Masa lalu membuat Sapphira Mazaya membenci suaminya. Namun, demi kedua buah hatinya, ia terpaksa menikah dengan Kaivandra King Sanjaya, ayah dari kedua anak kembarnya.
Kaivan melakukan berbagai cara hingga Sapphira mau menjadi istrinya. Rasa tanggung jawab atas hadirnya sepasang anak kembar yang baru ia ketahui tujuh tahun kemudian membuat ia harus rela hidup dengan kebencian dari perempuan yang kini berstatus sebagai istrinya.
Akankah Kaivan mampu merubah rasa benci di hati Saphira padanya menjadi cinta kembali seperti di masa lalu? Serta memberikan kebahagiaan yang bukan sekedar sandiwara untuk kedua putra dan putrinya?
Happy reading 🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sasa Al Khansa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SYKB 20 Melanjutkan Rencana?
Suami Yang Ku Benci (20)
Kaivan baru selesai dari pertemuannya. Ia sudah ada di tempat parkir saat seorang perempuan tiba-tiba langsung mendatanginya. Tanpa aba-aba langsung mencium pipi Kaivan dan memeluknya.
Brukkk
" Kurang ajar!!!," Kaivan mengeluarkan sapu tangannya dan mengusap pipinya yang berhasil di c1um Jeni.
Ia menatap tajam wanita yang kini mengaduh kesakitan di atas aspal karena dorongannya.
" Kamu tega padaku, Van," lirih Jeni sambil berusaha berdiri dan mengusap bagian tubuhnya yang sakit.
" Jangan pernah lakukan hal menjijikan seperti ini lagi." geram Kaivan dengan nada menghunus tajam.
Jeni sempat menciut saat melihat tatapan Kaivan. Tatapan yang belum pernah ia lihat sebelumnya.
" Aku hanya ingin kita seperti dulu,Van. Aku masih sangat mencintaimu. Aku minta maaf," Walaupun hatinya ketar-ketir, Jeni berusaha tenang. Ia tidak boleh sampai ketahuan terintimidasi.
Sudah sejauh ini. Tak boleh ada kata menyerah.
" Jangan membual." sinis Kaivan.
Ia tidak pernah bersikap kasar secara sadar pada perempuan sebelum ini. Tapi, Jeni membuatnya berada di ambang batas kesabaran.
" Kita bisa memperbaiki semuanya. Aku tidak akan mengecewakanmu lagi jika kamu memberiku kesempatan," jelas Jeni tak tahu malu.
Kaivan terkekeh. Ia menggelengkan kepalanya menatap wanita di hadapannya dengan rasa tak percaya. Dengan tak tahu malunya meminta kesempatan sementara kondisinya sudah berbeda sekarang.
" Tidak ada kesempatan bagimu. Walaupun seorang pengkhianat bisa bertaubat, tapi aku tidak akan memberi kesempatan itu.
Sadarlah posisimu. Kamu sedang mengejar laki-laki yang sudah beristri."
"Aku tidak masalah jadi yang kedua. Siri pun tak apa,".
Kaivan sampai melongo tak percaya. Bagaimana bisa Jeni merendahkan dirinya sendiri.
Sangat berbeda dengan Saphira. Sudah jelas-jelas membesarkan anaknya, tapi ia tak mau menerima pertanggungjawaban darinya. Jika bukan dengan cara licik, mereka mungkin tidak akan menikah sampai saat ini.
" Aku sudah memiliki wanita hebat. Istri sekaligus ibu dari anak-anakku. Dibandingkan denganmu, dia lebih di atasmu,"
Kaivan sebenarnya ingin meninggalkan begitu saja Jeni disini, tapi ia pun tak mau kalau Jeni sampai menjadi duri dalam pernikahannya jika tidak di selesaikan sekarang juga.
" Kamu hanya merasa bertanggung jawab padanya. Dia melahirkan anakmu."
Kaivan menatap tajam Jeni. Namun, ia masih mencoba mengontrol emosinya.
" Aku mencintainya. Jika aku tak mencintainya, mana mungkin aku membuatnya kembali hamil anakku,"
Jeduarr
Tubuh Jeni mematung.
Hamil? Saphira hamil lagi anak Ivan?. Batin Jeni tak percaya.
" Aku peringatkan kamu untuk tidak menggangguku ataupun Saphira. Jika kamu masih mencoba mengusik kami, aku tidak akan tinggal diam. Jangan kamu kira aku tidak tahu alasanmu datang padaku.
Karirmu hancur karena perselingkuhan. Lantas saat tahu aku bisa kamu manfaatkan kamu datang padaku."
Jeni terkejut dengan penuturan Kaivan.
" Aku tidak bodoh seperti dulu, Jen. Jika dulu aku akan melakukan apapun karena mencintaimu. Maka, kini aku akan melakukan apapun demi wanita yang kucintai. Yaitu Saphira. Kamu tidak akan tahu apa yang bisa aku lakukan.
