Celsi harus menjalankan misi yang mengharuskannya berhadapan dengan pria berhati iblis—gelap seperti malam dan dingin bak es. Namun, semakin jauh langkahnya, ia terseret dalam pusaran dilema antara sang protagonis yang menarik perhatian dan sang antagonis yang selalu bermain cantik dalam kepalsuan. Terjebak dalam permainan yang berbahaya, Celsi mulai kehilangan kendali atas pilihannya, dan kenyataan semakin buram di tengah kebohongan dan hasrat tersembunyi
#rekomendasi viral
#kamu adalah milikku!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dwika Suci Tifani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dah
Sejak keluar dari ruangan itu Xaviar langsung membuka handphone nya memperlihatkan aktivitas yang dilakukan Celsi hingga terdengar umpatan - umpatan yang dilayangkan.
Sambil melangkahkan kakinya melewati tangga dengan pandangannya menatap handphonenya.
Hingga akhirnya ikatan itu terlepas sendiri seolah ada orang tak kesat mata yang melepaskannya. Padahal ikatannya itu sudah sangat kencang mustahil untuk melepaskannya selain ada orang yang melepaskannya.
Dan pemikiran Xaviar tentang orang tak kesat mata itu benar, karena Celsi terus berbicara sendiri.
Xaviar terus mendengarkan pembicaraan itu yang bisa di dengarnya hanya perkataan Celsi orang yang diajak bicara nya Xaviar tidak mengetahuinya.
Xaviar mengepalkan tangannya. Rahangnya mengeras saat mendengar perkataan Celsi yang ingin pergi ke Amerika.
Xaviar pastikan dimanapun mainannya bersembunyi, Xaviar akan menangkapnya.
Xaviar tidak akan melepaskan mainannya sebelum bosan.
" Ambilkan wine " perintah Xaviar pada pelayan.
" Baik tuan "
Setelah pelayan itu pergi Xaviar tetap berdiri tepat di depan pintu yang mengarah ke ruangan bawah tanah. Sambil melihat layar handphonenya.
" Ini tuan "
Xaviar mengambil botol wine yang diberikan pelayan itu setelah itu dengan gerakan tangan mengusir pelayanan itu.
Hingga akhirnya Celsi membentur dada bidang Xaviar.
Xaviar menatap Celsi yang berada tepat didepannya dengan tangan kirinya memegang botol wine.
" Lihat gue bisa keluar, So Lo lepasin gue "
Celsi berkacak pinggang dengan senyum kemenangan.
Xaviar meneguk wine nya, dengan pandangan tidak pernah lepas dari mata Celsi.
Xaviar berjalan maju melangkah lebih dekat hal itu membuat Celsi memundurkan badannya sampai akhirnya tidak lagi bisa mundur kerena terhalang tembok.
Tangan kanan Xaviar menarik tengkuk Celsi.
" Lo mine "
Celsi mengerutkan alisnya lalu mendorong dada bidang Xaviar, namun tidak lepas ataupun terdorong sedikit pun dan kini lengan kekar itu telah melingkar di pinggang Celsi.
" Enak aja perjanjiannya Lo mau bawa kemana "
" Gue cuma bilang tidak akan mengurung Lo bukan berarti melepas Lo "
Celsi menatap tajam Xaviar. sialan Celsi di bohongi.
" Sialan "
Xaviar menarik tengkuk Celsi lalu meminumkan wine itu ke Celsi.
Namun Celsi menolak minuman itu sehingga wine itu kembali membasahi leher dan mengalir membasahi baju Celsi.
Xaviar meneguk wine dan memberikan minuman itu lewat bibirnya.
Celsi berusaha menolak namun bibir Xaviar menguncinya, sehingga beberapa dari minuman itu membasahi tongkrongan nya.
"My first kiss "
" Prak..."
Celsi menampar pipi Xaviar dengan kuat.
Xaviar memejamkan matanya, lalu menatap Celsi dengan dingin dan aura yang mengintimidasi.
Xaviar mendorong tubuh Celsi hingga membentur dinding dengan kuat, meremas dagu Celsi dengan kuat setelah itu memberikan wine itu dengan paksa ke bibir seksi Celsi.
Celsi merintih sakit saat Xaviar dengan kasar memberikan wine itu sehingga beberapa wine memenuhi kerongkongan Celsi.
Setelah wine itu habis, Xaviar melemparkan asal botol wine itu.
" You make me angry " ucap Xaviar tepat di telinga Celsi.
Xaviar mengecup cuping telinga Celsi dengan kasar lalu pindah ke lehernya memberikan banyak tanda di sana.
