kisah ini menceritakan tentang gadis kecil yang menjadi bayang bayang sodara kembarnya , yahh gadis itu bernama Alesya Devina Pranciko ,sejak kecil dia selalu menjadi tameng kakanya yg memiliki imun tubuh lemah , semua orang hanya memperdulikan Layla Vikana Pranciko dan melupakan kehadiran Alesya..
akankah kebahagiaan berpihak kepada Alesya !?
mungkinkah Alesya bertemu Arkana lalu bahagia ,atau sebaliknya !?
apakah Arkana penyelamat hidup alesya ?!
akankah alesya membalas segala perbuatan jahat keluarganya !?
yukk simak ceritanya ,ini sangat seru dan menarik , banyak ketegangan didalamnya ,komplik ,percintaan yg sangat menggemaskan 👉
selamat membaca ♥️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ARSYAKAYLA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
is mine
Alesya terus berjalan hingga ...
"arkana " alesya terhuyung kaget , mulutnya menganga menatap arkana tanpa berkedip .
Arkana sedang bersandar pada tembok , sebari bersedekap dada , seringai terlihat saat melihat alesya terbengong .
Arkana menganguk puas , seolah alesya sudah melakukan sesuatu yang benar dan menyenangkan hatinya.
Setelah itu , tanpa sepatah katapun .
Arkana berlalu begitu saja melewatinya .
Arkana berhenti kedua bahunya saling bersentuhan , alesya menahan nafasnya harum parfum arkana seperti menusuk ke indra penciuman alesya .
"mine "
Arkana kembali berjalan setelahnya .
Meninggalkan alesya yang mematung di tepat .mencerna ucapan arkana barusan
Nah kan kebiasaan arkana main klaim gadis orang ajh , minimal nembak kek sebelum bikin baper anak orang 🤧 kan kesian alesya terkena serangan pajar jadinya ngang ngong kaya gitu 🤧🤧next..
**
Alesya menarik nafasnya kasar , jika saja perutnya tidak meronta - ronta karna lapar , alesya tidak akan menginjakan kakinya di tempat ramai ini.
Alesya berdiri mematung di pintu masuk , bisa alesya lihat penjuru kantin terlihat sudah penuh terisi dengan siswa siswi yang kelaparan.
Alesya berjalan menuju Stand baso , memesan satu baso .
"makasih bu " ucap alesya
Alesya memegang nampan berisi semangkok baso dan satu gelas minuman , ia mengedarkan pandangannya mecari tempat kosong .
Melihat tempat kosong tak jauh dari dirinya , alesya tersenyum tipis , ia segera berjalan.
"akhirnya " gumam alesya lega
Alesya segera saja meracik baso didepannya , menambah cukup banyak sambal .
Alesya memang pencinta gila pedas , bagi alesya makan tanpa pedas itu tidak enak dan terasa membosankan.
Alesya mulai menyantap baso didepannya , mengabaikan pandangan orang -orang yang melihat dirinya dengan tatapan tajam
" ngapain lo duduk di kursi kita ? "
Alesya mendongkak , ia membuang nafas pelan setelah melihat arga dan teman-temannya tak lupa layla ada di bagian mereka.
Pantas saja semua orang menatapnya tajam , ternyata dirinya duduk di tempat bangku yang biasa mereka duduki ternyata.
"kursi lo ? " alesya mendongkak menatap edo sebelah alisnya terangkat .
"yakin ? " BTW ini pasilitas sekolah kalau lo lupa ? " sambung alesya santai
Sikap acuh tak acuh alesya membuat mereka tercengang , ini bukan alesya yang mereka kenal !
Wajah edo berubah merah , ia menahan malu karna perkataan menohok dari seorang alesya ,wanita yang ia benci .
Bagi ia dan teman -temannya ini kursi kebangsaan mereka ,karna mereka sering duduk di tempat ini.
Bahkan semua orang di sekolah ini menghargai mereka , lebih tepatnya segan .
Lambat laun semua orang secara sadar menganggap kursi itu tempat duduk khusus untuk mereka.
"Lo... " edo menatap alesya nyalang kemudian ia mendengus .
" lo mau nyari perhatian ,arga kan ? "
"ck , murahan sekali ! "
"cara lo gk bakan mempan , arga sudah muak sama lo bahkan semua tentang lo " tekan edo sebari tersenyum miring.
"Do.. " fazri menatap edo , ucapan edo sudah keterlaluan menurutnya .
Edo memutar matanya malas , tak urung ia menutup mulutnya.
"alesya , tapi semua orang udah tau bahwa kursi ini khusus tempat duduk untuk kita . " ujar layla dengan suara lembut mendayung
"oh " ujar alesya santai ,ia kembali menyantap makanannya yang masih tersisa banyak.
"alesya kamu ... " layla menatap alesya tidak percaya , sikap acuh tak acuh alesya membuat dirinya tak nyaman .
