NovelToon NovelToon
Tak Ingin Di Madu

Tak Ingin Di Madu

Status: sedang berlangsung
Genre:Lari dari Pernikahan / Percintaan Konglomerat / Diam-Diam Cinta / Penyesalan Suami / Pelakor jahat / Saudara palsu
Popularitas:5k
Nilai: 5
Nama Author: queenindri

Bagaimana jika pernikahan mu tak di landasi rasa cinta?

Begitu lah kisah cinta yang membuat tiga keturunan Collins, Hadiadmaja menjadi begitu rumit.

Kisah cinta yang melibatkan satu keluarga, hingga menuntut salah satu dari kedua putri Hadiadmaja memilih pergi untuk mengalah.

" "Kau sudah melihat semuanya kan? jadi mari bercerai!"



Deg.



Sontak Hati Gladisa semakin perih mendengar semua cibiran yang dikatakan suaminya yang saat ini tengah berdiri di hadapannya itu. Siapa sangka, Adik yang selama ini besar bersama dengan dirinya dengan tega menusuknya dari belakang hingga berusaha untuk terus merebut perhatian semua orang darinya.


"Clara, Katakan ini Semua hanya kebohongan kan? ini kau sedang mengerjakan aku kan Ra??" mesti sakit, tapi Gladis masih terus mencoba berfikir positif jika ini semua hanyalah imajinasinya atau hanya khayalan.



Clara berjalan mendekat lalu tanpa aba-aba Clara nampak mencengkeram kuat Dagu kakaknya sendiri dengan gerakan yang cukup kasar me

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon queenindri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dendam 2

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Setelah duduk di tempat mereka masing-masing, Barulah Clara sadar ada yang aneh dengan kondisi kakaknya itu. Buru-buru Clara bertanya seolah-olah ia ingin membangun citra baik di depan Mata Nathan dan Yuda, jika ia begitu perduli dengan keadaan Gladys.

"Kak, Are you oke? Jenaka wajahmu pucat sekali?"

Mendengar pertanyaan itu, Nathan yang tadinya fokus pada berkas-berkas yang ada di hadapannya mulai terusik, lalu ia mendongak untuk menatap Gladys.

"Apa karena kehujanan semalam?"

"Kehujanan?" Clara terlihat bingung, lalu memutuskan untuk menatap Gladys kembali dengan seksama. "kenapa sejak dulu, kau tidak berubah kak? Kenapa hobby sekali mencari celah untuk menyakiti dirimu sendiri!" tegurnya seolah-olah ia begitu perduli dengan kondisi Gladys.

Nathan mengerutkan keningnya, Lalu tiba-tiba ia tersenyum mencibir ke arah Gladys.

"Ah iya, aku lupa jika dulu hampir setiap hari kau melakukan hal yang sama untuk menarik perhatian orang lain agar fokus padamu dan mengabaikan Clara!" Cibirnya mengingat-ingat masa lalu mereka.

Sungguh Hati Gladys terasa teriris, bukannya perduli, Nathan lagi-lagi malah menuduhnya tanpa bukti demi membela Clara.

Terlalu lama diam, Gladys mencoba menghela nafas panjang sebelum mulai menjelaskan.

"Aku,... "

"Nona Gladys memang benar-benar sakit, Tuan."

Yuda tiba-tiba menyela bagai pahlawan kesiangan yang siap menjadi garda terdepan untuk membela Gladys, di saat Clara mencoba kembali memprovokasi Nathan agar semakin membenci Istrinya.

Mendengar itu, Clara melirik Nathan yang terlihat terkejut mendengar pembelaan Yuda.

"kau yakin?" Tanya Nathan memastikan

"Tentu saja, Tuan. Bukankah kemarin anda yang menyuruh saya untuk menjemput Nona! Dan saat itu, saya menjemput Nona di rumah sakit." Jawab Yuda.

Tanpa sadar, Jawaban itu malah membuat semua orang terkejut terutama Gladys. Ia tak menduga jika Yuda akan membelanya sampai sejauh itu, namun ia sedikit khawatir, apakah Yuda benar-benar melihatnya keluar dari rumah sakit kala itu, Hingga ia bisa mengatakan sedemikian rupa untuk membelanya??

Mendengar keterangan Yuda, entah kenapa perasaan Nathan mulai khawatir. Lalu ia menatap Gladys sedemikian rupa untuk memastikan jika apa yang di katakan Yuda memang benar.

"Kamu sakit, tapi kenapa masih nekat masuk kerja?"

Entah kenapa pria itu tiba-tiba terlihat begitu marah. Entah karena kasihan atau benar-benar khawatir? Terkadang Nathan pun juga bingung mempersepsikan perasaannya sendiri ketika berhadapan dengan Gladys.

Gladys memaksakan senyumnya agar tidak terlihat lemah di depan Clara. "Aku hanya kehujanan saja, tidak ada yang perlu dikhawatirkan!

Kemudian ia menatap Yuda, lalu meminta berkas-berkas yang tadi di bawa rekan kerjanya itu untuk ia serahkan ke pada Nathan yang saat ini berperan sebagai atasan mereka.

Setelah menerima laporan itu dari Yuda, Gladys langsung meletakkannya tepat di hadapan Nathan.

"Itu hasil laporan proyek minggu kemarin, kami sudah merapikannya. Mungkin, Anda ingin ngeceknya kembali sebelum kita memulai meeting pagi ini?"

Setelah mengatakan itu, Gladys menatap Clara yang segera menampilkan senyum manisnya. Sebisa mungkin Clara ingin menunjukan otoritasnya di hadapan Gladys, jika ia lebih dari segalanya di Bandung kakak angkatnya itu.

