Myro Veniar yang merupakan pangeran ke 3 dari Kerajaan Veniar, tanpa dukungan dan perhatian dari orang-orang, dikirim ke wilayah utara untuk melawan pemberontakan besar di utara hanya dengan ratusan pasukan.
Jika ia menolak perintah sang raja, Myro akan dianggap sebagai pemberontakan lalu diturunkan sebagai pangeran atau bahkan dieksekusi mati. Tapi, pergi ke utara untuk melawan pemberontakan besar tanpa dukungan sama seperti pergi menuju kematian juga.
Bagaimana cara Myro mengatasi pilihan di antara hidup dan mati ini? Apakah dia mampu bertahan di tengah sengitnya persaingan kekuasaan antara pangeran serta menjadi pangeran yang berhasil menjadi raja?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ark Vest, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 6 : KESETIAAN LUNE
Mata Lune sedikit berkaca-kaca menatap ke arah pemuda yang berdiri diam melihat balik ke arah dirinya penuh kebingungan.
Tanpa ragu sedikitpun, Lune berjalan menuju ke arah pemuda tersebut.
Tentunya kedatangan Lune menarik perhatian banyak orang, bagaimanapun beberapa dari mereka telah disini selama berminggu-minggu hingga bulan namun sosok Lune belum pernah muncul. Karena itu, kedatangan Lune sekarang terlalu mengejutkan.
Beberapa orang berencana berjalan mendekati Lune untuk berbicara dengannya, bagaimanapun sebuah kesempatan langka untuk Lune menampakkan dirinya yang membuat mereka berusaha memanfaatkan kesempatan tersebut.
"Minggir, biarkan aku sang pangeran yang menemui Nona Lune duluan!", teriak Erald yang mendorong beberapa orang di sekitarnya sambil melangkah maju, mencoba mengajak Lune berbicara. Dia yakin dengan wibawa serta posisinya sebagai pangeran, Lune akan membantuntya naik ke atas kekuasaan.
Belum lagi Lune merupakan bakat yang selalu didambakan oleh ayah serta saudaranya yang lain, selama ia mendapatkan Lune, dia yakin perhatian sang ayah akan jatuh kepadanya.
Tetapi sebelum orang-orang dapat berbicara dengan Lune, Lune mengabaikan semua orang dan terus melangkag maju hingga berdiri tepat di depan Myro yang kebingungan.
Di bawah tatapan penuh rasa tidak percaya dan kaget semua orang, Lune berlutut di depan Myro dengan satu kaki "Lune Enneige Aras memberikan hormat kepada Tuan Myro! Sebuah dosa besar bagi seorang punggawa seperti saya membuat tuannya menunggu, Lune siap menerima hukuman apapun atas kesalahan yang dia perbuat".
Suasana di seluruh villa yang tadinya ramai menjadi diam, bahkan apabila sebuah jarum jatuh sekarang, suaranya akan sangat menggema.
Myro menatap Lune yang berlutut di depannya dengan ragu "Anda Nona Lune? Tunggu, apakah ada kesalahpahaman disini? Aku adalah Myro Veniar, pangeran ke 3 Kerajaan Veniar. Nampaknya ini adalah pertama kalinya kita bertemu, bagaimana mungkin aku menjadi tuanmu?".
Lune terus berlutut tanpa ada sedikitpun kesombongan, ia juga menolak untuk berdiri "Tuanku, mungkin bagi anda ini memang pertama kalinya kita bertemu. Namun sebagai punggawa wilayah Aras, sudah tugasku untuk mengibarkan bendera Aras ke seluruh penjuru dunia-- Tidak, maksudku Bendera Veniar!".
Saat Myro belum mampu mencerna tentang apa yang terjadi, Erald tiba-tiba berjalan mendekat penuh kepanikan "Tunggu, tunggu dulu Nona Lune! Sepertinya ada kesalahpahaman disini! Pangeran Myro adalah kakak ke 3 ku yang dikenal sebagai pangeran terbuang tanpa dukungan apapun. Mengikuti orang seperti dia sama sekali tidak cocok dengan kemampuan anda, itu seperti kemampuan anda akan terbuang secara sia-sia. Lebih baik untuk--".
Lune menatap tajam ke arah Erald "Pangeran Erald, tutup mulutmu! Disini adalah kediaman milikku, bukan istana pangeran milikmu! Jika kau berani mengatakan sesuatu yang bodoh lagi, jangan salahkan aku memberitahu para pengawal untuk mengusirmu!".
Erald terdiam akibat perkataan Lune, seperti yang dikatakan Lune bahwa raja sekalipun bersikap sopan pada dirinya.
Lune kembali menatap Myro dengan tegas "Tuanku, tolong biarkan Lune memberikan kesetiaannya kepada anda dan membantu membersihkan halangan di depan anda!".
