Raisa mana uang hasil jualanmu hari ini. Saat Mas Iwan melihat Raisa sedang menurunkan bahan - bahan makanan dari sepeda motornya. Habis mas," jawab Raisa singkat. Kamu itu ya suka banget capek - capek kalau hasilnya gak ada sama sekali. Mendingan gak usah kamu kerjakan!!! buang - buang waktu kamu dan juga buang - buang gas aja. Gas ibu jadi cepat habis karena kamu boros!!! Mas gimana to, gas juga tiap habis aku juga yang beli. Mana pernah ibu beli gas. Semua alat masak juga aku yang beli. Kompor mamaku yang kasih ya. Jangan lupa ya mas!!! Rumah yang kamu tempati saat ini juga rumah Mama aku!!! Harusnya kamu, ibu dan juga adikmu bersyukur sudah aku tampung dirumah ini. Dan satu lagi uang yang kau nikmati bersama ibu dan adikmu itu hasil jerih payahku bekerja di pabrik selama ini!!!1 Kamu hanya pengangguran pemalas yang sukanya memanfaatkan uang istri," seru Raisa penuh penekanan sambil berlalu meninggalkan Mas Iwan sendiri di teras.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AULIA KHAIRIN NISA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 20
Bik, Raisa boleh cerita sama Bibik. Ada sesuatu yang ingin bicarakan sama Bibik," tanya Raisa dengan wajah seriusnya.
Bibik yang mulai menyadari suasana hati Raisa anak majikannya itu yang sudah Munaroh anggap seperti anaknya sendiri saat ini dan juga perubahan sikap dari Mbak Raisa itu, langsung saja Bibik Munaroh mendekatkan badannya dan langsung saja duduk di samping Raisa.
Mbak Raisa sebenarnya ada masalah apa. Pasti ini semua ada hubungannya dengan rumahtangga Mbak Raisakan," jawab Bik Roh lembut.
Bibik boleh bilang sesuatu gak Mbak Raisa. Sebelum Mbak Raisa bercerita kepada bibik. Tapi Bibik harap, Mbak Raisa jangan marah ya sama Bibik. Setelah Mbak Raisa tahu kabar ini dari Bibik," ujar Bibik Munaroh ragu.
Karena apa yang Bibik mau perlihatkan sama Mbak Raisa ini. Pasti akan melukai hati Mbak Raisa nantinya," ujar Bibik Munaroh sambil mengeluarkan sebuah amplop coklat panjang dari kantong dasternya.
Kemudian Bibik Munaroh menyerahkan amplop itu kepada Mbak Raisa orang yang berhak melihat foto - foto yang ada di dalam amplop coklat itu.
Maaf ya Mbak Raisa, Bibik bukannya mau ikut campur urusan pribadi Mbak Raisa ini. Tapi Bibik harap Mbak Raisa mau menerima. Dan juga pasti ini akan melukai hati dan juga perasaan Mbak Raisa. Dan Bibik juga yakin pasti isi yang ada di dalam amplop coklat itu. Mbak Raisa akan membutuhkannya suatu saat nanti," ujar Bibik Munaroh mantap.
Raisa langsung membuka isi dari amplop coklat tersebut, yang diserahkan kepadanya itu. Ada rasa penasaran yang menyelimuti Raisa seketika. Saat memegang amplop yang diserahkan Bibik Munaroh kepada Raisa itu.
Setelah dibuka isi dari amplop tersebut beberapa foto berhamburan ke lantai. Raisa segera memunguti foto - foto yang berserakan di lantai itu.
Raisa mengamati dengan seksama foto - foto tersebut. Beberapa lembar foto - foto perselingkuhan suaminya Iwan dengan wanita lain. Yang Raisa ketahui namanya Romlah itu.
Di dalam amplop masih terdapat sebuah flashdisk kecil berwarna merah putih. Raisa membiarkan flashdisk itu masih tersimpan rapi di dalam amplop. Tanpa ada niatan untuk sekedar melihatnya dan mengeluarkannya dari dalam amplop
Foto - foto itu memperlihatkan Mas Iwan dengan wanita hamil sedang berada di pusat perbelanjaan di Mall Terbesar yang berada di tempat tinggalnya itu.
Raisa terus mengamati foto - foto itu dengan sangat serius. Hingga Raisa beberapa kali tak percaya dengan apa yang saat ini Raisa lihat itu.
Bukannya Mas Iwan itu mandul ya, kok bisa sih cewek itu hamil. Terus itu anak siapa coba," gumam Raisa lirih yang suaranya masih bisa terdengar sama Bibik Munaroh yang masih duduk di sebelah kanan Raisa itu.
Maksud Mbak Raisa kalau suami Mbak Raisa itu mandul ya. Terus itu wanita kok bisa hamil," tanya Bik Munaroh begitu sangat penasaran.
Raisa langsung memandangi Bibik Munaroh dengan tatapan yang sulit sekali diartikan. Kemudian Raisa beranjak masuk ke dalam kamarnya mengambil hasil yang pernah Iwan dan juga Raisa lakukan, saat sebelum mereka berdua melakukan pernikahan.
