Mila Agatha telah menjalani 11 tahun pernikahan penuh dengan cinta dari suaminya, namun tidak ada rumah tangga tanpa ujian. Pernikahan yang ia jalani terasa hampa tanpa kehadiran seorang anak di antara mereka, berbagai macam cara sudah ia lakukan namun nihil.
Hingga suatu hari ia harus menerima suatu kenyataan pahit yang membuatnya begitu terluka.
Akankah Mila sanggup untuk melewati ujian pernikahan yang ia jalani?
Yuk ikuti kisahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon QueenMama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 5
Sungguh Mila tidak sanggup menerima semua kenyataan. Bahwa suami yang selalu ia banggakan karena kasih sayang dan kesetiaan nya, kini mempunyai istri lain yang sedang mengandung anak dari suaminya.
Tak hanya itu bahkan suaminya begitu tega melukai hati dan fisik Mila secara bersamaan demi membela istri keduanya.
"Apakah waktu sebelas tahun itu tidak berarti apapun bagimu mas" Mila mulai terisak. Dengan hati dan perasaan yang begitu kacau Mila pun mengendarai mobilnya sampai di rumah yang selama ini menjadi saksi bisu perjalanan cinta mereka.
Mila menatap nanar pada rumahnya. Deraian air mata pun kininmengalir deras di pipinya, hatinya terasa begitu hancur menerima semua kenyataan ini. Bahkan langit pun seperti merasakan apa yang Mila rasakan saat ini.
Hujan pun turun dengan begitu derasnya. Seakan alam pun tahu dengan kesedihan yang mila alami saat ini. mila berteriak histeris memukuli dadanya sendiri melepaskan rasa sesak yang ada di dalam hatinya.
"Aku tidak mandul aku norma, aku tidak mandul. Kenapa mereka selalu menghina kekurangan ku dan mengapa suamiku sendiri pun tega menghianati aku. Dia bahkan tidak memikirkan perasaanku saat mengatakan aku mandul dan wanita tidak normal. " Tangisnya pun pecah Mila meluapkan emosi yang ada di dalam hatinya.
"Tidaaaaakkk aku tidak mandul, aku pasti bisa hamil. Hanya saja Alloh belum mempercayakan nya kepada ku" Teriak Mila di tengah derasnya air hujan.
Satu jam sudah Mila berada di bawah guyuran air hujan, duduk di tanah meluapkan semua emosi yang ia simpan selama ini. Setelah hatinya terasa begitu lega barulah Mila masuk ke dalam rumahnya untuk mengganti pakaian yang sudah basah.
Setelah selesai Mila duduk di ranjang nya menatap sendu ke arah ranjang yang biasa di tempati oleh Hendra suaminya.
"Kenapa aku tidak pernah tahu penghianatan mu dari awal mas. Mengapa aku seakan buta tidak melihat kesalahan apapun yang sudah kau sembunyikan dari ku selama ini."
"Apakah kau tidak merasa bersalah saat untuk pertama kalinya kau menghianati pernikahan yang sudah kita jalani selama sebelas tahun ini?" Air mata Mila pun luruh kembali saat mengingat apa yang sudah Hendra katakan padanya saat beberapa jam yang lalu di kediaman Bu Isna.
"Bahkan kau tega mengatakan aku tidak normal di depan orang lain mas." Mila pun menutupi wajahnya dengan kedua tangannya.
Mila kini menatap pantulan dirinya di cermin, wajahnya sedikit kusam karena tidak pernah ada waktu untuk merawat dirinya sendiri.
Karena Mila selalu sibuk dengan pekerjaan rumah dan mengurus usaha online yang ia jalani selama ini. Demi mendapatkan uang tambahan, untuk memenuhi biaya keperluan rumah dan cicilan mobil, dan semua itu tidak di ketahui oleh Hendra suaminya karena hanya mengandalkan gaji karyawan seperti Hendra tidak akan cukup untuk itu semua.
Karena Mila berpikir ingin membantu meringankan beban suaminya tanpa harus keluar dari rumah, dan membantah keinginan Hendra agar Mila tetap di rumah dan menunggunya kembali dari kantor. Saat Mila menatap pantulan wajahnya di cermin. Tiba-tiba ia mendengar suara pintu yang terbuka dan tertutup dengan sedikit keras.
Mila pun menyeka air matanya dan melihat siapa yang datang, dengan langkah pasti Mila pun keluar dari kamarnya dengan wajah sembab karena terlalu banyak menangis.
Saat di ambang pintu ia melihat suaminya kini berjalan bergandengan tangan dengan wanita yang menjadi istri kedua nya, masuk ke dalam rumah dengan membawa dua koper besar.