Melihat Myro masih bingung terhadap perubahan yang mendadak, Tusen yang ada di samping terbatuk untuk mengingatkan "Tuanku, meskipun membuat anda menunggu, setidaknya ia sudah menunjukkan ketulusan untuk meminta maaf. Sekarang adalah waktunya bagi anda untuk menentukan, apakah akan menerimanya atau tidak?".
Diingatkan oleh Tusen, Myro kembali sadar dari rasa terkejutnya dan membantu Lune untuk berdiri "Nona Lune, sebuah kehormatan bagiku untuk mendapatkan bantuanmu, jangan berlutut seperti ini! Apabila Nona Lune mau ikut menjadi rekanku, tentunya aku sangat berterima kasih".
Lune yang berdiri dengan bantuan Myro menggelengkan kepalanya "Tuanku, anda terlalu baik terhadap bawahan anda, tetapi tetap harus ada batasan yang jelas antara tuan dan punggawanya. Kalau tuan bersama punggawa tidak memiliki batasan, nanti akan ada bawahan anda yang lupa diri. Oleh karena itu, anda harus sedikit tegas, tuanku".
Myro menggaruk lehernya canggung, ia belum terbiasa bersikap layaknya seorang penguasa, lagipula ia sejak dulu menjadi pangeran terbuang tanpa ada banyak pengikut setia kecuali Ares dan Tusen.
Melihat kecanggungan Myro, Lune tersenyum lembut "Bagaimana kalau tuan ikut saya ke villa dulu, Lune yakin anda memiliki banyak hal yang perlu dibicarakan. Selain itu, jangan memanggilku Nona Lune, cukup panggil Lune saja, ayo tuan".
Mendengar ajakan Lune, Myro mengangguk setuju sebab mereka dari tadi terus ditatap oleh orang-orang di sekitar mereka layaknya hewan langka. Jadi, untuk menghindari perhatian semua orang, lebih baik untuk berbicara di kediaman Lune.
Ketika Lune akan membawa Myro bersana Tusen, ia tiba-tiba mengingat sesuatu "Benar juga, Mila! Biarkan semua tamu kita hari ini pergi dan mulai sekarang, kediamanku tidak akan menerima tamu yang mencoba merekrutku lagi".
Setelah mengucapkan masalah tersebut ke Mila, Lune membawa Myro bersama Tusen menuju kediamannya di bawah tatapan kaget semua orang.
Mila membungkuk yang menunjukkan persetujuannya terhadap perintah Lune sebelum kembali menegakkan punggungnya sambil menatap semua orang dengan dingin "Mohon maaf semuanya, kediaman Nona Lune akan menolak semua tamu hingga waktu yang belum ditentukan, saya harap semua orang dapat pergi dengan damai sehingga para penjaga di sekitar tidak perlu repot-repot melakukan tindakan apapun yang mungkin akan membuat kalian bermasalah".
......................
Di sisi lain, Myro yang berjalan di samping Lune mau tidak mau bertanya sedikit khawatir "Apakah tidak masalah mengusir mereka semua begitu saja? Bagaimanapun ada banyak sekali anggota keluarga bangsawan, pejabat hingga pangeran yang berada di halaman tadi".
"Tuan jangan khawatir, kalau aku tebak dengan benar, tuan pasti akan meninggalkan ibukota sebentar lagi bukan?", tanya Lune yang terus membimbing jalan dengan senyuman lembutnya, ia selalu membawa buku besar aneh di tangan kanannya juga.
Myro mengangguk "Itu memang benar, namun bagaimana kau bisa tahu?".
"Mudah saja", kata Lune yang berhenti di depan sebuah pintu di villanya, ia membuka pintu tersebur yang menunjukkan sebuang ruang tamu yang cukup luas dengan sofa serta meja di pusat ruang tamu "Aku ingat pangeran ke 3 mencapai usia dewasa beberapa waktu lalu, pesta yang harusnya megah sebagai acara dewasa seorang pangeran tapi acara anda terkenal karena sepinya".
"Setiap kali pangeran mencapai usia dewasa, mereka akan menerima posisi di pemerintahan untuk membuktikan kemampuan mereka. Raja Veniar IV merupakan orang yang licik, dia pasti mengirim anda ke daerah yang jauh dari ibukota sebab perkembangan tuan akan semakin sulit jika berada di ibukota".
Myro yang dari tadi berjalan mengikuti Lune dan akan duduk di sofa yang ia sediakan segera berhenti, ia menatap Lune yang sedang mengambil teko teh penuh rasa keraguan "Menurutmu ayahku mengirim aku ke tempat yang jauh semuanya untuk diriku? Nampaknya ada kesalahpahaman disini, Lune! Kau jarang pergi dari villa mu sehingga kau tidak tahu tentang informasi tentang Kerajaan Veniar, namun aku dikenal sebagai pangeran terbuang. Satu-satunya pangeran yang diabaikan oleh Raja Veniar IV, bahkan ia tak datang ke acara dewasaku kemarin".