Kelanjutan Novel 'Sepucuk Surat'
Khusus menceritakan kisah kakak Ifa, putri pertama Farel dan Sinta. Namun, Alurnya akan Author ambil dari kisah nyata kehidupan seseorang dan di bumbui pandangan Author untuk menghiasi jalan cerita.
Semoga kalian suka ya🥰🥰
------------------------
"Haruskah aku mengutuk takdir yang tak pernah adil?"
Adiba Hanifa Khanza, Seorang gadis tomboy tapi penurut. Selalu mendengarkan setiap perkataan kedua orang tuanya. Tumbuh di lingkungan penuh kasih dan cinta. Namun, perjalanan kehidupan nya tak seindah yang di bayangkan.
"Aku pikir menikah dengannya adalah pilihan yang terbaik. Laki-laki Sholeh dengan pemahaman agama yang bagus tapi ..., dia adalah iblis berwujud manusia."
Mampu kan Ifa bertahan dalam siksa batin yang ia terima. Atau melepas semua belenggu kesakitan itu?
"Kenapa lagi, kau menguji ku Tuhan?"
Ikutin kisahnya yuk, jangan sampai ketinggalan.
Salam sapa Author di IG @Rahmaqolayuby dan Tiktok @Rahmaqolayuby0110
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rahma qolayuby, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11 Pingsan
Hari-hari yang Ifa lalui nampak begitu menyedihkan.
Tubuh Ifa terlihat semakin kurus kering dengan mata sayu. Kantung mata tak bisa Ifa tutupi lagi.
Ifa tak tahu harus bagaimana menutupi segala kesedihannya dari keluarganya. Di tutupin ini tak akan bisa. Bahkan orang yang sekilas melirik Ifa akan tahu bagaimana kondisi Ifa saat ini.
Se-menyedihkan itu?
Kuat rasanya jadi Ifa tapi mungkin orang lain tak akan kuat menjadi Ifa.
Bahkan sampai hari menuju puncak selesai bulan ramadhan. Ifa masih bertahan dalam lubang kesakitan nya sendiri. Memeluk luka dalam sebuah kata bertahan.
Kondisi Ifa membuat semua keluarga prihatin. Tapi, tak ada yang tahu bagaimana Ifa jadi seperti itu. Yang orang tahu Ifa hanya sedang sakit saja.
Abi Farel dan ummah Sinta begitu sedih melihat keadaan putrinya. Karena lebaran kali ini Ifa sedang sakit, begitu juga Harfa. Mereka tak tahu keadaan Ifa sebenarnya karena Ifa menutupinya. Dengan alasan tak mau membuat keluarga cemas.
Bulan Ramadhan sudah berlalu dan saling maaf-maafan. Semua orang beraktivitas seperti biasa. Setelah melewati libur panjang. Begitu pun dengan Ifa menjalankan perannya sebagai seorang istri.
Ifa sudah menyerah akan semuanya tapi kenapa Ifa masih bertahan. Dengan laki-laki bajingan. Apa yang Akmal lakukan adalah sebuah pemerkosaan dan pelecehan terhadap Ifa.
Lucu bukan? Suami sendiri melecehkan istrinya.
Emang ada yang seperti itu?
Tentu ada, dan Akmal buktinya.
Akmal bukan seorang suami tapi psiko yang menyiksa batin istrinya sendiri dengan nafsu yang menggebu.
Tak ada cacat pisik, tapi hati Ifa yang hancur.
Ifa pernah ingin menyudahinya tapi Akmal tak mau. Bahkan mohon-mohon dan menangis karena tak mau pisah.
Ifa mencoba sabar dan merasa kasihan. Apalagi Akmal pingsan saat berantem dengan Ifa karena tak mau berpisah.
Rasanya Ifa sudah lelah. Tak ada yang berubah sama sekali pada Akmal.
Dua bulan hidup bersama Akmal membuat Ifa merasa berada di neraka. Batinnya tertekan, jiwanya hancur.
Harusnya Akmal bersyukur punya istri seperti Ifa. Sholehah nya minta ampun. Bahkan Ifa tak pernah meminta hak apapun pada Akmal yang di sebut sebagai nafkah.
Semenjak menikah memang Akmal tak pernah menafkahi Ifa lahiriah dan batiniah. Nafkah batin yang Akmal berikan itu bukan di sebut nafkah batin tapi penyiksaan.
Hidup enak di tanggung oleh Abi Farel. Tapi, ini balasan yang Akmal berikan.
Biaya hidup, makan, minum, tempat tinggal semaunya Abi Farel yang nanggung. Akmal hidup enak dengan semua kemewahan yang ada.
Tak mau berkerja, Ifa tak menuntut apapun. Tapi, inikah balasan Akmal pada Ifa.
Menyiksa Ifa secara batin. Membuat Ifa rasanya tak sanggup lagi.
Mungkin, hari ini adalah hari di mana Ifa habis ke sabaran. Entah ada kekuatan dari mana Ifa bisa melawan. Seolah Allah berkata, sudah cukup bagi kamu bertahan. Sekarang lepaskanlah keluh kesah mu.
"Tolong maafkan mas, dek. Mas tak mau pisah sama kamu."
Mohon Akmal tak mau berpisah dengan Ifa. Akmal tak menyangka, Ifa akan semarah ini.
Hanya karena Akmal minta di layani. Bagi Akmal itu 'Hanya' tapi tidak dengan Ifa.
Biasanya Ifa akan menurut dengan ketidakberdayaannya. Tapi, kali ini Akmal seolah melihat sosok lain dari diri Ifa membuat Akmal juga tersentak kaget.
