Kehidupan manusia berubah ubah, seiring dengan berjalannya waktu, begitupun dengan kehidupan Hasan selama ini
Dulu ia seorang pemuda gagah,tampan , pemberani dan perkasa, punya istri berparas cantik.Namun semuanya itu tidak berlangsung lama dan abadi baginya.
Hasan harus jatuh ke titik yang terendah yaitu kepada kesengsaraan dan kesusahan setelah ia di tinggal istrinya.
Ia sering di hina, di caci maki, bahkan terkadang ia sering di buli oleh orang terdekatnya, baik itu laki laki maupun perempuan.
Di dalam kehidupan yang penuh dengan kesepian akhirnya Hasan pun bertekad untuk mengisi kehidupannya dengan penuh gairah.
Gairah kehidupannya di tuangkan ke berbagai perempuan yang dekat dengannya.
Roda berputar seiringnya waktu akhirnya Hasan pun sadar pada dirinya dengan bantuan seseorang yang dia kenal.
Di akhir cerita akhirnya Hasan pun bertaubat
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alek Yuni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
EPISODE 33
Setibanya di kampung halaman suasana sedang dalam keadaan ramai, banyak anak-anak dan ibu-ibu yang sedang bermain di halaman rumah. ketika mereka melihat mobil yang melintas dalam hati mereka pun bertanya-tanya siapakah penumpangnya.
mobil pun berhenti di depan rumah Hasan mereka yang melihat semuanya langsung datang menghampirinya. salah satunya adalah pak RT yang kebetulan sedang nongkrong di depan warung. setelah pintu mobil dibuka kemudian Hasan pun diturunkan dengan menggunakan kursi roda.
setelah Hasan dimasukkan ke dalam rumah dan dibaringkan di tempat tidur banyak tetangga yang datang untuk menjenguknya salah satunya adalah ibunya almarhumah Herna. ia sangat merasa sedih melihat nasib yang menimpa Hasan karena walau bagaimanapun itu adalah menantunya. setelah melihat keadaan Hasan tak terasa air mata ibu enur pun menetes di pipinya.
Ibu nur adalah nama dari ibunya almarhumah herna. tak lama kemudian ibu nur berbicara kepada Hasan "bagaimana keadaannya sekarang nak Hasan ibu sangat khawatir sekali?" Hasan pun menjawab "Alhamdulillah bu sekarang udah agak baikan ,namun saya belum bisa jalan karena kakinya ada sedikit kendala". lalu ibu elih bertanya lagi "memangnya kakinya kenapa nak?" Hasan pun menjawab "kata dokter akibat patah tulang ada saraf yang terganggu sehingga membuat saya menjadi lumpuh Bu". mendengar keterangan Hasan seperti itu semua yang hadir ikut iba dan bersedih dengan nasib yang dialami oleh Hasan. kemudian Hasan bertanya kepada ibu nur "apakah bayi saya masih hidup Bu ?, terus udah dikasih nama siapa? lalu ibu nur pun menjawab " Alhamdulillah nak dedek bayi masih hidup namanya adalah Ida Farida" kemudian Hasan mengucap "Alhamdulillah ya Allah ternyata engkau masih memberikan cahaya kehidupan untuk hidupku" lalu yang hadir di rumah itu mengucapkan sebuah kalimat yaitu "Amin ya robbal alamin".
para tetangga yang menjenguk Hasan datang silih,berganti mereka semua ingin tahu tentang keadaan Hasan yang sebenarnya.kehidupan Hasan kini drastis berubah seratus delapan puluh derajat.kalau kemarin dia hidup enak dengan bergelimpangan harta kini ia kembali lagi ke laptop.
keesokan harinya Bu nur membawa bayi mungil yang bernama Ida Farida untuk diperlihatkan kepada Hasan. setelah melihatnya perasaan Hasan menjadi sedih bercampur gembira. ia bersedih ketika ia mengingat nasibnya yang sangat tragis bersama istrinya sehingga menyebabkan bayinya menjadi piyatu, sedangkan dia merasa gembira karena ada secercah cahaya yang bisa menyinari kehidupannya yaitu sebagai penyemangat bagi dirinya di masa yang akan datang.
