Menurut cerita para tetua, jika menjadi pendamping pengantin lebih dari 3 kali, akan sulit mendapatkan jodoh. Akan kah Lia mengalaminya??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Efelin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28
“ Kenapa dia nolak Dava? “ tanya papa Wira.
" Dia trauma punya hubungan dengan orang yang status sosialnya lebih dari keluarganya. Keluarganya hanya keluarga biasa saja, orang tuanya hanya karyawan biasa. “ jelas mama Wina.
“ Terus apa Dava tetap ingin menjalin hubungan dengan wanita itu? “ tanya papa Wira.
“ Putramu itu nampaknya cinta banget. Dia sampe galau karna di tolak. “ ujar mama Wina.
" Terus bagaimana menurut mama? " tanya papa Wira.
" Aku akan mencari tahu dulu siapa sebenarnya wanita itu. Jika tidak ada yang menjadi kendala, aku akan merestuinya. Menurut papa gimana. " ucap mama Wina.
" Kalau menurut mama itu baik, aku ikut saja, karna biasanya felling ibu lebih kuat. " ucap papa Wira.
" Bilang aja papa akan tanya langsung sama Bara soal sekretarisnya itu. " ucap mama Wina.
" Enggak la, nanti takut jadi heboh. Aku akan tetap dukung apa keputusan mama karna itu demi kebahagiaan anak kita. " ucap papa Wira.
Kemudian mama Wina menelepon Evan, asisten Dava.
" Iya tante, apa kabar. " ucap Evan menjawab telpon mama Wina.
" Tante kabar baik, Van. Apa boleh tante minta tolong sama kamu? " tanya mama Wina.
" Dengan senang hati Evan akan bantu, tante. Evan akan lakukan sebisanya. Ada apa kira-kira, tante. " kata Evan.
" Apa kamu kenal dengan wanita yang akhir-akhir ini dekat dengan Dava. " tanya mama Wina.
" Oh..itu, tentu kenal, tante. Si bidadari yang sudah membuat Dava apel tiap jumat sore ke PT. Anugrah. " jawab Evan sambil tertawa kecil.
" Tiap jumat sore, maksudnya apa? " ucap mama Wina.
" Eh..kok malah keceplosan, maaf tante, saya takut di marahi Dava kalo bocor soal ini. " ucap Evan.
" Tante jaminannya. Jelaskan maksudnya tadi. " perintah mama Wina.
" Baik tante. Maksudnya, sudah beberapa bulan ini, Dava mendekati wanita itu. Jika biasanya anak muda malam mingguan, tapi Dava selalu ke tempat wanita itu bekerja, setiap jumat sore, hanya makan malam, terus pulang. Begitu tante. " jelas Evan.
" Oh...begitu. Bisa kamu kirim ke tante info tentang wanita itu, jika bisa secepatnya. " pinta mama Wina.
" Bisa tante, saat ini akan Evan kirim karna Evan sudah menyelidikinya tempo hari atas permintaan Dava sebelum ia mendekati wanita itu. Segera Evan kirim ke email tante. " ucap Evan.
" Terima kasih ya, Evan. Kamu juga jangan lupa cari pasangan, jangan ikutan seperti Dava. " ucap mama Wina.
" Baik tante, terima kasih atas perhatiannya. " ucap Evan menutup telponnya.
Tak lama, ada notifikasi pada ponsel mama Wina. Sejenak mama Wina membaca dengan seksama segala info yang di kirimkan Evan tentang Lia padanya.
Kemudian ia memberikan ponselnya pada papa Wira.
" Coba papa baca ini, biar kita bisa sama-sama cari jalan keluar masalah hati anak muda yang sedang galau. " ucap mama Wina yang menyodorkan ponselnya pada papa Wira.
Papa Wira pun membacanya dengan seksama. Mencermati satu per satu info itu.
Setelah selesai membaca info itu, papa Wira bertanya pada mama Wina,
" Menurut mama gimana? "
" Kalo mama sih ok ok aja, gak ada masalah. Karirnya bagus, anaknya pintar, cantik. Tempo hari waktu di pesta Betty, mama ada sebentar berbincang dengannya, tutur katanya sopan. Jika hanya masalah status sosial keluarga, itu hanya rejeki saja. " ucap mama Wina.
" Kalo papa berpendapat sama. Yang penting mereka sama sama saling mencintai, bisa saling melengkapi. " ucap papa Wira.
