Qin Ruyue, seorang permaisuri yang setia dan penuh kasih, mengalami pengkhianatan paling menyakitkan. Kaisar yang pernah dia cintai dengan sepenuh hati, serta adik tirinya yang menjadi selir, bersekongkol untuk menjatuhkannya.
Setelah melahirkan seorang bayi laki-laki yang tampan, Qin Ruyue disiksa tanpa ampun dan akhirnya dibunuh dalam kesengsaraan yang mendalam.
Namun, takdir memberikan kesempatan kedua yang tak terduga. Qin Ruyue tiba-tiba terbangun, dan mendapati dirinya kembali ke masa tiga tahun yang lalu, Qin Ruyue bertekad untuk mengubah segalanya.
Tidak lagi menoleh ke arah suami yang pernah mengkhianatinya dan adik tirinya yang berkhianat, Qin Ruyue membuat keputusan yang mengejutkan seluruh istana.
Dia akan mengungkap rahasia gelap istana, membalikkan keadaan, dan merebut kembali nasibnya kali ini, dengan caranya sendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arlingga Panega, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MEMPERMALUKAN DIRI SENDIRI
"Kakak tertua!" panggil Qin Yanran sambil mendekat, dia melihat Qin Ruyue berdiri sambil mengobrol dengan Li Mei di dekat kolam.
"Adik kedua, kau belum kembali?" tanya Qin Ruyue sambil mengerutkan dahinya.
"Selir Qian memanggil pangeran ketiga, aku berpikir untuk jalan-jalan sebentar di sini." jawab Qin Yanran sambil tersenyum licik.
Qin Ruyue terlihat berpikir, "Adik kedua, apakah menurutmu selir Qian sangat tak tertahankan? Dia tahu bahwa kau datang bersama dengan pangeran ketiga, tapi kenapa dia tidak memanggilmu juga?"
Qin Yanran melotot, "Itu karena dia memiliki urusan yang penting dan harus dibicarakan dengan suamiku. Kakak perempuan, kenapa kau disini? Dimana pangeran kesembilan?"
"Dia tadi ada urusan, sebentar lagi juga kembali." jawab Qin Ruyue sambil tersenyum manis, dia tahu bahwa adik tirinya itu tengah merencanakan sesuatu.
"Kakak perempuan, aku hanya ingin mengingatkanmu, bahwa kompetisi bulan depan, kita harus memenangkannya. Jangan sampai mempermalukan yang mulia Kaisar! Apakah anda membutuhkan seseorang untuk mengajar? Aku bisa merekomendasikan beberapa orang guru yang cakap, mereka juga memiliki reputasi yang sangat bagus." ucap Qin Yanran, sikapnya seolah-olah dia sangat peduli terhadap Qin Ruyue.
"Tidak di butuhkan! Adik, lebih baik anda mulai berlatih dengan giat, dalam kompetisi nanti, sepertinya yang mulia Kaisar sangat mengandalkanmu." ucap Qin Ruyue, kata-katanya seolah-olah menyanjung Qin Yanran.
"Kakak, jangan berkata seperti itu, adik pasti akan melakukan yang terbaik." jawab Qin Yanran sambil melihat ke belakang, dimana pangeran ketiga dan pangeran ke-9 berjalan bersama menuju mereka.
'Heh! Tunggu saja, aku pasti akan membuat pangeran ketiga dan pangeran ke-9 membencimu! Qin Ruyue! Kau tidak boleh merasakan hidup yang lebih baik dibandingkan denganku!'
Seringaian muncul di wajah Qin Ruyue, dia melirik ke arah Li Mei kemudian memberikan kode dengan lirikan mata, sambil mengangkat dagunya. Li Mei mundur beberapa langkah, gadis pelayan itu seolah telah mencerna semua kamus bahasa isyarat tuannya.
"Kakak!" ucap Qin Yanran, dia berniat untuk meraih tangan Qin Ruyue dan berpura-pura terjatuh. Namun Qin Ruyue membungkuk, dia membersihkan debu yang menempel di ujung pakaiannya.
Tubuh Qin Yanran sedikit oleng, dia membentur bokong Qin Ruyue dan langsung tercebur ke kolam. Nafasnya terlihat megap-megap, dia melambaikan tangannya ke atas sambil berteriak meminta tolong.
"Toloong!" teriak Qin Yanran, sambil sesekali memunculkan kepalanya di atas air.
Pangeran ketiga dan pangeran ke-9 berjalan cepat ke arahnya, mereka melihat sosok Qin Ruyue yang masih membungkuk dengan santai sambil menepuk sepatunya, sementara Qin Yanran hampir saja tenggelam.
"Qin Ruyue! Apa yang kau lakukan?" teriak pangeran ketiga.
Qin Ruyue menegakkan tubuhnya, dia berpura-pura bingung dengan pertanyaan yang diajukan oleh pemuda itu. "Ada apa? Kenapa yang mulia memarahiku?"
Pangeran ketiga memelototkan matanya, "Kau sengaja membiarkan Ran'er jatuh bukan? Seseorang! Turun ke bawah, bantu selirku untuk naik!"
Qin Ruyue mengerucutkan bibirnya, "Ini bukan salahku! Aku tidak mendorongnya sama sekali!"
Saat para prajurit bergegas ingin menolong Qin Yanran, Qin Ruyue segera menghentikannya. "Tunggu! Apa yang ingin kalian lakukan?"
