Karena hutang ayahnya, Ervina terpaksa menikah dengan seorang CEO yang terkenal dingin, kejam dan tak tersentuh. Kabarnya sang CEO tidak bisa melupakan mantan istri pertamanya.
Narendra Bimantara, Seorang CEO yang membenci sebuah pernikahan karena pengalaman buruk di masa lalu. Namun, karena putri semata wayangnya yang selalu meminta Ibu, Naren terpaksa menikahi Ervina sebagai pelunas hutang rekan kerjanya.
Namun, Naren tak pernah berfikir menjadikan Ervina istri sungguhan, dia berfikir akan menjadikan Ervina baby sister putrinya saja.
Dan membuat perjanjian pernikahan dengan Ervina.
Ikuti kisah IPHMDK
karya Roro Halus.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Roro Halus, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
24. Operasi Calisha.
Ervina menggeleng, "Calisha, Tuan! Calisha kecelakaan!" ucapnya sambil menunjukkan ponsel yang masih tersambung dengan Bi Arum.
Jder!
Ha!
Jantung Naren berdetak kencang mendengar ucapan istrinya yang penuh isakan itu, dengan cepat langsung menarik sang istri dan memeluk erat dengan satu tangannya merampas ponsel ditangan Ervina.
"Hallo, Bi, dimana?" tanya Naren tegas.
Naren sangat panik, namun demi Calisha dan Ervina, Naren akan berfikir lebih jernih saat ini.
Terdengar isakan di ujung panggilan, "Di ambulance menuju rumah sakit Pratama, Tuan!" jawab Bi Arum tersendat-sendat.
"Baiklah lah, langsung bawa ke UGD, saya akan tunggu di sana!" ucap Naren kemudian mematikan ponsel dan satu tangannya meraih infus Ervina.
"Kita kesana, kamu yang tenang! Calisha pasti baik-baik saja!" ucap Naren sambil membawa istrinya berdiri, "Sus, tolong kursi roda!" pekiknya, karena selalu ada suster yang menjaga di depan ruangan Ervina.
"Andai saja saya gak sakit, pasti saya bisa jagain Calisha!" jawab Ervina dengan terisak.
Ervina takut, gadis kecil yang memenuhi hatinya selama ini terluka.
Calisha pelipur laranya!
Karena Calisha, Ervina berjuang untuk bertahan walaupun tak dianggap oleh Naren!
Calisha hadiah Tuhan untuknya!
Hati Ervina dipenuhi rasa bersalah kepada gadis mungil itu, karena dirinya tak bisa menjaganya dengan baik.
"Bukan salahmu, Na ... Jangan berandai-andai, Calisha pasti akan baik-baik saja!" jawab Naren sambil mendudukkan Ervina di kursi roda yang dibawa suster dan meletakkan kantong infus di tiang kursi roda.
"Kita ke UGD, kamu harus tenang ya!" ucap Naren lagi sambil mengusap pelan puncak kepala Ervina yang hanya mengangguk sebagai jawaban.
Naren dengan cepat mendorong kursi roda Ervina menuju lantai dasar dan berhenti di resepsionis untuk mendaftarkan putri kecilnya yang masih dalam perjalanan.
Tepat setelah pendaftaran selesai, ambulan datang dengan Bi Arum yang turun penuh dengan darah di sekujur bajunya sambil mengikuti para perawat membawa tempat tidur itu.
"Bi Arum!" teriak Ervina terkejut melihat darah yang begitu banyaknya.
"Nyonya!" ucap Bi Arum bergegas mendekati Ervina yang duduk di dekat ruang tunggu UGD kemudian menunduk, "Maafkan saya, tidak bisa menjaga Non Calisha, Tuan, Nyonya!"
"Bagaimana bisa, Bi?" tanya Naren.
"Non Calisha ingin menyusul Mommy nya ke rumah sakit, namun kami tahan, Tuan, sesuai perintah Anda ... Semalaman menangis karena rindu tidur dengan Mommy nya, setelah itu pagi saat berangkat sekolah, meminta berhenti ke supermarket katanya untuk membeli pensil namun ternyata Non Calisha ingin kabur, Tuan!" jelas Bi Arum, "Namun naas, Non Calisha tertabrak mobil dengan kecepatan kencang saat berlari!"
Mendengar itu membuat Ervina semakin kencang menangis.
"Calisha!" ratapnya.
Hatinya semakin merasa bersalah telah meninggalkan gadis itu sendirian dan kesepian.
Naren sontak mensejajarkan tubuhnya bertumpu pada lutut dan memeluk Ervina dengan erat, "Jangan bersedih, Calisha akan semakin sedih nanti! Dia pasti baik-baik saja!"
"Semua karena aku, Tuan!" racaunya.
