Ayesha hidup bagai di neraka karena tinggal bersama mertua dan kakak ipar yang slalu semena mena terhadapnya.
Bukan hanya itu saja, kekesalan Ayesha pun memuncak saat Rama memilih akan menikah lagi dan di dukung oleh keluarganya .
"Jika bercerai dari Rama, siapa yang mau menikahi janda miskin sepertimu!" -Ratna (Ibu Mertua)-
"Aku akan berlaku adil, Yesha." -Rama-
Ayesha memilih bercerai dari Rama dan memulai kehidupan baru, tidak ia sangka takdir membawanya bertemu kembali dengan mantan kekasihnya semasa sekolah dulu.
"Menikahlah denganku, Ay." -Kevin King Wiguna-
"Aku seorang janda, tidak pantas untukmu." -Ayesha-
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shann29, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 35
Tiara sudah di pindahkan ke ruang perawatan dan di susul oleh Rama. Rama masuk dengan wajah yang penuh amarah namun masih tetap ia tahan. Sudah di pastikan jika bayi yang dilahirkan oleh Tiara adalah bayi yang normal dan tidak ada kelainan melainkan memang turunan adanya gen dari pria lain yang jelas bukan Rama.
"Ram, gimana anak kita? Pasti dia sangat tampan kan?" Tanya Tiara pada Rama.
Rama hanya diam menahan amarah meski ia sangat ingin mengobrak ngabrik isi rumah sakit khusus wanita bersalin ini.
"Ram, koq diam sih? Apa kamu terlalu bahagia karena sudah memiliki bayi laki laki yang tampan sepertimu? Kamu harus berterima kasih padaku karena telah melahirkan bayi laki laki untukmu." Ucap Tiara dengan bangga.
Suster masuk membawakan bayi laki laki yang baru saja Tiara lahirkan dan memberikannya pada Tiara. Tiara menerima dan betapa terkejutnya Tiara saat melihat wajah bayi yang dilahirkannya belum satu jam itu.
"Di susuin dulu ya, Bu. Nanti bisa panggil saya lagi kalau butuh sesuatu." Kata suster sebelum keluar yang mungkin tidak terdengar oleh Tiara karena kini perasaannya di selimuti ketakutan.
"Bisa jelaskan apa maksudnya ini?" Tanya Rama dengan tatapan tajam.
"Ram.. Ini putra mu." Kata Tiara takut takut.
"Dia milik Frans?" Tanyanya langsung tertuju.
Tiara menggelengkan kepalanya tetapi mulutnya kelu tidak bisa berkata apapun.
Rama tersenyum sinis, kemudian berkata. "Aku ditinggalkan oleh Ayesha karena memilih bertanggung jawab padamu, aku juga mengusir Ibu dan Kakakku hanya karena agar mereka tidak menyakitimu yang aku kira mengandung anakku." Ucapnya menahan emosi.
"Ram...."
"Kau gila, Ra, karenamu aku kehilangan istri yang kucintai." Teriak Rama membuat bayi Tiara menangis karena mendengar suara keras Rama.
Rama berdiri dari duduknya, "Mulai detik ini, kamu bukan lagi istriku. Alu menceraikanmu." Tegas Rama.
"Ram, jangan lakukan itu padaku." Mohon Tiara sambil menangis.
Namun Rama tetap meninggalkan Tiara dan bayinya yang berada dalam kondisi menangis. Rama memilih pergi meski ia sangat ingin mengamuk menghancurkan isi kamar perawatan Tiara.
Rama pergi menuju perusahaan tempatnya bekerja, ia datang bukan untuk meminta ijin ataupun cuti karena tadi tidak masuk, melainkan datang untuk mencari keberadaan Frans.
Rama tiba di perusahaan dengan wajah penuh amarah, darahnya mendidih karena merasa di bodohi oleh Tiara selama ini. Rama masuk begitu saja ke dalam ruangan Frans, membuat Frans terkejut melihat kedatangan Rama yang mendadak.
Bughh.. Bughh.. Bughhh..
"Badjingann kau." Kata Rama sambil terus memukul waajah Frans membabi buta tanpa ampun.
"Apa yang kau lakukan?" Tanya Frans yang sudah tersungkur di lantai.
"Kau yang menghamili Tiara, bayi itu adalah anakmu." Sentak Rama sambil menarik kerah baju Frans
"Frans mengusap darah di sudut bibirnya, "Terimakasih sudah menjaga anakku, aku akan mengambilnya tapi aku tidak akan menikahi Tiara." Ucapnya seolah meledek.
Bughh.. Bughh.. Bughhh..
Rama kembali memukuli Frans dengan brutal, membuat semua orang yang melihatnya teriak histeris, keributan itu memancing perhatian Wisnu dan membuatnya segera mendatangi ruangan Frans.
"Apa yang kau lakukan disini?" Sentak Wisnu. "Berhenti!!" Teriak Wisnu lagi namun Rama seolah tuli hingga tak memperdulikan kata kata Wisnu.
