Mommy Untuk Baby Arsha

Dion membuka email miliknya dan salah satu email yang masuk terdapat email dari sang Papa yang menanyakan keberadaannya.Pria itu mendesah berat antara bingung haru membalas atau tidak.Untuk beberapa bulan ke depan ia tidak akan bisa pulang ke tanah air karena kehamilan Nisa yang membuat wanita itu tidak bisa melakukan perjalanan jauh.

Dion memutuskan untuk membalas email dari sang Papa tapi dengan syarat agar Papanya tidak memberitahu siapapun.Ia tidak ingin ada yang mengetahui keberadaan Nisa saat ini.

Dion keluar dari kamarnya dan menuju kamar Nisa untuk melihat keadaan wanita yang sudah mengandung anak-anaknya itu.Dan untuk kehamilan Nisa,Dion belum memberitahu Papanya.Ia sengaja menyembunyikannya demi keselamatan Nisa.

Dion tidak menemukan keberadaan sang istri di kamarnya.Pria itu kembali menutup pintu kamar dan turun menuju lantai dasar.Dari kejauhan ia melihat Emily tengah bermain dengan Arsha di ruang tengah.

Ia tidak menemukan keberadaan Nisa di sana.Dimana wanita yang sudah mengandung darah dagingnya itu.Samar-samar Dion mendengar ucapan keributan yang terjadi di meja makan.

"Ada apa ini?,"tanya Dion membuat Nisa terdiam dan tak lagi bersuara.Wanita itu memilih bungkam dari pada menjawab pertanyaan Dion.

"Maaf Tuan,Nyonya ingin memakan makanan Seafood padahal makanan seperti itu tidak baik untuk wanita hamil,"jawab pelayan menjelaskan apa yang terjadi.

"Benarkah begitu Nisa?,"Dion menatap tajam Nisa yang kini tertunduk.

"A-aku hanya ingin saja,"bawah Nisa terbata-bata.

"Ingin?,"beo Dion.

"Aku mau ke kamar dan soal seafood tadi lupakan saja,"ujar Nisa beranjak pergi namun dengan cepat Dion mencekal pergelangan tangannya.

"Tunggu!,"seru Dion.

"Kamu mengidam?,"tanya Dion tanpa menoleh pada Nisa.

"Entahlah...aku hanya--

"Tidakkah bisa makanan selain itu?.Makanan itu sangat tidak sehat untuk kehamilan kamu,"ujar Dion.

"Aku mau ke kemar,"jawab Nisa tanpa menjawab ucapan Dion.

"Kamu belum sarapan Nisa,"ujar Dion yang masih mencekal pergelangan tangan wanita itu.

"A-aku ti-dak lapar,"jawab Nisa namun ucapannya tidak selaras dengan perutnya yang tiba-tiba berbunyi.

Dion tersenyum miring."Kamu sedang membohongiku?atau sengaja membuat anak-anakku kelaparan?,"tanya Dion penuh selidik.

"Aku--

"Pak Antonio buatkan seafood sekarang!,".ujar Dion membuat Nisa menoleh pada pria itu.

"Mas kamu--

"Duduklah... sebentar lagi makanan yang kamu inginkan akan jadi tapi hanya sedikit dan tidak berlebihan,"ujar Dion.

Nisa tersenyum lebar dan mengangguk dengan penuh semangat.Ia juga tidak mengerti kenapa tiba-tiba ia menginginkan makanan itu.Padahal selama ia tidak menyukai makanan itu.

Dion hanya mengangguk pelan.Ia tau Nisa sedang mengidam dan itu adalah makannya kesukaannya.Pria itu tersenyum didalam hati jika kedua anaknya menginginkan makanan kesukaannya.

"Mas...kita kapan pulang ke Indonesia?,"tanya Nisa.

"Kenapa?,"ujar Dion kembali bertanya.

"Aku hanya bertanya saja,"jawab Nisa.

"Kamu dengar sendiri bukan apa ya dikatakan dokter kemarin kehamilan kamu masih terlalu muda dan kamu tidak di izinkan untuk melakukan perjalanan jauh,"ujar Dion.

"Jadi kita akan disini sampai aku melahirkan?,"tanya Nisa.

"Tidak.Jika kandungan kamu sudah kuat kita bisa kembali ke tanah air,"jawab Dion.

"Benarkah?,"tanya Nisa dengan bibir merekah.

"Iya...,"angguk Dion.