Celsi memberontak namun pergerakannya dikunci oleh tangan kekar Xaviar.
Hingga bibirnya kini terkunci oleh bibir seksi Xaviar. Celsi makin memberontak dan ditambah kepalanya terasa sangat pusing efek meminum wine.
Apalagi ini pertama kalinya Celsi mencoba wine rasanya sungguh pahit. Dimana letak nikmatnya.
Hingga akhirnya Celsi pingsan akibat perutnya kosong namun di isi wine.
Xaviar melepaskan ciumannya saat merasakan Celsi yang sepertinya tidak sadarkan diri.
Xaviar membopong tubuh Celsi menuju kamarnya berada.
Xaviar akan menempatkan janjinya dengan tidak mengurung Celsi di penjara itu, tapi bukan artinya melepaskannya dan permainannya sampai situ.
Setelah sampai dikamar, Xaviar menidurkan Celsi di ranjang lalu menyelimutinya.
Tidak sedikitpun peduli ataupun bersimpati membawa dokter untuk memeriksa keadaan Celsi.
Setelah itu Xaviar pergi dari kamar, meningkatkan Celsi sendiri dikamar besar itu yang juga bernuansa hitam dan kembali ke dunia berkasnya.
Pagi berganti malam namun belum ada tanda - tanda pergerakan dari Celsi sedikitpun.
Xaviar kembali melihat jamnya yang kini sudah menunjukkan jam 19. 30 .
Berarti sudah delapan jam Celsi pingsan.
Xaviar melangkahkan kakinya menuju ranjang dimana Celsi memejamkan matanya.
Xaviar memandang wajah Celsi yang terlihat damai lalu tangan kekarnya menyentuh pipi Celsi dan jari panjangnya mengarah ke hidung Celsi , memastikan Celsi masih hidup.
Lalu duduk di sisi ranjang terus memandangi wajah Celsi.
Sedangkan Celsi sendiri sebenarnya sudah bangun sejak tadi, niatnya tadi ingin melarikan diri dari kamar ini lewat jendela namun terhalang karena suara derit pintu yang menandakan ada orang yang datang dan jadilah Celsi berpura - pura tertidur.
Celsi berusaha tidak mengintip walaupun jiwa dan pikirannya ingin sekali melihat orang yang berani memegang pipinya ditambah orang itu memastikan masih hidup atau tidaknya lewat hidungnya.
Sampailah bau parfum familiar tertangkap Indra penciuman Celsi, Celsi baru tau jika orang itu adalah Xaviar.
' Nih syetan sampai kapan mau duduk disini ' batin Celsi bertanya - tanya.
Xaviar menangkap basah Celsi yang teryata hanya berpura - pura tertidur saat netral nya menatap mata Celsi dan juga bulu mata Celsi yang bergerak - gerak.
Xaviar menyeringai...
Xaviar bangkit dari duduknya menuju kamar mandi dengan kedua tangannya terselip elegan disaku celananya.
Celsi membuka matanya menatap punggung kekar Xaviar yang berpakaian serba hitam itu.
Setelah itu tanpa basa basi Celsi bangun dari tidurnya dan berlari menuju pintu luar kamar.
"Mau kemana HM ?"
Celsi tersentak kaget, lalu membalikkan tubuhnya.
Celsi melotot, ilmu apa yang dimiliki Xaviar?.
Xaviar merapatkan tubuhnya dengan Celsi kini tubuhnya sudah sangat menempel dengan Xaviar.
Xaviar menarik tengkuk Celsi hingga tepat berada di depannya.
Celsi tidak sanggup menatap Xaviar terang - terangan sungguh aura yang di keluarkan Xaviar lebih mencengkeram dari biasanya.
" Look at me "
Xaviar menekan kuat dagu Celsi. Menatap Celsi tanpa kedip.
Celsi merintih kesakitan hingga akhirnya Celsi menatap mata hitam Xaviar yang seperti lubang hitam tanpa ujung.
" Siapa system itu ?" Tanya Xaviar langsung ke intinya.
Memang sejak tadi Xaviar menunggu Celsi bangun hanya untuk menanyakan pertanyaan yang terus mengganjal di pikirannya.
Celsi tersenyum penuh makna, akhirnya otaknya memiliki ide jenius.
" Dia adalah atasan saya yang menyuruh saya menjalankan misi ini, jika hati batu lo itu tidak bisa di hilangkan selama sebulan terpaksa saya harus pergi "
Xaviar menaikkan alisnya, menatap Celsi dengan pandangan tidak percaya.
" Pembual " ucap Xaviar dengan pedas.
Celsi melotot tidak terima jika dikatakan pembual. Emang benar itu yang terjadi walaupun di balik kan.