"Tuan putri, tolong jangan halangi kami! Selir Qin bisa saja mati tenggelam jika kami tidak bergegas!" ucap salah seorang prajurit.
Qin Ruyue tertawa, "Bodoh! Apakah kalian semua buta? Kolam itu sangat dangkal, bagaimana mungkin dia bisa tenggelam? Lagi pula tingginya tidak sampai pusar orang dewasa!" ucap Qin Ruyue.
Para prajurit kembali menoleh, mereka mulai berpikir, hingga akhirnya salah seorang di antara mereka berbicara. "Selir Qin! Lebih baik anda segera keluar dari air sebelum masuk angin!"
Qin Ruyue mengangguk, ''Itu benar! Adik! Cepat keluar dari sana! Jangan mempermalukan dirimu sendiri!"
'Qin Yanran! Apa kau berpikir bahwa aku akan tertipu oleh sandiwaramu itu? Di kehidupan yang lalu, aku mendapatkan 30 pukulan papan karena kejadian ini, dan di kehidupan sekarang, aku akan membuat mu membayar harganya.'
Pangeran ketiga mengerutkan keningnya sambil menatap tajam ke arah Qin Yanran yang berdiri sambil menghentakkan kaki. Dia melihat dengan mata kepalanya sendiri, bahwa air kolam itu hanya setinggi paha orang dewasa.
'Sial! Wanita bodoh ini benar-benar berani mempermalukanku di depan banyak orang! Lihat saja, aku pasti akan segera menghukumnya dengan keras!'
Wajah pangeran kesembilan berkedut, dia tersenyum tipis ke arah pangeran ketiga. "Saudara ketiga, sepertinya selirmu sangat senang bermain air, dia bahkan masih ingin menyeret orang lain untuk masuk kesana, benar-benar menakjubkan! Aku tidak mengerti bagaimana dia bisa membuatmu tertarik!"
'Sepertinya dia menjadi semakin cerdas, bahkan tanpa ragu mempermalukan saudara tirinya sendiri di depan banyak orang! Menarik!'
Pangeran ketiga melirik sinis, "Ini tidak ada hubungannya denganku."
Pangeran kesembilan berjalan ke arah Qin Ruyue, dia menarik pinggang gadis itu sambil berbicara tepat di depan wajahnya, hidung mereka bahkan hampir saja menempel. "Masih ingin bermain-main?"
Qin Ruyue tersenyum tipis, "Bagaimana menurut anda, yang mulia?"
Setelah mengatakan hal itu, kedua tangan Qin Ruyue langsung melingkari leher pangeran kesembilan, membuat wajah pemuda itu semakin panas.
"Berani bersikap nakal? Kau harus di beri hukuman!" ucapnya sambil menggendong tubuh gadis itu tepat di depan mata pangeran ketiga.
Wajah pangeran ketiga terlihat menghitam, dia mengepalkan kedua tangannya, hingga kuku-kukunya menembus kulit dan mengeluarkan darah.
'Sial! Berani sekali mereka memamerkan kemesraan di depanku! Qin Ruyue! Kau milikku! Aku pasti akan merebutmu kembali! Mu Ruochen! Aku pasti akan membunuhmu!'
Setelah berpikir seperti itu, pangeran ketiga segera pergi dengan kemarahan yang besar, dia tidak mempedulikan Qin Yanran yang terus berteriak sambil berlari mengejarnya.
"Yang mulia! Yang mulia! Tunggu aku!"
"Yang mulia!" panggil Qin Yanran.
Pangeran ketiga berhenti, dia membalikkan tubuhnya dan menatap Qin Yanran yang berdiri dengan pakaian basahnya yang berantakan.
Plak!
Sebuah tamparan keras mendarat di pipi Qin Yanran, hingga membuat air mata wanita itu mengalir. "Yang mulia!"
"Dasar bodoh! Kau benar-benar berani membuatku menjadi lelucon di depan banyak orang! Apalagi yang bisa kau lakukan selain mencari masalah? Ran'er! Awalnya aku percaya bahwa kau adalah wanita yang pintar, tapi melihat tindakan mu hari ini, kau tidak lebih dari seorang pelacur yang ingin memanjat status. Kau lebih buruk di bandingkan dengan Qin Ruyue!" ucap pangeran ketiga dengan dingin, dia bahkan tidak peduli dengan air mata gadis itu.
"Yang mulia, maafkan Ran'er sekali ini saja, Ran'er tidak akan membuat anda malu lagi," ucap Qin Yanran sambil berlutut di depan pangeran ketiga.
"Lain kali, gunakan otakmu untuk berpikir! Dasar bodoh! Mulai hari ini, kau tidak boleh keluar dari kediaman! Aku melarang siapapun untuk mengunjunginya!" ucap pangeran ketiga sambil menatap kedua pelayan yang berdiri sambil menunduk di belakang Qin Yanran.
"Baik yang mulia," jawab kedua pelayan itu dengan serempak.
Bruk!
Tubuh Qin Yanran terjatuh, dia memegangi kaki pangeran ketiga, berharap pemuda itu bersedia untuk meringankan hukuman nya.
"Lepaskan!" ucap pangeran ketiga sambil menendang Qin Yanran, membuat tubuh wanita itu terdorong ke belakang dan ambruk.
"Selir! Nyonya selir!" panggil kedua pelayannya sambil bergegas membantu Qin Yanran yang pingsan.