ibu nur berkata " ma Hasan ini bayinya cantik ya seperti ibunya" Hasan pun tersenyum lalu ia memperhatikan wajah sang bayi. Hasan berkeinginan sekali menggendong dan mengasuhnya, namun apa daya dia tidak mampu berbuat apa-apa. jangankan untuk menggendong berjalan, saja untuk dirinya sendiri dia tidak mampu. tiba-tiba sang bayi menangis dengan keras ternyata ia kelaparan dan belum diberikan susu karena stok susunya kehabisan.
setelah mengetahui hal tersebut Hasan pun akhirnya menyerahkan sejumlah uang untuk dibelikan susu dan menyetoknya selama satu bulan ke depan.
sementara itu semenjak kepergian Hasan ke Jakarta Rina pun merasa putus asa, ditinggalkan oleh kekasihnya, lalu ia pun merantau ke Tangerang untuk mencari kehidupan baru. setelah merantau beberapa bulan ia pun menemukan jodohnya. Rina mau nikah dengan seorang duda yang berasal dari pulau Sumatera. namun pernikahannya kandas karena watak suaminya adalah penjudi dan pemabuk. berkali-kali Rina mendapatkan perlakuan KDRT dari suaminya hingga ia sering mengeluh, dan pada suatu hari pernikahan mereka pun harus kandas dengan bercerai. dari hasil pernikahannya itu Rina tidak mempunyai keturunan. oleh sebab itu status Rina untuk sekarang adalah single parent atau janda.
Akibat trauma dengan pernikahannya akhirnya Rina pun memutuskan untuk pulang kampung ia menetap di kampung halamannya.
pada waktu peristiwa yang menimpa Hasan dan keluarganya Rina baru seminggu pulang ke kampungnya. mendengar peristiwa tersebut kemudian Rina pun datang untuk melayat ke rumah almarhumah Herna. melihat jasad Herna terbujur kaku Rina pun merasa sedih iba bercampur iri. dia merasa iri karena dia cemburu sebab Hasan telah memilih herna untuk menjadi istrinya, walaupun sekarang Herna sudah tiada.
Hasan kini bagaikan bayi harus di layani segala-galanya dari mulai mandi memakai baju apa lagi makan. Hasan dirawat oleh saudara-saudaranya secara bergantian namun akhirnya saudaranya pun merasa jenuh.
pada suatu pagi Hasan sedang berjemur di depan rumahnya, datanglah seseorang menghampirinya tiada lain dialah Rina mantan kekasihnya. Hasan kaget dengan kedatangan Rina lalu ia berkata "halo Rin Kamu kapan pulang dari Tangerang?" lalu Rina pun melempar senyum kemudian dia berkata " aku aku sudah lama pulang kampung karena rumah tangga aku sudah selesai". mendengar jawaban Rina seperti itu Hasan pun agak sedikit kaget lalu berkata " emang kenapa? Rina pun menjawab "ya mungkin udah nggak ada jodohnya kali" lalu Hasan pun sedikit tersenyum. kemudian Rina pun bertanya" untuk saat sekarang apa yang kamu rasakan?" lalu Hasan menjawab dengan suara lirih "sekarang aku nggak bisa jalan kakiku cacat, ke sana kemari aku harus memakai kursi roda". mendengar keterangan Hasan Rina pun menjadi bersedih dan merasa kasihan tak terasa butiran air mata keluar menetes di pipinya. kemudian Rina bertanya lagi " terus yang merawat kamu sekarang siapa? Hasan terdiam lalu ia menggelengkan kepalanya dengan pelan. kemudian berkata,"aku dirawat oleh saudara-saudaraku secara bergantian, namun aku menyadari mereka punya kepentingan masing-masing makanya aku berusaha sendiri". mendengar perkataan Hasan Rina pun menjadi terharu. kemudian Rina pun bertanya kembali, "terus Dede bayinya sekarang dirawat sama siapa?" Hasan pun menjawab "ia dirawat oleh mertua sekarang ada di rumahnya, kemungkinan aku pun harus mencari baby sister untuk merawatnya". mendengar perkataan Hasan Rina pun terdiam, rasa ibadah kasihan pun mulai tumbuh kembali dengan nasib yang dialami oleh Hasan dan bayinya.