Menambah hancur reputasimu sebagai publik figur pun aku bisa. Aku masih memiliki video panas kamu dan laki-laki itu," bisik Kaivan pelan namun membuat Jeni tak bisa berkutik.
Saat ini saja karirnya meredup. Jika ada sk@ndal lagi. Tamatlah riwayatnya. Ia mungkin tidak bisa lagi masuk ke industri hiburan.
Kaivan langsung masuk mobilnya dan tancap gas setelah memberi ancaman pada Jeni.
Sementara Jeni masih bingung. Haruskah ia melanjutkan rencananya atau tidak?
...******...
Azzura masih berada di rumah orangtuanya menemani Saphira.
" Kak Phira bagaimana rasanya menjadi seorang ibu?," tanya Azzura entah kenapa ia bertanya seperti itu.
Melihat si kembar rasanya ia juga ingin memiliki anak kembar.
" Luar biasa," jawab Saphira singkat. Ia tak bisa menggambarkannya.
Yang pasti Shaka dan Shila adalah anugerah baginya. Mereka lah yang menjadi alasan ia masih bisa berdiri tegak sampai saat ini.
" kak..."
" umur kita sama. Rasanya aneh di panggil kakak," ucap Saphira.
Azzura terkekeh. " Tapi, kakak itu kakak iparku. Sama kak Ivan saja aku manggil kakak. Sekalipun kita kembar. Itu yang di ajarkan Bunda dan ayah."
Saphira manggut-manggut.
Ayah dan ibu mertuanya memang sangat luar biasa. Ia bahkan mengidolakan keduanya. Mereka tampak harmonis dalam keadaan apapun.
" Sudah punya calon?," tanya Saphira.
Azzura membuatnya nyaman. Ia semakin merasa di terima di keluarga ini. Jadi, ia pun ingin mengenal lebih dekat saudara kembar suaminya ini.
" Hehe belum. Mau nikung jalur langit tapi, aku ragu," Azzura tersenyum miris.
Bagaimana tidak, ia menyukai laki-laki yang sudah akan menikah dengan perempuan lain.
Mau meminta di sepertiga malam, tapi entah kenapa ia ragu.
" Rumit ya jadi aku," Azzura tersenyum kecut
Saphira hanya menatap iba.
" Kalau jodoh, pasti tidak akan kemana kan?," Saphira mencoba membesarkan hati adik iparnya ini.
" Ya. Tapi, sepertinya aku tidak akan memaksa agar berjodoh."
Azzura tidak menjelaskan alasannya. Tapi, yang pasti ia akan menghapus perasaannya yang salah ini.
" Oh iya, kak. Kakak sudah memaafkan kak Ivan?," tanya Azzura penasaran.
" Entahlah. Hanya mencoba untuk berdamai dengan keadaan. Banyak yang sering bilang agar hati tenang, kita harus berdamai dengan masa lalu. tapi, kenyataannya tidak semudah berkata-kata.
Tapi, melihat kesungguhan Ivan selama ini. Bagaimana anak-anak juga bahagia bisa bertemu ayahnya juga keluarga dari ayahnya. Rasanya aku harus bisa memaafkannya,"
Azzura menyentuh tangan Saphira.
" Aku tahu, kak Ivan salah. Dia juga mengakui itu pada kami. Bahkan menerima begitu saja saat ayah memukulnya dan kami mencacinya."
Azzura tersenyum sebelum melanjutkan ucapannya. " Itu juga pertama kalinya aku marah padanya. Padahal, aku tak seberani itu biasanya. Tapi saking kesalnya aku bahkan membentaknya.
Sosok yang aku kagumi ternyata bisa melakukan kesalahan sefatal itu. Namun, kini aku sadar. Tidak ada manusia yang sempurna. Begitupun saudara kembar ku itu. Tapi, sebaik-baiknya manusia adalah ia yang bertaubat atas kesalahan yang pernah ia perbuat. Aku melihat itu pada Kak Ivan,"
Saphira manggut-manggut.
" eh, tapi aku masih tak menyangka kakak itu yang waktu dulu ada di nikahan Tante Reina..."
Mereka pun kembali membahas masa kecil. Satu momen yang hanya sebentar mereka alami tapi sangat berkesan bagi orang tua mereka. Termasuk Mereka sendiri sekalipun ingatan tentang hari itu tak utuh.
Tawa terdengar hingga seorang laki-laki datang memperhatikan keduanya.
Untuk pertama kalinya ia melihat tawa istrinya lagi. Tawa tanpa kepalsuan. Ia berharap Saphira bisa kembali seperti dulu. Menjadi pribadi yang ceria bukan perempuan penuh permusuhan dan dendam.
Kaivan pergi ke kamarnya setelah melihat istri dan kedua anaknya dari kejauhan.
Sementara Saphira melanjutkan dengan mengecek ponselnya saat Azzura kembali mendekati si kembar dan bermain bersamanya.
Deg
Jantung Saphira terasa sesak melihat foto yang dikirim seseorang padanya. Tangannya bahkan meremas ponsel miliknya.
TBC
lanjut thor