NovelToon NovelToon
9 MONTHS (Perjanjian Pernikahan)

9 MONTHS (Perjanjian Pernikahan)

Status: tamat
Genre:Tamat / Poligami / Hamil di luar nikah / Menikah Karena Anak / Ibu Mertua Kejam
Popularitas:6.5M
Nilai: 4.8
Nama Author: Yutantia 10

Nuri terpaksa menerima perjanjian pernikahan 9 bulan yang ditawarkan Sabda, kerena Dennis, pria yang menghamilinya meninggal dunia. Sabda adalah kakak Dennis dan sudah memiliki istri. 9 bulan itu menjadi masa yang sulit bagi Nuri karena dia selalu mendapatkan intimidasi dari mertuanya dan istri pertama Sabda.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yutantia 10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 5

Mereka bertiga makan bersama sambil bercakap cakap. Nuri merasa senang meski dirumah ini, hanya art yang mau menerima kehadirannya. Tapi ini sudah cukup daripada tak ada sama sekali orang yang bisa diajak bicara disini. Tapi keseruan mereka terpaksa berakhir saat Fasya memasuki dapur.

"Bisakah kalian tinggalkan kami berdua." Titah Fasya sambil mentap tajam kearah Nuri.

Sebagai pembantu, mana mungkin Bi Diah dan Tutik berani melolak. Mereka mengangguk lalu keluar dari dapur.

Fasya menarik kursi lalu duduk tepat didepan Nuri. Gayanya sungguh elegan, tak menunjukkan kemarahan tapi tatapannya penuh intimidasi.

"Aku ada disini hanya untuk mengingatkan sekaligus memperingatkanmu. Jangan pernah berharap lebih dari pernikahanmu dan suamiku. Dia menikahimu hanya demi anak dalam kandunganmu yang merupakan keponakannya. Jadi aku harap, kamu sadar posisimu. Dan ingat, jangan coba coba untuk bermimpi menjadi nyonya Sabda. Karena hanya aku satu satunya dan selamanya, wanita yang akan berstatus nyonya Sabda."

Nuri membalas tatapan Fasya sambil tersenyum. "Aku akan ingat itu selamanya. Lagipula, aku bukan wanita yang akan merebut suami orang alias pelakor. Tenang saja, aku sama sekali tak berniat merebut suamimu. Aku sadar, bahkan sangat sadar, apa posisiku."

Fasya langsung bangkit mendengar penuturan Nuri. "Syukurlah kalau memang seperti itu. Aku harap kau bisa dipercaya." Dia pergi begitu saja setelah mengatakannya.

Nuri menghela nafas berat. Sungguh tak ada dalam kamus hidupnya menjadi istri kedua. Tapi ternyata takdir berkata lain, dia menikah dengan pria beristri.

.

.

.

Malam ini, tak ada pemandangan yang berbeda dimeja makan. Sabda, Yulia dan Fasha, ketiganya duduk ditempat masing masing sambil menikmati makanan yang disediakan oleh art.

"Nuri, kenapa dia tak ikut makan malam dengan kita?"

Pertanyaan Sabda membuat Fasya yang hendak memasukkan makanan kedalam mulut jadi batal. Selera makannya mendadak hilang karena bahasan tentang Nuri, adik madunya.

Tadi pagi, Sabda memaklumi Nuri yang tak ikut sarapan karena bangun kesiangan, tapi malam ini, kenapa lagi lagi wanita itu tak ada dimeja makan?

"Bi, to_"

"Tidak." Potong Fasya saat Sabda hendak meminta art untuk memanggil Nuri. Dia lalu menatap Sabda tajam. "Aku tak mau makan satu meja dengannya."

Yulia tersenyum miring, senang sekali karena Fasya ada dipihaknya.

"Tapi dia sedang hamil anak Dennis, aku hanya ingin memastikan jika kebutuhan makannya tercukupi," ucap Sabda.

"Berhenti menyebut janin itu anak Dennis. Ibu sangat yakin jika janin itu bukanlah anak Dennis, bukan cucu ibu," Yulia menyahuti.

Sabda menghela nafas. Apapun yang dikatakan ibunya, dia sangat yakin jika janin itu adalah anak Dennis.

"Ingat Mas, tujuanmu menikahinya hanya untuk anak itu, bukan menjadikannya istri kedua."Fasya menatap Sabda tajam. "Jadi aku harap, kamu tak membuatku sakit hati dan cemburu karena peduli padanya. Ingat Mas, kamu sudah janji jika hanya aku satu satunya."

Sabda meraih tangan Fasya yang ada diatas meja. Melihat mata sang istri yang berkaca kaca, dia jadi merasa bersalah. Apalagi jika ingat saat hendak menikahi Fasya dulu, dia berjanji tak akan melakukan poligami. Tapi demi anak, dia telah mengingkari janji itu.

"Maafkan aku."

.

.

Setelah makan malam, Sabda memanggil Nuri keruangan kerjanya. Hanya ada mereka berdua diruangan itu karena Sabda ingin membahas hal penting dengannya.