"Mas kenapa kau membawa wanita itu kerumahku." Teriak Mila sambil menunjuk ke arah wanita yang menjadi madunya kini. Emosi yang beberapa menit lalu padam, kini mulai memanas kembali saat Mila melihat tangan Hendra merangkul pinggang Diana dengan sangat mesra di hadapannya.
"Sudahlah Mila ini rumahku juga kau jangan begitu dia juga sama istriku sama seperti mu, Diana juga berhak atas rumah ini." Ucap Hendra dengan sedikit melembutkan suaranya.
"Aku tidak sudi satu rumah dengan wanita jal**ng itu" Tunjuk Mila pada wanita yang berdiri di samping suaminya.
Hendra menghela nafas panjang dan menghampiri Mila mencoba untuk membujuknya. "Mila diana sedang mengandung anakku, aku harap kamu bisa menerima kenyataan ini. Mila mengertilah sayang aku mohon padamu." Bujuk Hendra sambil memegang tangan Mila. Namun dengan cepat Mila pun menepisnya, Mila sudah tak sudi lagi di pegang oleh Hendra.
"*K*au bahkan tidak meminta maaf atas apa yang kau lakukan padaku di rumah ibu mu, sungguh aku tidak mengenal Hendra yang saat ini berada di hadapanku." Gumam Mila dalam hati sambil menahan sesak dalam dadanya.
"Aku tidak mau." Ucap Mila singkat.
"Mila tolonglah jangan membuat kesabaran ku habis" Hendra sedikit menekan kata-kata nya.
"Baiklah kalian boleh tinggal di sini."
Hendra pun tersenyum lega mendengar ucapan istri pertama nya, Hendra berharap bahwa istri pertama dan kedua nya bisa akur dan membesarkan anaknya bersama-sama dengan damai di rumah itu.
Mila pun ikut tersenyum saat melihat Hendra begitu bahagia dengan jawabannya barusan, Mila pun kini menatap tajam ke arah suaminya.
"Tapi ceraikan aku dulu. Setelah itu barulah kau bebas melakukan apapun yang kau suka." Ucapan mila pun langsung membuat senyuman Hendra memudar. Hendra langsung mengepalkan tangannya karena marah.
"Sampai kapan pun aku tidak akan pernah menceraikan mu Mila."
"Kamu egois mas." Air mata nya pun kembali menetes di pipinya.
"Kamu yang egois Mila kamu tidak pernah mengerti perasaan ku. Vobalah mengerti Mila aku ini pria dewasa aku hanya ingin memiliki keturunan saja lalu dimana letak kesalahan ku" Hendra pun berlutut di hadapan Mila dengan wajah sendunya.
Melihat Hendra yang seperti itu membuat Mila Juga ikut merasakan kesedihan yang hendra rasakan, namun Mila juga tidak bisa membenarkan perbuatan yang di lakukan oleh Hendra padanya. Mila akan memaafkan semua kesalahan dan kekhilafan suaminya yang lain namun tidak untuk sebuah perselingkuhan, Mila tidak sudi jika ia di poligami.
Sedangkan Diana hanya menatap sinis ke arah suami dan istri pertama nya sedang beradu mulut di tempat yang tak jauh darinya, karena merasakan kakinya pegal Diana pun duduk di sofa sambil menyaksikan drama live di hadapannya dengan senyum mengembang.
"Sepertinya sedikit kurang bumbu." Ucap Diana lalu berjalan dengan anggun ke hadapan suami dan madunya.
"Sayang aku lelah, dimana kamarku aku ingin beristirahat." Ucap Diana dengan manjanya.
"Baiklah sayang ayo ikut aku" Hendra pun mengajak Diana ke kamar tamu untuk sementara waktu.
Hendra mengecup lembut kening Diana, lalu Diana pun mengecup bibir Hendra dan sedikit ******* nya tepat di hadapan Mila tanpa memikirkan perasaan Mila saat ini.
Mila yang merasa sangat panas dan cemburu langsung membanting pintu kamar nya dengan sangat keras, membuat Hendra tersadar dari perbuatannya.
"Dasar wanita bar-bar tidak tahu sopan santun." Geram Diana sambil memegangi dadanya karena terkejut.
"Sudahlah sayang ayo kita kekamar kita, biarkan Mila memikirkan dimana letak kesalahannya saat ini." Hendra pun menggendong istri keduanya ala bridal style dan melanjutkan apa yang harus mereka lakukan saat ini.
bersambung
suami mu itu sedang berbulan madu
aduhh/Facepalm//Grimace/