Tidak lama kemudian makanan mereka dihidangkan.Keduanya menikmati sarapan pagi bersama.Dan ini adalah kali pertama Dion dan Nisa makan satu meja setelah mereka menikah.

Nisa makan dengan begitu lahapnya meski Dion membatasi seafood yang wanita itu makan.Dion tidak ingin terjadi hal buruk pada kandungan Nisa.

***

"Tuan...Minggu depan kita harus pulang ke tanah air karena ada pertemuan dengan salah satu relasi kita dari Aussie.Mr.Edward ingin bertemu langsung dengan Tuan,"ujar Yudi saat Dion baru saja sampai di perusahaan.

"Kamu atur saja Yudi.Dan hanya kita saja,"jawab Dion.

"Lalu bagaimana dengan Nyonya, Tuan?,"tanya Yudi.

"Kita hanya dua hari berada di tanah air lalu akan kembali kesini,"jawab Dion diangguki Yudi.

"Akan saya siapkan segalanya Tuan,"ujar Yudi.

"Hmm"

"Oh ya bagaimana dengan produksi desain kita, apakah sudah selesai?.Mr.Alex ingin semuanya selesai secepatnya,"ujar Dion.

"Semuanya hampir rampung Tuan dan sudah memasuki tahap finishing,"jawab Yudi.

Baguslah...,"angguk Dion.

Sementara itu sebuah perusahaan seorang pria paruh baya membaca hasil laporan dari penyelidikan orang kepercayaan.Pria itu tampak mengangguk pelan dan menutup kembali map yang ia pegang.

"Aku ingin kau menyelidikinya lebih lanjut.Aku benar benar yakin jika dia putriku yang hilang 23 tahun yang lalu,"ujar pria paruh baya itu.

"Baik Tuan... beri saya waktu tiga hari lagi untuk menyelidikinya langsung ke sana,"jawab pria muda yang pria paruh baya itu sewa untuk menyelidiki keberadaan putrinya yang diculik orang yang tidak ia kenal.

"Ya...,"angguk pria paruh baya itu.

"Oh ya bawa foto ini.Aku yakin ini sangat berguna untukmu,"ujar pria paruh baya itu memberikan sebuah lembar foto bayi mungil yang begitu cantik.

"Ya Tuan...,"jawab pria muda itu meraih selembar foto itu.

"Ya Tuhan semoga saja dugaanku benar jika dia putri kami yang hilang puluhan tahun yang lalu,"gumam pria itu memejamkan kedua matanya setelah kepergian orang kepercayaannya.

Wajah gadis itu begitu mirip dengan mendiang sang ibu.Makanya ia begitu yakin jika istri dari rekan bisnisnya itu adalah putrinya yang ia anggap selama ini telah mati.

***

Dion tampak sibuk dengan laptopnya,pria itu akan menyelesaikan pekerjaannya disini terlebih dahulu sebelum ia pulang ke Indonesia untuk mengurus beberapa pekerjaan.

Ia tidak akan mengajak Nisa dan Arsha karena wanita itu tengah hamil dan tidak di perbolehkan untuk melakukan perjalanan jauh.

Dion menghubungi sahabatnya yang ada di tanah air untuk menanyakan tentang adiknya,Arlan.

"Hallo Ronald... bagaimana?",tanya Dion tanpa basa-basi.

📞:Adikmu memiliki hubungan dengan Elira.

"Sudah aku duga.Apakah dia ingin mempermainkan Elira seperti wanita yang sudah-sudah?",tanya Dion.

📞:Ya... hubungan mereka hanya sebatas teman ranjang.

"Ck... bajingan.Ternyata dia belum berubah", decak Dion.

📞: Orang seperti Arlan tidak akan pernah berubah,Dion.Bajingan tetaplah bajingan.Ups....sorry aku kelepasan

"Aku akan ke Indonesia",ujar Dion

📞:Kapan?

"Kejutan nantinya untukmu dan Vita",jawab Dion.

📞:Kalau begitu kita kumpul di tempat biasa kali ini tanpa Ricard dan Elvan.

"Ya... Elvan masih betah disini",jawab Dion.

📞:Dion... bagaimana kabar Arsha.Kamu belum mempublikasikan wajah Arsha ke media.

"Aku tidak akan pernah mempublikasikan wajah Arsha ke media",jawab Dion

📞:Apa karena Arsha bukan darah dagingmu?",tanya Ronald.

"Bukan...aku merasa media tidak perlu tau tentang Arsha.

📞:Oke lah...aku tunggu di Indonesia.Salam untuk Arsha.

"Ya..."

...****************...