NovelToon NovelToon
Real Games

Real Games

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Harem / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: Zoro Z

John Roki, Seorang siswa SMA yang dingin, Cerdas, dan suka memecahkan misteri menjadi logis (Bisa diterima otak)

Kehidupan SMA nya diawali dengan kode rahasia yang tanpa disadari, membawanya ke misteri yang lebih mengancam. Misteri apa itu? kok bisa makin besar? Selengkapnya dalam cerita berikut.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zoro Z, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

chapter 28. Terungkapnya sumur tua.

Suasana siang di sekolah SD itu tetap tenang seperti biasanya. Namun, bagi beberapa guru dan siswa, ketenangan tersebut terasa sedikit mengganggu. Sebuah bau tidak sedap yang selalu muncul di sore hari dari arah sumur tua menjadi topik pembicaraan utama selama beberapa minggu terakhir. Meskipun sekolah ini biasanya ramai dengan tawa dan riuhnya siswa, suasana berubah setiap sore saat bau busuk mulai tercium. Rumor pun berkembang, mulai dari cerita hantu, makhluk gaib, hingga legenda urban.

"Jadi, kita diminta untuk menyelidiki ini, ya?" Kevin bertanya dengan nada sedikit ragu saat mereka bertiga berdiri di depan sumur tua di halaman belakang sekolah. "Aku masih nggak paham kenapa baunya hanya muncul di sore hari."

Roki mengangguk sambil memandangi sumur itu. "Bu Yuki bilang, salah satu guru SD yang dia kenal meminta kita untuk menyelidikinya. Awalnya mereka mengira ini cuma masalah biasa, tapi setelah beberapa minggu, mereka mulai khawatir."

Sumur tua itu terlihat sangat usang, dikelilingi oleh batu bata yang sudah berlumut dan retak di beberapa tempat. Tampaknya sudah lama sekali tidak digunakan. Tali ember yang biasanya ada di mulut sumur sudah putus, dan bagian dalamnya terlihat gelap serta penuh dengan kelembapan. Udara di sekitar sumur terasa lembap dan pengap, seolah ada sesuatu yang menempel di dindingnya, namun bau busuk itu hanya muncul di waktu-waktu tertentu.

Kevin mengernyit. "Tapi kenapa kita? Maksudku, ini kan lebih cocok untuk seorang teknisi atau petugas kebersihan?"

Sui menoleh ke Kevin dengan sedikit senyum. "Kau tahu, klub kita memang berfokus pada game, tapi game teka-teki kadang punya elemen penyelidikan. Jadi, ini mungkin bisa jadi pengalaman baru."

Roki tersenyum tipis, setuju dengan Sui. "Dan kita juga bagian dari *Real Games*, kan? Ini semacam misteri yang perlu kita pecahkan. Lagipula, kita juga harus menunjukkan kalau klub kita bisa berkontribusi."

Mereka bertiga mulai memeriksa sumur itu lebih dekat. Roki memeriksa mulut sumur, mencoba mencari tahu dari mana bau itu berasal. Sui, yang selalu praktis, mengeluarkan senter kecil dari tasnya dan menyorotkan cahayanya ke dalam sumur yang dalam dan gelap. Kevin, di sisi lain, hanya berdiri agak menjauh, merasa kurang nyaman berada dekat dengan sesuatu yang tampak begitu misterius.

“Coba lihat,” kata Sui sambil memfokuskan cahaya. “Ada sesuatu di dasar sumur ini. Tapi terlalu dalam untuk kita lihat jelas.”

Roki menyipitkan mata, mencoba melihat lebih baik. "Kita perlu alat yang lebih baik. Kamera mungkin bisa membantu kita melihat lebih dalam."

Namun Kevin menoleh, tampak bingung. "Tapi, apa nggak aneh kalau ini cuma bau dari sesuatu yang membusuk di dalam sana? Kenapa hanya muncul di sore hari? Seharusnya kalau ada bangkai atau sampah, baunya konstan, kan?"

Roki terdiam sejenak, berpikir. Itu memang aneh. Seandainya ini hanya masalah sampah atau benda mati yang terjebak di dalam sumur, bau itu seharusnya tidak terpengaruh oleh waktu. Pola bau yang hanya muncul di sore hari jelas menimbulkan pertanyaan lebih lanjut.

Sui berpikir keras. "Mungkin ada faktor suhu. Udara dingin saat sore hari bisa menyebabkan bau terperangkap di dalam sumur pada siang hari, lalu ketika suhu mulai turun di sore hari, bau itu keluar dan menyebar."

