Tak ada satupun orang tahu bahwa sang casanova rupanya masih perjaka. Telah banyak wanita yang tidur dengannya, tapi rupanya tak ada satupun wanita yang bisa membuatnya bergairah.
Trauma di masa lalu membuat Andra Struick menjadi seorang pria impoten. Sehingga dia mencoba mengencani banyak wanita untuk bisa membuatnya sembuh dari impontennya.
Tapi bagaimana kalau ternyata satu-satunya wanita yang bisa membuatnya bergairah adalah musuh bubuyutannya? Apakah Andra akan menerima takdirnya? Atau memilih tidak menikah sama sekali?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DF_14, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 3
Malam ini Sadrina telah mengalami nasib yang sangat sial, setelah mengalami patah hati karena cintanya kepada Steve bertepuk sebelah tangan. Hidupnya semakin sial karena telah berhasil ditangkap oleh anak buahnya seorang rentenir, kemudian rentenir tersebut menjual Sadrina kepada seorang mucikari seharga 500 juta.
"Aku mohon, lepaskan aku!" Sadrina berusaha untuk memberontak ketika seorang mucikari dan dua orang bodyguard membawanya secara paksa masuk ke dalam sebuah klub malam.
"Enak saja minta dilepaskan, aku sudah membeli kamu. Mulai malam ini kamu harus bekerja disini, melayani para tamu di klub malam ini." Ucap sang mucikari.
Tentu saja Sadrina tidak terima, dia tidak ingin menjadi seorang pelacur. "Aku mohon tolong lepaskan aku. Aku janji aku akan mengganti semuanya."
Sadrina memohon dengan sangat agar mucikari tersebut mau melepaskannya. Dia tidak sudi menjadi seorang pelacur.
Bukannya merasa tersentuh, sang mucikari malah tertawa. "Sudahlah jangan jual mahal, nona! Malam ini kamu harus melayani Tuan Abraham. Mungkin malam ini adalah pekerjaan pertama untukmu, nanti juga kamu akan terbiasa."
Sadrina sangat kesal mendengarnya, dia merasakan harga dirinya telah diinjak-injak, wanita itu meludahi sang mucikari. "Cuihhhh! Lebih baik aku mati daripada harus menjadi seorang pelacur."
Sang mucikari sangat marah, dia mendengus kesal sambil membersihkan wajahnya dengan tisu. "Kurang ajar!"
Mucikari tersebut melayangkan tangannya untuk menampar wajah Sadrina, membuat Sadrina sangat ketakutan, sampai dia sedikit menundukkan wajahnya.
Namun, mereka dikejutkan dengan kehadiran seorang pria yang tiba-tiba saja menahan tangan mucikari tersebut.
Sadrina yang sedari tadi menundukkan kepalanya, perlahan-lahan dia mendongakkan kepalanya. Dia membelalakkan mata ketika melihat wajah pria yang telah menolongnya.
"Gra-grandong?"
Grandong adalah nama panggilan Sadrina untuk Andra. Sementara Andra selalu memanggil Sadrina dengan panggilan Mak Lampir.
Sungguh Sadrina merasakan harga dirinya runtuh, karena musuh bubuyutan yang sering meledeknya harus menyaksikan hal memalukan seperti ini. Sadrina sangat merasa yakin pasti saat ini Andra sedang mentertawakannya di dalam hati.
Sang mucikari melepaskan tangannya dari genggaman Andra dengan kasar, "Berani sekali kamu ikut campur ke dalam urusan kami! Wanita ini sudah kami beli dari seorang rentenir. Jadi lebih baik kamu pergi!"
Sang mucikari mengusir Andra dari klub malam tersebut.
Sementara Sadrina, wanita itu hanya bisa menundukkan kepalanya. Dia tidak mungkin meminta pertolongan kepada Andra. Justru dia sangat merasa yakin bahwa Andra sangat merasa puas melihat nasibnya seperti ini.
Andra pun menghela nafas, kalau dipikir-pikir untuk apa juga dia peduli kepada Sadrina, musuh bebuyutannya itu. Sehingga dia membiarkan ketika Sadrina dibawa paksa oleh ketiga orang berbadan kekar itu, sampai dia melihat ada seorang pria tua berjalan mendekati Sadrina. Mungkin pria tua itu adalah tamu pertama untuk Sadrina.
"Untuk apa aku peduli padanya? Ingat Andra, dia adalah musuhmu! Lagian hari ini aku akan bertemu dengan Claudia." Gerutu Andra. Dia memutuskan untuk segera pergi dari klub malam tersebut, ada hal yang jauh lebih penting dari pada harus menolong Sadrina.
Namun, entah mengapa tiba-tiba saja dia membalikkan badannya. Dia berjalan mendekati Sadrina yang sedang di bawa paksa oleh pria tua bernama Tuan Abraham itu untuk masuk ke dalam kamar.
Andra berdiri menghalangi Sadrina yang berusaha untuk memberontak dari rangkulan Tuan Abraham.
"Lepaskan aku, brengsek! Lepaskan aku!" Teriak Sadrina sambil terus berusaha untuk memberontak, walaupun dia tahu tenaganya tidak seberapa dibandingkan dengan mereka yang kekar.
"Ngapain kamu berdiri disini? Cepat minggir!" Bentak Tuan Abraham kepada Andra.
"Gadis itu mulai malam ini adalah milikku. Aku akan membelinya." Jawab Andra dengan sorot matanya yang tajam.