Ia ingin menunjukan pada keluarga mereka, jika salah jika dulu mereka memilih Gladys sebagai calon istri Nathan dan mengabaikan keberadaannya untuk menjadi kandidat Nyonya Nathaniel Collins haditama. Padahal saat itu, ia sudah bekerja keras untuk mendapatkan posisi itu dengan terus berusaha mengungguli Gladys.

Namun sayangnya, Oma Cintya yang kala itu masih hidup, berpesan Agar Nathan tetap menikahi Gladys apapun yang terjadi sebagai amanat terakhirnya.

Tanpa sadar Tangan Clara terkepal kuat saat mengingat kejadian empat tahun yang lalu, di mana ia memutuskan untuk pergi mengasingkan diri karena kecewa.

Nathan akhirnya mengecek satu persatu goresan pena yang ada di kertas itu, tanpa menyadari jika terjadi ketegangan di depan matanya saat ini antara Gladys dan Clara.

Sementara Yuda, kini memilih diam mengawasi sikap Clara yang menurutnya sedikit mencurigakan.

Tak berselang lama, semua kepala divisi sudah berkumpul masuk ke dalam ruangan itu. ternyata, selain untuk mengevaluasi kinerja pegawainya, Nathan juga mengadakan meeting pagi itu untuk memperkenalkan Clara, yang akan bekerja sama dengan perusahaan mereka sebagai designer t-shirt edisi terbaru.

Meskipun tak terkejut, Namun Gladys tak bisa menutupi rasa kecewanya Karena ia sama sekali tak tahu menahu tentang keputusan itu. meskipun, ia bekerja sebagai Sekretaris suaminya sendiri, Agaknya Nathan sama sekali tak terlalu memperdulikan keberadaannya dan fungsinya di sana.

Sehingga, saat yang lainnya bertanya soal bergabungnya Clara dalam proyek mereka, yang hanya bisa ia lakukan hanya tersenyum seperti orang bodoh seolah-olah ia di libatkan dalam pengambilan keputusan itu.

Setelah satu jam, akhirnya meeting itu selesai dan Gladys langsung bergegas keluar tanpa menunggu aba-aba dari Nathan. Melihat kesempatan itu, Clara menahan tangan Nathan untuk menahannya agar tidak buru-buru keluar, sehingga di sanalah mereka berdua saja.

"Kak,"

Nathan baru menoleh saat Clara memanggil. namanya dan mencekal lengannya. padahal tadi ia ingin segera mengejar Gladys untuk menegur nya dan menyuruhnya segera pulang.

Melihat ekspresi Nathan saat ini, Clara mengernyit heran. Namun, ia masih berkata dengan suara yang terdengar lembut. "Apa kakak khawatir dengan keadaan kak Gladys?" tanyanya seolah-olah perduli.

"Dia sangat keras kepala, aku harus menegurnya agar tidak bersikap semaunya! jika ia sakit, kenapa memaksakan diri untuk bekerja? apakah ia ingin aku di marahi lagi oleh Mom Naira dan Daddy Aiden hanya karena tidak becus menjaganya?"

Tanpa sadar Nathan malah seolah mengkhawatirkan keadaan Gladys, meskipun di belakang kata-katanya tersemat ketakutan jika kedua orang tuannya tau jika ia lalai. namun, Clara bukanlah wanita bodoh yang mudah percaya dengan alibi Nathan barusan.

Sehingga, Clara memaksakan sebuah senyum seolah-olah ia percaya apa yang di katakan Nathan barusan. "Menurut ku, apa yang di katakan kak Gladys ada benarnya kak. tak perlu terlalu di besar-besaran kan! kakak seharusnya tidak terlalu keras padanya! mau bagaimanapun ia adalah saudara kita. apalagi, ia juga istrimu."

Saat mengatakan itu, Clara nampak memaksakan senyum terbaiknya.

"Keras???"

Nathan menganga tak menduga jika Clara akan menuduhnya keras pada Gladys, padahal ia hanya bicara Fakta jika Gladys seolah menyepelekan kondisinya yang terlihat pucat sejak pagi.

Ingin sekali Nathan tertawa terbahak-bahak, bahkan ia sudah berusaha menahan diri selama ini untuk tidak bicara kasar pada Gladys, meskipun hatinya begitu membenci wanita itu.

Clara berjalan mendekat, lalu tanpa aba-aba mengusap Dada bidang Nathan dengan lembut.

"Sudahlah kak, biarkan aku saja yang bicara padanya! kaka lebih baik kembali ke ruangan kakak saja sekarang." Ucap Clara.

1
Endang Supriati
lagi hamil muda itu flu ,sedang jsnin itu blom kuat nempel msh gumpalan darah!!! flu dan batuk itu butuh tenaga, coba waktu bersin dorongan dr dlm perut itu kuat!!!!!!!! apalagi klu batuk! penulis pernah batuk!!! ketika batuk semua bergerak apalagi gerakan perut. bisa keguguran!!!
Endang Supriati
bodohhhh sialan,lagi hamil muda TIDAK BOLEH KENA HUJAN GOBLOG
siti sopinah
cerita yg bagus
Ira Rosmawati
Lumayan
Endang Supriati
harammmmm hukumnya nikah antar sepupu dr garis bpk.
klu dr yg lski2 dr garis bpk dan yg perempuan dr garis ibu.
itu msh satu darah apalagi adik kakak.
tdk pernah baca buku kesehatan ya.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!