Roki mengangguk, menyadari bahwa teori itu cukup masuk akal. "Jadi, bau busuk itu terjebak di dalam sumur ketika udara panas, tapi saat suhu turun, tekanan udara berubah, dan baunya keluar. Tapi kita masih perlu tahu apa yang menyebabkan bau itu."

Mereka memutuskan untuk meminta bantuan pihak sekolah SD untuk meminjam alat yang diperlukan, yaitu kamera inspektor yang bisa dimasukkan ke dalam sumur. Kamera ini digunakan untuk memeriksa bagian dalam pipa atau tempat yang sulit dijangkau. Setelah beberapa menit, mereka mendapatkan alat yang mereka butuhkan.

Roki perlahan memasukkan kamera ke dalam sumur, sementara Sui mengamati layar monitor yang menampilkan gambar dari kamera tersebut. Kevin tampak lebih santai sekarang, meski masih menyimpan rasa was-was.

“Kita sudah turun sekitar dua meter… tiga meter…” Sui menyebutkan kedalaman kamera. "Aku mulai melihat sesuatu di dasar sumur."

Di layar, terlihat gambar dasar sumur yang berlumpur dan penuh dengan endapan. Namun, yang membuat mereka terkejut adalah keberadaan beberapa benda yang tampak mencurigakan di antara lumpur itu—kantong plastik, dedaunan, dan sisa-sisa makanan yang tampaknya sudah lama membusuk.

"Astaga," Kevin berkata sambil mengernyit. "Jadi ini cuma sampah yang membusuk?"

Sui mengangguk. "Sepertinya anak-anak nakal membuang sampah ke dalam sumur ini, dan lama-lama sampah itu membusuk."

Roki memutar kamera untuk mendapatkan sudut pandang yang lebih baik. “Dan dengan kondisi sumur yang lembap dan tertutup, sampah-sampah itu terus terjebak di sana tanpa ada yang mengangkatnya keluar. Inilah yang menyebabkan bau busuk.”

“Tapi kenapa hanya sore hari?” Kevin mengulang pertanyaan awalnya.

Sui menjelaskan lebih lanjut. "Karena perubahan suhu. Saat sore hari, udara mulai mendingin, dan gas-gas dari proses pembusukan sampah di dasar sumur mulai terlepas dan naik ke permukaan. Itu sebabnya baunya hanya tercium di sore hari."

Mereka akhirnya menyadari bahwa masalah ini sebenarnya sederhana, namun terabaikan karena kebanyakan orang takut mendekati sumur tua itu. Solusinya jelas: sumur harus dibersihkan agar bau tidak sedap tidak terus muncul.

Setelah melakukan investigasi tersebut, mereka melaporkan hasil temuannya kepada kepala sekolah SD, yang dengan cepat menghubungi petugas kebersihan untuk menangani sumur itu. Kepala sekolah berterima kasih kepada mereka, sementara Bu Yuki yang mendengar laporan tersebut merasa bangga dengan pencapaian anak-anak klub *Real Games*.

"Kalian sudah menunjukkan bahwa klub ini bukan cuma soal permainan teka-teki di dunia maya, tapi juga bisa memecahkan masalah nyata," Bu Yuki berkata sambil tersenyum puas. "Ini adalah pengalaman berharga untuk kalian semua."

Mereka bertiga pun merasa bangga dengan keberhasilan penyelidikan ini. Walaupun pada awalnya mereka mengira ini hanya misteri kecil, namun hasilnya membawa pembelajaran penting bagi mereka, terutama soal kerja sama dan kemampuan berpikir logis.

“Aku rasa, ini tantangan yang bagus buat kita,” kata Roki sambil melihat Kevin dan Sui. "Kita harus lebih sering keluar dari zona nyaman."

Sui tersenyum. "Dan yang lebih penting, kita belajar bahwa nggak semua misteri butuh jawaban mistis atau gaib. Kadang, jawaban paling sederhana adalah yang paling tepat."

Kevin tertawa kecil. "Aku sih senang karena ini ternyata cuma soal sampah, bukan hantu atau makhluk aneh."

Dengan begitu, mereka meninggalkan sekolah dengan perasaan puas. Masih ada banyak misteri dan tantangan lain yang menunggu mereka di masa depan, tapi untuk sekarang, mereka telah menyelesaikan tugas mereka dengan baik.

Roki, Sui, dan Kevin berjalan pulang dengan senyum di wajah mereka, siap menghadapi apa pun yang akan datang, baik di dalam permainan maupun di kehidupan nyata.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!