Karya ini murni karangan author sendiri ya guys 😘 maaf bila ada kesamaan nama tokoh, atau banyak typo 🙏
Karya ini lanjutan dari novel "Ku Penuhi Janjiku"
Kisah percintaan Bara dan Gala yang cukup rumit, rasa enggan mengenal yang namanya 'CINTA' membuat Bara memutuskan untuk menyendiri dan fokus bekerja.
akankah Bara menemukan cinta yang bisa menggetarkan hatinya?
Apakah Gala dapat menemukan kembali belahan jiwanya yang mampu menyembuhkan lukanya?
Yuk, simak terus ceritanya sampai habis ya😘
HAPPY READING 🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reni mardiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sesak Nafas
Bara menatap Alea dengan dalam, ia raup oksigen sebanyak-banyaknya untuk menetralisir rasa gugupnya. Di kumpulkannya seluruh keberanian di dalam dirinya, ini adalah kali pertama Bara mendekati seorang wanita, tetapi rasanya ia sangat takut dan juga gugup setengah mati.
"Kak kenapa? Bengek?" Tanya Alea saat melihat Bara yang terus menghirup oksigen, wajah Bara pun terlihat gelisah dan Alea takut terjadi sesuatu yang serius pada Bara.
Bara menjatuhkan rahangnya mendengar ucapan Alea, rasanya antara ingin tertawa dan juga ingin menjitak kepala Alea, sungguh gadis polos di hadapannya membuatnya harus mengelus dada.
"Alea, kakak gak bengek. sejujurnya, kakak mau bicara serius sama kamu." Ucap Bara.
"Oh, kirain kakak bengek. Habisnya, kakak dari tadi huh hah terus kayak orang asma. Yaudah, sok mau ngomong serius apa." Ucap Alea.
Bara kembali menatap Alea dalam, si empu mengerjap-ngerjapkan matanya lucu menahan dirinya yang salah tingkah.
"Aku banyak mendengar cerita tentangmu dari Hamzah, aku juga sangat nyaman saat kita memiliki waktu bersama. Aku hanya tahu apa itu cinta tanpa mau mencoba jatuh cinta, melihat banyaknya kegagalan orang lain dalam urusan cinta membuat diri ini tidak mau dan cenderung takut untuk memulai cinta. Berkat kehadiranmu yang belum lama ini aku kenal, sinyal cinta dan getaran di dada ini mulai terasa dan hampa ketika kita tak bersama. ALEA PUTRI APRILIANI, maukah kau menjadi bagian dari hidupku?" Ucap Bara dengan penuh keyakinan.
Deg!
Jantung Alea sudah sangat ingin lompat dari tempatnya, bibirnya terasa kelu bahkan tangannya yang saat ini tengah di genggam oleh Bara mulai mengeluarkan keringat dingin. Gugup menguasai diri Alea, ia tidak tahu harus menjawab apa karena ia juga tidak tahu seperti apa perasaannya, ia tidak mau mengecewakan Bara. Namun, ia juga merasakan hal yang sama dengan Bara, tetapi ia bingung untuk menjelaskannya bagaimana.
"Aku tahu ini terlalu cepat untukmu, tidak perlu di jawab sekarang. Pikirkanlah dan ikuti kata hatimu, aku berjanji akan tetap menunggu apapun jawaban darimu." Ucap Bara.
Cukup lama Alea terdiam mencerna semua kata-kata Bara, wajar saja karena ini adalah kali pertama Alea mendapatkan ungkapan perasaan seseorang padanya.
"Kak Bara, kakak tahu kalau aku pernah mengejar seseorang yang sama sekali tidak memperdulikan semua usahaku, sekalipun aku harus mengorbankan setiap waktu dan juga tenagaku demi bisa bersamanya. Saat ini, aku masih terluka dan juga takut untuk membuka lembaran cinta. Kali ini, adalah pertama kalinya aku di perjuangkan dan di perlakukan dengan begitu spesial oleh lelaki yang baru saja aku kenal, aku hanya takut akan mengecewakan kak Bara jika kakak bersamaku. Aku adalah wanita yang banyak kekurangan, bahkan kakak jauh lebih sempurna daripada aku, dan aku hanyalah seorang anak dari-" Jelas Alea terpotong.
"Ssstt.." Bara menempelkan jari telunjuknya di depan mulut Alea agar gadis itu berhenti berbicara. "Apapun dirimu, darimana pun asalmu itu tidak penting bagiku. Aku tahu kalau kita sama-sama tidak pernah menjalin cinta, bisa bersamamu saja itu sudah lebih daei cukup untukku." Ucap Bara dengan tulus.
Alea bisa melihat ketulusan dari sorot mata pria di hadapannya, matanya berkaca-kaca saat kata yang keluar dari mulut Bara begitu menyentuh hatinya. Ia menundukkan kepalanya menahan genangan air di pelupuk matanya agar tidak jatuh, Bara mengangkat dagu wanita polos di hadapannya. Senyuman penuh kehangatan ia tampilkan, Alea pun membalas senyuman itu tak kalah manisnya.
"Kita bangun kebahagiaan yang pantas kau dapatkan, sudah cukup rasa sakit yang kau tanggung selama ini. Biarkan aku melukis senyum di wajahmu setiap harinya, gantikan air matamu dengan binar kebahagiaan. Jika kau mau, izinkan aku masuk ke dalam hatimu Alea." Ucap Bara bersungguh-sungguh.
Buliran bening lolos begitu saja di sertai anggukkan kepala, Bara mengusap kedua pipi Alea yang sudah basah oleh air mata. Kini keduanya saling berpelukan satu sama lain, Bara bahagia sekali mendapat anggukkan dari Alea yang menandakan gadis itu menerimanya.