Sebenarnya ada apa dengan alesya?
Layla menarik nafasnya pelan ," kalau begitu kamu sudah akan selesai kan ? Jadi bisa cepat kamu pergi dari sini ?"
"ribet " gala mendengus , tanpa basa basi ia langsung mendudukan badannya di samping alesya .
"gala " edo menatap gala tajam .
Tak sudi rasanya harus duduk dengan alesya di tempat yang sama .
"Diam ! Duduk dan makan ,sesimpel itu " ujar gala acuh tak acuh .
"gala tapi alesya.. " ucap layla terbata- bata
"dia kenapa ? Lo kayanya kenal banget sama alesya? " sela gala
Layla tergagap , ekspresi gugupnya terlihat jelas .
"bukan , maksud aku arga tidak suka kalau ada orang lain disini " sanggah layla kikuk
"Dia pemilik sekolah ini ? " tanya gala
"orang tua arga donatur disini " ucap layla bangga , arga yang berdiri di sebelah layla ikut tersenyum puas .
"ah , " alesya mengibaskan tangannya malas .
"cuman anak donatur toh " sambung alesya tidak peduli
Cuma ? Layla menatap alesya bodoh , anak donatur dia bilang cuma ?
Layla melihat arga kemudian bibirnya berkedut menahan senyuman saat melihat wajah marah arga .
sepertinya arga akan bertambah membenci alesya .
" lagaknya kaya yang punya sekolah " cibir alesya dengan senyum angkuhnya
" mentang - mentang anak donatur ,bertingkah se enaknya , ngajak berantep ? "
Fazri melongo , sepertinya alesya sudah benar- benar gila .
ah ..bukan sekedar gila tapi otaknya sudah kosong mungkin .
Bukannya menarik perhatian arga , alesya malah membuat arga semakin menjauh !
Gila rasanya fazri ingin meng rukiyah isi kepala alesya , mengapa alesya sebodoh ini ??
" alesya kamu .... "
"duduk " dengan wajah gelap arga menyuruh layla duduk , sorot matanya menatap alesya tajam .
arga sadar mereka sudah menjadi pusat perhatian orang saat ini.
Arga sedang menunggu , sekuat apa alesya dalam menjalankan sandiwara nya ini
layla dengan enggan duduk , ia memiliki banyak keluhan tentang alesya .
Alesya memutar matanya malas sekali harus duduk dekat dengan mereka. Dengan enggan alesya diam dipikiran nya sekarang perutnya lebih penting .
"zi biasa " titah arga kepada fazri
Fazri mengangguk , ia segera berlalu pergi untuk memesankan pesanan mereka secara biasa .
Tak lama fazri muncul dengan seseorang pelayan yang membawa sebagian pesanan mereka
" terimakasih ,mbak " ujar layla sebari terseyum ramah.
"gw gak nafsu makan , anjirrr kenapa lo disini si alesya ? "
"lihat wajah lo ,gw muak pengen muntah ! " ujar edo kesal .
Alesya mengangkat alisnya sebelah , mengapa edo ini senang sekali memancing emosinya .
" kalau lo gak suka , lo bisa pergi !" jawab alesya sekenanya .
" Lo kok gak peka sih , padahal kita sudah mengusir lo secara halus "
"sadar gak sih ! " fazri jadi gereget sendiri karna alesya.
"oh " jawab alesya singkat
Oh , hanya oh ? Jawabannya hanya oh ? Astaga , fazri dengan kesal langsung melahap baksonya.
Pipinya menggembung , matanya juga sedikit merah , dengan susah payah fazri menelan bakso itu sesekali ia melihat wajah alesya dengan tatapan gemas bercampur marah
Huh kanya permusuhan antara alesya dan dirinya semakin menjadi - jadi , kalau bukan karna dia , fazri gak akan kesulitan menelan seperti ini.
"sial ! Tenggorokan nya terasa sakit .
Melihat tingkah bodoh fazri , membuat bibir alesya berkedut menahan senyumnya , sangat menyenangkan membuat musuh tidak berdaya .
Melihat alesya menaham senyum , wajah fazri berubah menjadi semakin masam .
Ia melengos memfokuskan matanya ke hadapan makanan yang ada di depannya.
persetan dengan alesya ,perutnya lebih penting saat ini !
"alesya " arga memanggil alesya , matanya menyorot tajam menusuk .
" tingkah lo kaya gini , bikin gw tambah muak ! " ucap peringatan arga .
"lo murahan alesya " pekik arga
"disgusting"
Alesya terseyum miring , ia mendongak menatap arga
"arga kalau lo lupa... "
" cewek murahan ini , masih pacar lo "
Arga terdiam ,layla dan yang lainnya diam ,
Jawaban alesya sangat di luar dugaan mereka semua .
Ucapan alesya terasa seperti tamparan keras untuk arga .
Sedikit saran, untuk perbaikan./Determined/
Semangat terus kak, ceritanya bagus.