Wisnu memanggil security dan menyuruh mereka melerai perkelahian itu meski Rama seolah enggan melepaskan Frans.
"Bawa mereka ke ruanganku." Kata Wisnu dengan tegas.
Kedua security berbadan tegap itupun menggiring Rama juga Frans untuk mausk ke dalam ruangan Wisnu.
"Kau Rama, apa yang kau lakukan disini? Tidak meminta ijin untuk tidak bekerja dan sekarang datang membawa keributan, kau bukan lagi ku beri SP, tapi bisa juga ku pecat langsung."
"Silahkan, silahkan anda pecat saya. Saya sudah tidak mau menjadi robot di perusahaan ini lagi." Balas Rama kemudian Rama pergi meninggalkan ruangan Wisnu begitu saja.
Rama tidak berpikir, jika dirinya di pecat secara tidak hormat, membuat dirinya akan susah kembali mencari pekerjaan dan akan mempengaruhi reputasi dirinya. Namun sepertinya Rama sudah terlanjur hancur, Rama merasa jika dirinya benar benar hancur. Hanya karena sikapnya yang berkhianat pada Ayesha, membuat dirinya hancur sehancur hancurnya.
"Ayeeshaaaa, maafkan aku." Teriak Rama frustasi dari dalam mobilnya.
Rama mengambil semua barang barang miliknya dari rumah kontrakannya, ia akan kembali ke rumah sang Ibu, namun Rama terkejut saat melihat rumah sang ibu sedang di renovasi. Rama turun dari mobilnya dan menghamipiri seseorang yang ia yakini adalah mandornya.
"Siapa yang merenovasi rumah ini?" Tanya Rama.
"Pemilik barunya, Pak Rudi."
"Pemilik baru?" Tanyanya dan mandor itu hanya mengangguk.
Rama mencoba mencari tau ke warung di dekat rumahnya, Rama terkejut saat mengetahui jika Ratna dan Mira di usir paksa oleh renternir tempat Ratna menggadaikan sertifikat rumahnya.
Rama semakin merutuki dirinya, karena Tiara dan bayi yang kini ia tau bukanlah anaknya, membuat Rama tidak perduli akan masalah sang Ibu. Meski tidak di pungkiri Rama juga kesal karena sang Ibu berbuat semaunya bahkan sampai berani menggadaikan rumah peninggalan Ayahnya itu.
Sementara itu,
Plakkk..
Yuli menampar Mira hanya karena terlalu manis memberi gula di teh nya. Yuli adalah istri ketiga dari Hendri.
"Kamu mau buat aku diabetes? Mau membunuhku kemudian menguasai si Hendri sendirian?" Tanyanya dengan suara keras.
"Tidak, Mbak." Jawab Mira.
Hendri datang dengan wajah emosi karena baru saja kalah judi, sehingga membuatnya harus membayar dua puluh juta atau menjadikan Mira penggaanti untuk di gilir oleh ke tiga teman judinya.
"Mira, dandan yang cantik, ikut denganku." Kata Hendri dengan memerintah.
Mira tentu saja tidak mau, seminggu yang lalu dirimlnya pun dijadikan taruhan dan harus melayani dua orang yang beringas di atas kasur dan membuat Mira kesakitan.
"Aku tidak mau, Mas." Kata Mira dengan lirih.
"Halah,, mau ngelawan kamu?" Sentak Hendri lalu menarik Mira keluar dan masuk ke dalam mobilnya.
"Mas, tolong jangan jadikan aku bahan taruhan lagi. Ceraikan saja aku, Mas." Mira menangis ketakutan membayangkan teman teman hendri yang mengga*ulinya tanpa perasaan dan dengan paksaan.
"Cerai? Enak saja. Justru aku beruntung memilikimu yang slalu bisa ku jadikan taruhan jika aku kalah, mereka tergila gila pada tubuhmu, kamu pandai juga melayani mereka." Kata Hendri.
"Jangan, Mas. Hentikan ini Mas, aku bukan pel*ccur yang bisa memuaskan mereka."
"Diam kau." Sentak Hendri.
Hingga mereka tiba di sebuah rumah di daerah terpencil, Mira terlihat ketakutan ketika melihat tiga orang dengan tubuh kekar dan jelek, sepertinya mereka preman preman yang suka berkeliaran di jalanan.
Hendri mendorong Mira hingga ditangkap oleh satu preman.
"Lepas, aku tidak mau." Mira menangis memberontak.
"Siapa duluan?" Tanya Hendri seolah menjual Mira.
"Bareng bareng aja, sekalian bikin video, tiga pria perkasa dengan satu wanita." kata teman Hendri.
"Boleh juga." Sahut temannya yang lain.
"Cekokin dulu dengan minuman keras dan obat pera**ngsang." Kata Hendri memberi ide.
"Jangan, aku mohon jangan." Mira memberontak dan hal itu malah membuat ke tiga teman Hendri bersemangat mengerjainya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Note:
Satu Like,
Satu Vote,
Satu Komentar dari kalian,
Sangat berarti untukku menaikkan Novel ini.
Please jangan jadi silence readers.