"Duduklah," Ujar Sabda saat melihat Nuri hanya berdiri saja sejak tadi.

Nuri mengangguk lalu duduk tepat dihadapan Sabda. Dia meremat jari jarinya. Rasanya canggung sekali berduaan didalam satu ruangan bersama Sabda meski saat ini, status mereka suami istri.

Sabda mengambil sebuah amplop coklat yang ada dilaci lalu menyodorkannya kehadapan Nuri.

"Ambillah, untuk kebutuhanmu sehari hari."

Nuri menatap amplop coklat diatas meja. Menimang nimang apakah dia memang berhak menerimanya. Tapi bagaimanapun itu, dia memang butuh uang sebagai pegangan saat ini. Dan statusnya sebagai istri, membuatnya tak sungkan untuk menerima uang itu.

"Terimakasih," Ucap Nuri sambil mengambil amplop diatas meja.

"Apakah kau sudah pernah periksa ke dokter?"

Nuri menggeleng. Dia memang baru mengecek menggunakan testpack saja, belum pernah datang kedokter kandungan secara langsung.

"Besok hingga 3 hari kedepan, aku harus kaluar kota. Setelah itu, kita periksa kedokter. Aku ingin tahu seperti apa kondisi anakku."

Anakku? Kata itu terdengar sedikit aneh ditelinga Nuri.

"Makanlah yang banyak, yang bergizi. Jangan tumbuh kembang anakku terhambat karena kekurangan gizi."

Nuri menelan ludanya susah payah. Dia jadi ingat jika seharian ini, hanya makan dengan lauk seadanya.

"Kenapa?" Sabda melihat perubahan diraut wajah Nuri. "Kamu makan dengan baikkan didapur?"

Nuri mengangguk, dia sedang tak ingin cari masalah saat ini, apalagi dengan mertuanya. Bukan karena takut atau lemah, tapi lebih kepada ingin hidup lebih tenang. Meski yang dia makan hanya seadanya dan jauh dari kata makanan bergizi tinggi, tapi setidaknya dia bisa makan kenyang. Dan sekarang, dia sudah ada uang, jadi dia bisa membeli makanan yang dia ingin.

"Baguslah kalau begitu." Karena tak ada yang harus dibahas lagi, Sabda menyuruh Nuri untuk keluar dari ruang kerjanya.

1
lia rahma
Luar biasa
nia kurniawati
Lumayan
Sofie N Z
berharap apa sh nuri
tapi lebih tegang sh ke selanjutnya
Meyma Chamie
/Good/
Nenti iis Fatimah
Mereka disekolahin itu biar pinter eeh malah tambah gak punya otak udah tau masih kuliah kenapa malah nganu hadeuuuh baru bab 1 udah emosi aja tp penasaran juga sama bab selanjutnya
Nuraeny
lanjut thor
isnaeni yatus s
aq malah udah baca dulu yg jadi mata untuk suami ku harusnya yg ini dulu ya thor
Sandisalbiah
kisah mereka begitu menguras emosi.. feel nya dapet banget dlm setiap. bab.. jd emosi naik turun...
Sandisalbiah
LUAR BIASA
Sandisalbiah
gombal mukiyo mu, Sab...
Sandisalbiah
mikir dong Sab.. gimana Ringgo bisa tau kronologis keguguran Fasya kalau gak mulut Fasya yg ember beberkan ke Ringgo
Sandisalbiah
hah.. perempuan dgn muka tembok.. tp jelas aja Fasya berusaha mempertahankan Sabda.. ke dia adalah sumber uang utk Fasya.. benalu tetaplah benalu.. menggerogoti sampai inangnya binasa kalau dia gak segera di binasakan duluan..
Sandisalbiah
ini baru bener tp.. harus berjalan malah Fasya dan selingkuhannya dulu
Sandisalbiah
hah...
Sandisalbiah
fix.. itu ulah Ringgo.. dan Fasya yg jd biang keladinya yg membuat selingkuhannya dendam ke yulia
Sandisalbiah
Siapa.. yg kecelakaan..Yulia kah..? Nuri kah..? semoga fasya
Sandisalbiah
Lha...
Sandisalbiah
hah... akan aneh kalau seorang yg berhati jahat itu tdk akan melibatkan org lain dan menjadikan org sebagai kambing hitam utk perbuatan jahatnya, terlepas tentang Yulia itu benar adanya tp org yg berhati busuk tdk akan mau membusuk dan celaka sendiri pastinya dia akan membawa korban bila harus jatuh bersamanya..
Sandisalbiah
mungkin ini awal yg baik utk nasa depanmu, Nuri.. setidaknya kamu bisa mwrawat ank mu sendiri mengingat Sabda yg akan mencerikan fasya..
Sandisalbiah
pasangan yg baik itu ya begini.. ada utk mendengarkan keluh kesah.. menyediakan bahu buat bersandar di saat pasangan lagi lelah jiwa raganya.. memberikan nasihat bijak buat menenangkan kegundaanya..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!