yang selalu antipati terhadapnya.
Dan tanpa di duga oleh Kejora di tempat itulah ia terjebak dijadikan pengantin pengganti di saat mempelai wanita atasannya itu melarikan diri.
"Kenapa harus aku?" KEJORA
"Karena kau satu-satunya wanita yang tidak akan pernah bisa membuat aku jatuh cinta." MARS
Dua nama yang berada di tata Surya akankah bisa bersatu? Akankah Kejora bisa menaklukkan planet merah itu, di saat ada sebuah nama wanita lain di hati Mars sejak dulu? Apakah Mars tercipta untuk Kejora? Ataukah tercipta untuk wanita lain?
Jangan lupa follow aku dibawah ini
Ig mom_tree_17
Tik Tok Mommytree17
Ig mom_tree_17
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy tree, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 5
Sebenarnya Nadya mengetahui, kalau yang membuat kesalahan diruang Presdir adalah Tari. Tapi ia sengaja memarahi Kejora, hanya untuk melampiaskan kekesalannya. Karena tadi dia pun terkena teguran dari Tuan Tom, tangan kanan dari Tuan Mars. Dan sekarang, Nadya dengan sengaja menyuruh Kejora membuat air teh untuk tuan Mars. Karena dia ingin, Kejora terkena amukan dari tuan Mars. Sama seperti Tari dan juga dirinya.
"Kenapa kau diam saja?" Bentak Nadya, sambil menahan tawanya. Karena melihat Kejora yang ketakutan dan kebingungan.
"Aku, emm ... " Kejora menatap cangkir teh yang tadi dibuat oleh Tari, dan mengingat-ingat apa yang salah dari teh buatan sahabatnya.
"Kau itu bisa kerja tidak? Cepat buatkan minumannya!" Bentak Nadya.
"I-iya Bu." Dengan segera Kejora membuatkan minuman tersebut. "I-ini sudah jadi, Bu." Kejora menyodorkan minuman itu ke atas meja.
"Kenapa kau memberikannya padaku?"
"Eh iya, aku lupa." Kejora yang merasa bingung dan ketakutan, sampai lupa kalau teh itu untuk tuan Mars.
Dengan segera Kejora, membawa cangkir teh tersebut menuju ruangan tuan Mars.
"Masuklah ...!" Tom yang membuka pintu ruangan, menyuruh wanita tersebut untuk masuk.
Kejora yang ketakutan dan gugup, berjalan mendekati meja kerja tuan Mars. Dilihatnya tuan Mars, yang sedang sibuk dengan beberapa berkas ditangannya.
"Ini tehnya, tuan." Kejora meletakkan cangkir teh di atas meja, dan bermaksud untuk segera pergi dari ruangan tersebut.
"Anda disini dulu!" Tom menghentikan langkah Kejora.
Kejora menganggukkan kepalanya, menatap ke arah depan. Dan baru menyadari kalau sahabatnya, masih ada di ruangan tersebut. Tari terlihat sedang membersihkan karpet yang terkena noda air teh.
"Siapa yang membuat minuman ini?" tanya Mars, menaruh cangkir tersebut keatas meja.
"Aku, tuan." Jawab Kejora, dengan kepala yang menunduk.
"Rasanya biasa saja." Ucap Mars, dengan ekspresi datarnya.
"Mampus, bakalan kena damprat ini." Gumam Kejora, dalam hati. Dengan keringat dingin yang bercucuran di wajahnya.
"Tapi ... "
Mendengar kata tapi, membuat Tom dan Kejora langsung menatap kearah Tuan Mars.
"Tapi lumayan ... " ucap Mars, dengan suara datarnya.
"Lumayan atau enak, tuan?" tanya Kejora, lalu dengan segera menutup mulutnya. "Ya ampun, mulut ini. Tadi kentut yang keceplosan sekarang mulut." Gumam Kejora dalam hati, merutuki kesalahan yang diperbuatnya.
"Aku bilang lumayan, ya lumayan!" bentak Mars, menatap tajam pada karyawannya. "Dan mulai besok setiap jam sepuluh tepat, minuman teh untukku harus sudah ada di atas meja. Tidak boleh kurang dan tidak boleh lebih. Satu detik saja kau terlambat, maka aku akan memberikan hukuman!" perintah Mars, menatap kearah office girls tersebut. Dan lagi-lagi matanya bertubrukan dengan kedua mata pekat tersebut, dan dengan segera Mars mengalihkan pandangan matanya.
"Ba-baik tuan ... " Ucap Kejora.
"Tunggu apalagi? Cepat keluar!" Hardik Mars.
"I-iya tuan." Kejora berjalan menghampiri Tari.
"Aku bilang keluar ..!" Sentak Mars, saat melihat office girl itu berjalan ketengah ruangan.
"Aku ingin membantu temanku dulu, tuan! Apa boleh?" tanya Kejora.
Mars hanya diam tidak melarang dan tidak mengijinkan. Ia lebih memilih melanjutkan pekerjaannya, meneliti berkas-berkas yang ada di atas meja. Karena pekerjaannya jauh lebih penting dari apa pun.
Melihat tidak ada larangan dari tuan Mars, dengan memberanikan dirinya. Kejora membantu Tari membersihkan karpet mahal tersebut. Dan setelah selesai membersihkan, Kejora dan Tari permisi keluar dari ruangan.
"Tunggu dulu!" Tom menghentikan langkah kedua office girls, setelah mendapatkan perintah dari tuan Mars. "Mulai besok, dilarang keras menatap tuan Mars! Dan itu berarti, anda harus menundukkan kepala jika bertemu dengan tuan Mars." Ucap Tom, dengan ekspresi datarnya.
Kejora dan Tari saling menatap dengan wajah yang bingung.
"Berarti setiap kita berdua memasuki ruangan tuan Mars, harus menundukkan kepala?" tanya Kejora, ingin lebih memastikan. Karena perasaan dirinya, Tuan Tom hanya menatap kearahnya.
"Peraturan itu hanya untuk anda." Jawab Tom.
"Aku .." Kejora menunjuk dirinya sendiri.
Tom menganggukkan kepalanya, ia juga heran kenapa tuan Mars meminta hal yang aneh. Dan permintaan itu hanya khusus pada wanita yang seingat dirinya bernama Kejora.
"Tapi tuan, kenapa hanya -- " Perkataan Kejora terhenti, saat kakinya diinjak oleh Tari.
"Baik tuan, temanku sudah mengerti." Tari bergegas pergi dari ruangan tersebut, dengan menggeret tangan Kejora.