“ Karna penyebabnya adalah keraguan orang tua, besok aku rencana akan menemui wanita itu. “ lanjut mama Wina.
“ Apa kamu yakin akan melalukan itu, ma? “ tanya papa Wira.
“ Aku senang putraku jatuh cinta. Jadi aku pengen tahu lebih jelas seperti apa wanita yang sudah membuat putraku galau. Jika mereka saling mencintai dan tidak ada yang perlu dipermasalahkan, aku akan memberi restu. Apa papa setuju? “ ucap mama Wina.
“ Apa yang terbaik menurutmu, aku ikut saja. Yang pasti Bara akan menunjuk orang yang kompeten untuk menjadi sekretarisnya. “ jawab papa Wira.
Mereka selama ini tidak pernah membatasi pertemanan anak-anak mereka karna status sosial. Bagi mereka, semua manusia sama, hanya rejeki saja yang berbeda tiap orangnya.
Jumat sore, seperti yang direncanakan oleh mama Wina, ia mendatangi Lia di kantornya. Dia ingin mengenal Lia lebih dalam demi kebahagiaan putranya.
“ Sore mbak, bisa ketemu dengan Lia, sekretarisnya pak Bara. “ sapa mama Wina pada resepsionis.
“ Maaf, dengan siapa ibu? “ tanya resepsionis.
“ Saya dengan Wina, bilang saja mamanya Dava. “ jawab mama Wina.
“ Baik bu, tunggu sebentar ya. “ ujar resepsionis.
Kemudian resepsionis menghubungi Lia.
“ Mbak Lia, ada ibu Wina, mamanya Dava, mau ketemu mbak. “ kata resepsionis.
Jantung Lia seakan berhenti seketika ketika mendengar mama Dava ingin bertemu dengannya.
“ Ya Tuhan, apa lagi ini. Aku kan selama ini hanya berteman saja dengan Dava, tidak lebih. Aku sudah menolak perasaan Dava padaku walau ku rasa aku juga mencintainya. Kenapa mama Dava ingin menemui ku ya? Apa ini akan lebih menyakitkan karna sampai mencariku ke kantor. “ tanya Lia dalam hati.
“ Baik mbak, terima kasih atas infonya. Tolong minta tunggu di ruang tamu ya. “ ucap Lia kemudian.
Dengan hati berdebar dan pikiran yang kacau, Lia beranjak menemui mama Wira di ruang tamu.
“ Sore ibu. “ sapa Lia ketika masuk ke ruang tamu sambil mengulurkan tangannya untuk bersalaman dengan mama Wina. Lia menyambut dan mencium tangan mama Wina.
“ Sore cantik, kamu Lia kan? “ tanya mama Wina.
“ Iya ibu, saya Lia. “ ucap Lia sambil mempersilahkan mama Wina untuk duduk.
Walau hati dan pikirannya sedang risau, tapi Lia mencoba untuk tetap tersenyum.
“ Saya mamanya Dava. Kamu kenal Dava kan? “ tanya mama Wina.
“ Iya ibu, saya kenal dengan pak Dava. Maaf sebelumnya, ada apa ya? Jika ada masalah pribadi yang mau dibicarakan, tanpa mengurangi rasa hormat saya, ada baiknya bisa di bicarakan setelah jam pulang kantor. “ ucap Lia.
“ Baik, tante rasa itu ide yang baik, agar kita lebih bebas ngobrolnya. Nanti tante tunggu di kafe depan ya, bilang aja atas reservasi ibu Wina. Tante tunggu ya. “ ujar mama Wina lalu bangkit dan mereka keluar menuju lobi.
Lia kembali ke dalam menuju mejanya. Sambil berjalan, dalam hati ia bertanya, apa maksud mama Wina menemuinya. Ia harus menyiapkan mental untuk menerima sesuatu yang mungkin tidak sesuai dengan keinginannya.
Ketika jam pulang kerja tiba, Lia segera membereskan mejanya, ia akan menemui mama Wina.
" Aku harus kuat apapun yang akan terjadi. " Lia meyakinkan dirinya bahwa semua akan baik-baik saja.
Kemudian ia pergi ke kafe Pelangi seperti permintaan mama Wina. Setibanya di kafe Pelangi, ia menanyakan reservasi atas nama mama Wina pada resepsionis. Resepsionis pun mengantar Lia ke ruang VIP yang telah di pesan mama Wina.