Alex.. Menikahlah dengan Denada, Berjanjilah ! Jaga Denada, sayangi Denada, lindungi Denada, perlakukan Denada seperti kamu memperlakukanku. Deswita Jovanka
Kenapa, Kenapa kamu memberikanku pilihan yang terberat dalam hidupku... sampai kapanpun tidak akan ada wanita yang bisa menggantikan posisi kamu di hatiku, sekalipun dia adalah kembaranmu. Alexander Harison Galaxi
Tidak kak, aku tidak mau menikah dengan pria yang tidak ku kenal, terlebih aku sudah punya kekasih. Denada Jovanka
Pernikahan yang terjadi tanpa cinta itu, apakah berlangsung lama atau hanya akan bertahan seumur jagung saja ?
Yang penasaran dengan ceritanya, langsung saja kepoin ceritanya disini yuk.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bilqies, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Terluka Kembali
🌷Mansion Alex Harison Galaxi🌷
Di sebuah kamar mewah yang begitu luas, tampak seorang wanita yang sedang duduk di depan meja rias, wanita itu merias dirinya dengan berbagai alat kecantikan yang sudah tertata rapi di atas meja rias, dia sedikit memoles wajah putih mulusnya dengan pelembab, dan di taburi bedak padat, tak lupa juga wanita itu memakai eyeliner, eyeshadow, pensil alis, maskara, dan sentuhan terakhir sebuah liptint di bibir mungilnya, wanita itu tak lain adalah Denada. Kemudian kedua tangannya berpindah pada surai panjangnya yang sengaja di gerai lurus, dia merapikan surai panjang yang berwarna hitam pekat, Denada memakai sebuah dress yang telah Alex belikan di butik Mommy Sherly untuknya, pada saat berkunjung ke Mansion Opa Harison.
Denada terlihat begitu cantik dan elegan dengan penampilan yang berbeda, memberi kesan natural dan riasan yang tidak mencolok, apalagi dengan balutan dress yang melekat indah di tubuhnya, sederhana namun begitu anggun saat dia pakai saat ini. sempurna, satu kalimat yang dia ucapkan untuk penampilan nya hari ini.
Denada berjalan keluar dari kamarnya, dia menapakkan kakinya menuruni anak tangga satu persatu, tak disangka di meja makan sudah ada Mommy Sherly yang sengaja datang ke mansion Alex, tanpa memberitahu terlebih dulu. Semua mata memandang pada Denada yang terlihat begitu beda dari biasanya, ternyata di meja makan sudah ada Mommy Sherly, Eva, dan juga Alex yang sudah menunggunya di meja makan.
Setelah hampir satu Minggu, tidak bertemu dengan sosok pria yang sudah membuat hatinya resah, kini Denada bisa menatap kembali wajah pria itu, seketika raut wajahnya membentuk sebuah lengkungan manis di bibirnya, entah hal apa yang ada di benaknya saat ini. Denada menarik kursi kosong tepat di samping Alex, tapi Alex masih tetap terlihat cuek, seakan tidak peduli dengan keberadaan Denada di sampingnya yang terlihat begitu cantik.
"Selalu saja terlambat, sepertinya sudah jadi kebiasaan untukku yang harus menunggu Tuan putri dulu sebelum makan," cibir Eva kesal menatap ke arah Denada.
"Eva! Kau tidak pantas berbicara seperti itu pada menantuku!!" bentak Mommy Sherly menatap tajam ke arah Eva.
"T-tapi kak..."
Belum sempat Eva melanjutkan perkataannya, tiba-tiba Mommy Sherly menyela ucapan Eva, sontak membuat eva tersentak kaget dengan apa yang Eva dengar.
"Cukup Eva! Kalau kau masih ingin tetap tinggal di mansion Alex, tolong jaga ucapanmu itu!! kalau tidak, aku akan mengusirmu dari mansion putraku!!" kecam Mommy Sherly, sedikit menaikkan suaranya.
"Maaf Tante, Aku tadi..."
"Eeheeem..!" Alex berdehem, memberi isyarat agar tidak ada lagi perdebatan.
Mereka pun tampak menikmati sarapan nya masing-masing tanpa bersuara, terciptalah suasana hening di meja makan, hingga makan pun selesai.
Setelah selesai makan, Eva pergi untuk urusan salon miliknya yang berada di mall XX, sedangkan Mommy Sherly hendak pergi ke butik miliknya untuk mengecek berbagai macam pakaian disana, tapi sebelum nya tadi pagi Mommy Sherly sengaja mampir ke mansion putra nya dulu, untuk memberitahu perihal pertunangan putri dari adik Mommy Sherly.
"Alex, kenapa kau tidak pernah mengajak Denada untuk mengunjungi Mommy dan Daddy di Mansion? Semenjak kau menikah, kau telah lupa pada Mommy mu ini," raut wajah Mommy Sherly berubah menjadi sendu, seakan mewakili hati dan perasaannya saat ini.
"Maaf Mom, setiap kali aku mengajak Denada, akan tetapi... Dia kerap sekali menolaknya dengan beralasan sibuk," jawab Alex santai.
Denada membulatkan kedua bola matanya setelah mendengar apa yang telah di ucapkan oleh Alex pada Mommy Sherly, Denada tidak menyangka bahwa Alex akan berbicara seperti itu, dengan menjelekkan namanya tepat di hadapan Mommy Sherly.