"Ifa sudah habis kesabaran mas. Ifa tak mau lagi. Ifa cape hanya terus-menerus di jadikan pemuas nafsu mas yang tak ada habisnya.
Sudah cukup Ifa diam. Ifa tak sanggup lagi melangkah. "
"Tidak, mas tak mau."
"Ifa tak peduli. Ifa sudah lelah."
"Dosa kamu meminta pisah dari suami."
"Ifa tak peduli. Lebih dzolim mas yang memperlakukan Ifa layaknya hewan."
"Sampai kapanpun mas tak akan melepaskan kamu."
"Sini, kamu."
"Mas mau apa?"
"Kamu harus di kasih pelajaran biar gak membantah."
"Tidak."
Ifa mencoba berlari dari cengkraman Akmal. Tapi, Akmal tak tinggal diam.
Pertengkaran hebat malam itu tak bisa di tahan lagi. Keduanya tak ada yang mau mengalah.
Ifa sudah tak mau lagi bertahan dan memilih menyerah. Ifa sudah tak sanggup lagi.
Ifa berlari keluar kamar tapi Akmal menyusul Ifa.
Ifa sungguh ketakutan melihat Akmal yang seperti itu. Lebih menakutkan dari biasanya. Tapi, Ifa tak akan mundur lagi. Selama ini Ifa sudah cape diam terus.
"Stop mas, Aku tak mau."
"Diam. Kamu yang membuat saya seperti ini. Terimalah akibatnya. Kamu gak akan bisa lepas dari saya."
Bruk!
Akmal membanting Ifa ke atas sofa membuat Ifa meringis kesakitan.
"Berhenti, mas. Ifa tak mau."
Ifa terus memberontak tak mau di sentuh lagi oleh Akmal. Ifa cukup tersiksa dan tak bisa lagi.
"Dasar istri durhaka. Diam, lah."
"Ya, Ifa memang durhaka. Jadi lepaskan Ifa."
"Tidak, sebelum kamu melayani, saya."
"Ifa mohon, jangan seperti ini."
"Kamu yang salah, sudah memancing amarah saya."
Tenaga Akmal begitu kuat membuat Ifa kewalahan melawan. Apalagi Akmal menindih tubuh Ifa membuat Ifa sulit bergerak.
"Akhh! Mas, tidak!!!"
Jerit Ifa merasa tak berdaya. Lagi, Ifa harus kalah oleh tenaga Akmal. Ifa begitu benci dan jijik kenapa tubuhnya tak punya tenaga. Kenapa harus berakhir seperti ini.
"Rasakan ini, ini hukuman karena kamu melawan."
"Saya tak mau pisah sama kamu. Maka jangan harap."
Dengan teganya Akmal berlaku lebih kasar dari sebelumnya. Mungkin, karena terpancing emosi karena Ifa meminta pisah.
Siapa juga yang akan bertahan lama jika suaminya seperti Akmal. Hidup enak dengan kehidupan yang keluarga Ifa berikan. Akmal tak mau melepaskan Ifa apalagi tak mau meninggalkan kenyamanan dan kepuasan yang ia dapatkan.
Dasar manusia serakah, tak peduli dengan apa yang di lakukan.
Akmal terus mencari kepuasan bercampur amarah membuat Ifa kesakitan.
Tenaga yang selama ini Ifa kumpulkan nyatanya belum cukup melawan Akmal. Apalagi kini tubuh Ifa nampak kurus. Bagaimana bisa melawan Akmal yang kekuatannya tak sebanding dengan Ifa.
"Kamu jahat, mas. Aku membenci mu."
"Nikmati saja sayang, saya tahu kamu menikmati nya juga."
Rasanya ingin Ifa menampar mulut tak tahu malu itu. Tapi, kedua tangannya tak bisa bergerak karena di cekal oleh Akmal.
"Tolong berhenti, Ifa gak kuat."
Ifa terus memohon dengan tampang memelas. Ifa sungguh tidak kuat lagi menahannya. Tubuh Ifa benar-benar tak berdaya.
Telinga Akmal terus me-nuli, seolah tak mendengar rintihan kesakitan Ifa. Hingga Akmal tak merasakan perlawanan dari Ifa. Akmal menatap Ifa yang ternyata pingsan.
"Sial!"
Umpat Akmal terkejut melihat Ifa ternyata pingsan. Tapi, Akmal tak mau menghentikan aksinya. Ini sangat tanggung. Dengan kejamnya Akmal malah melanjutkan aktivitas hingga dirinya benar-benar puas.
Akmal menggendong Ifa membawanya ke kamar mereka. Direbahkan nya Ifa di sana.
"Sampai kapanpun saya tak akan melepaskan kamu."
"Kamu harus segera hamil. Agar tidak meminta pergi lagi."
Gumam Akmal begitu candu akan tubuh Ifa. Akmal memeluk tubuh tak berdaya Ifa. Hingga ikut terlelap.
Akmal benar-benar, rasanya author ingin meninju wajah tanpa dosa itu. Membanting dan menenggelamkannya ke sungai Amazon supaya di makan buaya atau hewan-hewan buas lain.
Kasihan sekali Ifa, wajah cantiknya kini terlihat pucat pasih. Seolah tak ada aliran darah di sana. Berbaring lemah dengan kesadaran yang telah terenggut.
Entah bagaimana reaksi Abi Farel jika tahu apa yang sebenarnya terjadi pada putrinya.
Bersambung ....
Jangan lupa tinggalkan jejak yang banyak. ...
Datang untuk nya...