Celsi memegang kenop pintu lalu mendorongnya hingga jaraknya dengan Xaviar berjauhan setelah itu Celsi berlari tanpa arah di mansion luas ini, namun netral matanya hanya bertemu warna hitam, emas dan juga merah namun lebih mendominasi warna hitam.
Xaviar membiarkan mainannya berlari lepas dari kandangnya.
Mansion yang dibuat Xaviar adalah labirin dan jalan keluarnya cuma satu, banyak pelayan di mansion ini yang tersesat setiap harinya bahkan belum ada dari mereka yang berhasil keluar dari mansion ini selain Xaviar seorang.
Celsi bertumpu pada dinding dengan nafas yang tersengal-sengal karena berlari menghindari Xaviar.
Saat nafasnya kembali teratur barulah Celsi teringat jika mansion ini adalah labirin dan hanya satu jalan keluarnya. Yang mengetahui jalan keluarnya hanya Xaviar seorang.
Celsi menepuk jidatnya saat mengingat hal yang terpenting itu.
Dan jalan keluarnya itu berada dikamar Xaviar.
Celsi membolak arah menuju kamar Xaviar berada.
Setelah sampai di depan pintu kamar Xaviar yang sungguh besar, Celsi memegang kenop pintu lalu menariknya hingga terbuka lebar.
Terlihatlah Xaviar yang duduk di kursi bewarna hitam itu dengan elegan, di tangan kirinya terdapat berkas - berkas dan tangan kanannya memegang gelas yang berisi wine.
Celsi terpesona saat melihat pemandangan indah itu apalagi saat Xaviar dengan serius membaca berkas - berkas itu dengan kaca mata hitam dan baju yang sedikit terbuka memperlihatkan dada bidang dan tulang selangka milik Xaviar.
Sungguh ciptaan yang luar biasa, kenapa ciptaan itu harus berada di diri Xaviar yang seorang iblis batu ini.
" Puas "
Celsi tersadar dari terpesonanya.
" Come here " perintah Xaviar.
Celsi menurut saja, karena besok Celsi akan kabur dari mansion ini. Ditambah Xaviar di dalam cerita setelah memperkosa pemeran utama wanita Xaviar meninggalkan pemeran utama wanitanya selama dua Minggu.
Xaviar menarik tangan Celsi hingga menabrak dada bidang Xaviar.
Celsi merasa risih saat duduk di pangkuan Xaviar di tambah tubuhnya sangatlah menempel dengan Xaviar.
Celsi memberontak namun hasilnya tetap sama seperti sebelumnya nihil.
" Shut up " perintah Xaviar , meremas pinggang Celsi yang sejak tadi bergesekan dan memberontak hingga mengenai ++.
Celsi terdiam, tidak berani memberontak saat merasakan benda panjang itu berdiri tegak.
Celsi menggigit bibir bawahnya dengan mata terpejam.
" responsibility " ucap Xaviar dengan suara serak.
Xaviar menjilat kuping Celsi lalu menggigit nya dengan seksual seolah kuping Celsi adalah lollipop.
Celsi berusaha melepaskan dirinya dari Xaviar yang menekan pinggangnya dengan kuat, bahkan kedua tangan Celsi telah mencakar dan berusaha menyingkirkan nya dari area tubuh yang di pegang ya namun hasilnya nihil tidak ada sedikitpun hasil yang didapatkan nya.
Xaviar meremas paha Celsi dan menjilat leher Celsi dan memberikan tanda di leher jenjang Celsi dengan kasar.
Tangan Xaviar berjalan menuju V Celsi yang masih terbalut dengan kain lalu menekannya dengan kuat.
" Ah...."
Setelah merasakan tubuh Celsi bergetar gairah, Xaviar menghentikan aksinya itu.
Xaviar menghempaskan tubuh Celsi kelantai tanpa perasaan.
Xaviar tersenyum mengejek, menatap Celsi dengan pandangan remeh.
" Fuck " ejek Xaviar.
Xaviar berjalan meninggalkan Celsi yang masih duduk diam dilantai.
" Xaviar anjing, Lo yang fuck " teriak Celsi.
Wajah Celsi memerah menahan amarahnya dan kekesalannya, harga dirinya sudah jatuh karena ulah bejat Xaviar itu.
Apalagi yang terjadi sekarang seolah Celsi benar - benar jalang setelah puas dibuang.
Padahal tadi sudah dengan sekuat tenaga melepaskan dirinya dari cengkraman dan pemerkosaan Xaviar.
" Hiks...hiks...."
Celsi sungguh terasa terhina.