Bibi bisa baca sendiri saja tulisan yang ada di dalam situ ya," titah Raisa sopan
Bik Roh langsung meraihnya dan membukanya dan langsung saja mambaca amplop berlogo salah satu rumah sakit.
RSUD KOTA SEMARANG," seru Bibik Munaroh sengaja mengeja tulisan yang ada di Amplop besar yang saat ini dipegangnya itu
Dan bergegas Bik Roh mengambil beberapa lembar dari dalam situ.
Mata Bik Roh dengan sangat lebar memplototi tulisan yang tertulis di dalam kertas itu.
Hasil Pemeriksaan atas Nama Iwan Santoso alamat Semarang tertanggal 02 Februari 2002 umur dua puluh lima tahun. Dari hasil pemeriksaan yang telah dilakukan oleh saudara Iwan Santoso bahwa saudara Iwan Santoso dinyatakan dengan hasil yang sangat teruji secara klinis dan akurat ini. Saudara Iwan Santoso MANDUL," Bibik Munaroh membacanya dengan sangat teliti. Tanpa sedikitpun tulisan yang terlewatkan dari pandangan mata Bibik Munaroh itu.
Bibir Bibik Munaroh spontan mengucapkan kata OPS sambil sebelah tangannya menutupi mulutnya itu.
Kok bisa wanita yang di foto itu menunjukkan kalau wanita itu sedang hamil. Terus kalau begitu iu anak siapa Mbak Raisa," tanya Bibik Munaroh heran.
Raisa hanya mengangkat kedua bahunya tanda keheranan juga melihat foto - foto itu dan juga kenyataan yang jelas - jelas kalau Mas Iwan Mandul. Saat ini otak Raisa tak bisa berfikir secara jernih. Raisa hanya diam tak bereaksi apapun.
Kok hasil seperti ini Bibik baru tahu toh Mbak Raisa. Jadi selama ini itu Mbak Raisa sembunyiin rahasia sebesar itu sendirian selama itu. Kenapa Mbak Raisa gak pernah cerita semua ini sama Mama dan Papa Mbak Raisa.
Kenapa malah disembunyikan sendirian. Ini sangat lama lho mba Raisa hampir dua puluhan tahun Mbak Raisa sembunyiin ini rapat - rapat tanpa ada seorangpun yang tahu," ujar Bik Roh dengan tatapan yang sulit diartikan. Antara sedih, kecewa, marah semuanya tercampur jadi satu.
Raisa cinta sama Iwan Bik, makanya selama ini Raisa bertahan sama Iwan. Walaupun Puput Ibu Mertua dan juga Dea adik ipar Raisa selalu berulah dan memanfaatkan gaji Raisa untuk kesenangan mereka.
Tapi lama - lama Raisa jengah Bik, dengan semua kelakuan ajaib mereka kepada Raisa. Gak pernah terucap kata terimakasih mereka malah ngelunjak seenak jidat mereka tinggal di rumah mereka. Malah Raisa seolah - olah yang menumpang hidup sama mereka. Padahal mereka sendiri yamg menumpang hidup sama Raisa Bik.
Kurang baik apa Raisa jadi orang Bik," tangis Raisa pecah tak terbendung lagi. Suara tangisan Raisa pecah menggelegar hingga memenuhi semua sudut rumah Raisa yang besar ini. Hingga sampai terdengar ke pos satpam yang letaknya berada di depan itu.
Pak Bambang yang mendengar ada tangisan dari dalam rumah langsung saja berlari tergopoh - gopoh menuju sumber asal suara.
Dengan suara ngos - ngosan Pak Bambang menghampiri Mbak Raisa dan Bibik Munaroh di ruang keluarga tersebut. Yang sedang bersitegang.
Siapa yang menangis Roh, ada apa sampai suaranya terdengar sampai ke depan pos. Saya kan jadi takut dan juga khawatir kalau sampai terjadi sesuatu di rumah ini. Saya disini ditugaskan bapak dan ibu menjaga keamanan rumah," ujar Pak Bambang ngos - ngosan.
Seketika Raisa dan Bibik Munaroh menoleh ke arah Pak Bambang yang sudah berdiri di dekat mereka dengan tatapan yang entah apa sulit diartikan.
Seketika Raisa dan Bibik Munaroh tertawa terpingkal - pingkal melihat ekspresi Pak Bambang satpam di rumahnya itu.
Hahahahaha .....
Pak Bambang lucu banget ekspresinya sampai Raisa gak bisa tahan untuk ketawa. Maaf ya Pak," ujar Raisa terbata - bata.
Ih Mbak Raisa sama kamu itu lho Roh malah ngetawain saya. Apanya yang lucu coba," gerutu Pak Bambang yang mengerucutkan bibirnya ke depan itu.
Tak ada salahnya kamu urus Syarikat Pak Anggoro di samping itu kamu bisa aja jalankan perniagaan yang kamu minat , Pak Anggoro tidak punya anak yang lain selain hanya Raisa ,
Berbaktilah kepada orang tua selagi mereka masih hidup Raisa jangan terlalu megah .