"Bukan kamu, tapi aku ... Kalau saja saya gak bikin kamu dirawat dirumah sakit, tentu tidak akan terjadi! Salah saya, bukan kamu!" ucap lembut Naren sambil menenangkan Ervina.
Ervina hanya bisa menangis dalam pelukan Naren.
Kesedihan meliputi mereka!
Hingga beberapa saat kemudian seorang dokter jaga UGD keluar, "Keluarga Nona Calisha?"
"Saya!" ucap Naren kemudian berdiri mendekat, "Saya Daddynya!".
"Nona Calisha kehilangan banyak darah akibat luka di perutnya, kami juga harus menjalani operasi secepatnya karena satu ginjalnya telah hancur dan perutnya dipenuhi dengan darah, kebetulan bank darah golongan Ab habis, Tuan! Apalah dari keluarganya ada yang bergolongan darah yang sama?" ucap Dokter itu panjang kali lebar.
Deg!
Naren tampak memejamkan matanya, "Tidak ada, Dok!"
"Tolong bapak cari ke PMI secepatnya, karena kami harus segera melakukan operasi kurang dari satu jam!" ucap dokter itu.
"Baik, Dok!" jawab Naren kemudian mengambil ponselnya dan menghubungi orang-orangnya untuk berpencar ke beberapa cabang PMI mencari darah untuk putrinya.
Kemudian Naren duduk di kursi tunggu dengan memegang ponselnya.
"Tuan!" panggil Ervina yang masih tersendat-sendat.
"Iya, Na?"
"Apa golongan darah, Anda?" tanya Ervina.
"O!"
"Berarti golongan darah Calisha mengikuti Mommy kandungnya?" tanya Ervina masih sambil menyusut air mata.
Namun Naren diam tak menjawab sambil memandang Ervina.
Menyadari kesalahannya karena mengungkit orang yang membuat Naren sensitif akhirnya Ervina memilih diam dan tak ingin bertanya lagi.
Membiarkan Naren sibuk dengan ponselnya mencari darah untuk putri kecilnya. Setelah itu masuk dan menandatangani surat kesediaan keluarga pasien.
Walau sudah mulai tenang, Ervina tetap terpukul menyadari putrinya setelah ini hanya akan memiliki satu buah ginjal saja!
Hingga beberapa orang datang dengan Box berisi darah AB sesuai permintaan dokter bersamaan dokter bersamaan dengan dokter yang mendorong bangkar tempat tidur Calisha menuju ruang operasi.
Ervina memegang tangan kecil yang tergolek dengan tubuh pucat itu dari kursi rodanya, "Kuat ya, Sayang! Mommy Na disini tungguin Sha, sampai sembuh!" ucapnya.
Hingga Calisha masuk ke ruang operasi itu.
Bersama beberapa dokter terbaik yang Naren minta untuk menangani sang putri!
Hampir lima jam lamanya ruang operasi itu tertutup, akhirnya terbuka bersama dengan putrinya yang masih dipenuhi beberapa selang.
Naren dan Ervina langsung menyusul.
"Operasi berjalan lancar, Tuan, Nona kecil harus berada di ruang ICU untuk observasi sampai sadar!" kata dokter itu.
"Baik, Dok!"
Kemudian Naren mendorong istrinya mengikuti dokter menuju ruang ICU, sambil melihat putrinya yang masih terbaring.
Bersamaan dengan itu, tiba-tiba Ervina meletakkan kepalanya di sandaran kursi roda.
Pluk!
"Na!" pekik Naren, "Bangun, Na!"
Naren dengan cepat mendorong menuju kamar rawat Ervina, "Bi, tolong pantau keadaan Calisha ya, Bi! Hubungi saya kalau ada apa-apa!" ucapnya sebelum bergegas pergi.
Naren membawa sang istri untuk kembali di periksa!
"Dok, Tolong!"
"Sebentar, Pak!" ucap Dokter itu kemudian mengecek kondisi Ervina, kemudian mengintip sedikit bagian bawah untuk mengecek pendarahannya, "Ibu terlalu berat berfikir, tapi tenang, Pak, Ibu tidak pendarahan lagi namun muncul flek, masih harus istirahat total sampai tidak keluar flek lagi, jangan berfikir berat, jangan kerja berat, atau—" ucap Dokter itu tertahan.
"Atau apa, Dok?"
"Bayi Anda tidak bisa bertahan!"
Deg!
bersambung....
Kasihannya mommy Na dan Calisha...
NICU (neonatal ICU) itu buat bayi baru lahir berusia 0-28 hari
kalo naren O, istrinya A: anak anaknya mungkin O dan A
kalo naren O, istrinya B: anak anaknya mungkin O atau B
lanjut Thor aku br comeback ke noveltoon LG setelah lama ku abaikan.heee