"Ya sudah jangan bahas itu lagi, Mommy datang kesini untuk menyampaikan undangan dari Tante Miranda, Minggu depan Sarah akan bertunangan dengan putra sahabatnya, dia putra tunggal dari keluarga Wesley dan seorang pengusaha sukses juga," terang Mommy Sherly.
DEG!!!
Seketika Denada tersentak kaget, mendengar apa yang Mommy Sherly katakan barusan, sebuah nama yang mengingatkan Denada pada sosok pria yang sudah lama dia rindukan.
"Mommy harap kalian bisa hadir di acara pertunangan Sarah," pinta mommy Sherly, menatap Alex dan Denada secara bergantian.
"Aku tidak bisa janji Mom, apakah aku bisa datang atau tidak, nanti aku kabari lagi," sahut Alex dengan wajah datarnya.
"Baiklah, kalau begitu Mommy pamit dulu. Denada.. Mommy harap kamu bisa datang di acara pertunangan nya Sarah ya sayang."
"Dena usahakan Mom," jawab lembut Denada menampilkan senyum manisnya pada Mommy Sherly.
Tinggal Alex dan Denada berdua yang berada di meja makan, tanpa ada suara sedikit pun dari keduanya, tak lama kemudian Alex beranjak dari kursinya.
"Kak Alex.." Denada memanggil.
"Ada apa?" jawab Alex dingin tanpa menoleh ke arah Denada.
"Terima kasih kemarin telah menyelamatkanku dari pria hidung belang!" ucap Denada lembut.
"Tidak perlu basa basi, dan aku tidak butuh kau mengucapkan itu padaku!" ucap nya masih dingin.
Saat Alex mau berjalan pergi, Denada melontarkan pertanyaan lagi, sontak membuat Alex geram dengan tingkah laku Denada pagi ini, layaknya bukan Denada yang seperti kemarin, selalu membantah dan berwajah masam, tapi sekarang sifat Denada berubah menjadi lembut bahkan terlihat begitu perhatian padanya.
"Kak Alex... Apa kau tidak pulang lagi?"
"Apa pedulimu, hah? Bukannya kau senang kalau aku tidak berada di mansion! Kau bisa dengan leluasa melakukan hal apapun sesuka hatimu!!" Alex menghentikan langkahnya, kemudian berbalik menatap Denada, bertanya dengan tatapan intimidasi.
"Karena aku istrimu kak! Aku tahu kak Alex tidak pernah menganggapku sebagai istri kakak, tapi setidaknya ijinkan aku untuk sedikit saja mengetahui tentangmu!!" sontak Denada beranjak dari kursinya, menatap tajam ke arah Alex, dan sedikit meninggikan suaranya, Denada tersulut emosi dengan jawaban Alex barusan.
"Heh'... Istri pengganti lebih tepatnya," cibir Alex dengan senyum mengejek menatap Denada yang berdiri di hadapan nya.
"Aku sudah tau! Tanpa Kak Alex mengingatkan, aku sudah cukup sadar diri dengan posisiku sekarang!!" sahut Denada, masih dengan nada tinggi.
"Baguslah kalau begitu, ternyata kau tidak terlalu bodoh seperti yang ku kira!" Alex menyeringai menatap Denada.
"Tapi biarkan aku berbakti pada dirimu, layaknya seorang istri yang menghormati suaminya, sampai waktunya tiba aku berjanji akan pergi dari kehidupan Kak Alex," terdengar suara Denada parau dan tercekat.
"Heh' Harapanmu terlalu tinggi Dena, kau jangan pernah berharap kalau aku akan bisa menerimamu, jangan karena aku pernah menolongmu, kau seakan lupa diri dan berharap lebih padaku!" Alex berjalan mendekat ke arah wajah Denada, berbisik tepat di telinga telinganya. "Jangan pernah bermimpi untuk hidup bersamaku!! Yang ku lakukan ini semua, hanya lah sebuah dendam yang harus kau bayar, camkan itu!!" ucap Alex sinis, lalu meninggalkan Denada yang masih berdiri terpaku.
Sekali lagi dada Denada bergemuruh, hatinya begitu terenyuh hancur berkeping keping, seakan belati menusuk jantungnya bertubi tubi, butiran kristal pun mengalir deras di kedua pipi mulusnya, seakan luka kemarin belum kering, Alex siram kembali dengan air garam.
Denada menatap kepergian Alex, hingga punggungnya tak terlihat lagi dari pandangannya. Sosok Alex yang kemarin terlihat baik di matanya, namun sekarang berubah jadi seekor singa yang menakutkan.
Tanpa berpikir panjang, Denada mengambil sebilah pisau yang ada di atas meja, kemudian pisau buah tajam runcing itu dia goreskan di pergelangan tangan.
CES..!! Darah menetes dari pergelangan tangan nya.
"Nona... Jangan! apa yang Nona lakukan!!" tanya Pak Heru, dengan cekatan Pak Heru mengambil alih pisau yang ada di jemari tangan Denada.
"Ada apa ini! Kenapa suaramu terdengar sampai dari luar, hah?" tanya seorang tua renta yang masih terlihat gagah, berjalan ke arah Denada.
"Tuan besar Harison!" pekik para pelayan, membungkuk memberi hormat.
.
.
.
🌷Bersambung🌷
maaf, aq baru sempat mampir lagi, kak... aq habis Hiatus cukup lama dari NT. 🙏