Dibesarkan dari bayi, oleh seorang pemulung yang menemukannya di tumpukan sampah, dan dia dihina dengan tetangganya karena hidup miskin bersama orang yang menemukannya. dan dia juga di anggap anak haram karena mereka menganggap orang tuanya malu saat melahirkannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siska Kubur, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
...
Kiran kini sudah sampai di kampus.
kiran menatap kampus yang ada didepannya dengan tatapan kagum, beberapa orang yang sedang memasuki kampus menatap kiran yang terlihat sangat berbeda penampilannya dengan mereka.
namun saat kiran sedang asik memandangi bangunan yang ada didepannya kiran dikejutkan oleh suara dari belakangnya.
" kakak anak baru ya.?" tanya seorang gadis yang memakai kaca mata, dan rambutnya diikat dua kanan dan kiri.
kiran yang kaget pun menetralkan perasaannya, dan tersenyum pada gadis yang ada didepannya.
" iya aku anak baru jurusan bisnis, nama aku kirana, panggil aja kiran." jawab kiran sambil mengulurkan tangan untuk berkenalan dengan gadis yang ada didepannya..
namun gadis yang ada di depan kiran hanya menatap kiran. karna baru pertama kali dia menjadi siswi di sana ada yang mengajaknya berkenalan terlebih dulu.
" heyy.. kenapa kamu malah bengong." kiran berucap kembali sambil melambaikan tangannya di depan gadis itu.
" nama aku sofia kak, aku juga sama kaya kakak jurusan bisnis." jawab gadis itu yang ternyata bernama sofia, dan tersenyum menampilkan lesung di pipi kanannya.
" wah kebetulan dong, aku belum tau kelasnya ada dimana, ayok kita kesana." sofia kembali mematung saat kiran menggandeng tangannya tanpa sungkan.
" kenapa sih kamu, dari tadi ngelamun terus.?" tanya kiran membuat sofia tersadar.
" hemm.. soalnya hanya kakak yang mau mengajak aku kenalan terlebih dulu, bahkan kakak juga gak merasa jijik memegang tangan ku." jawab sofia lirih. kiran yang mendengar mengernyit kan alisnya..
" orang kamu gak kotor, masak aku harus jijik, lagian apa salahnya aku ajak kamu kenalan terlebih dulu, aku kan anak baru, jadi membutuhkan seorang teman disini." sofia bingung menjelaskan pada kiran jika anak kampus dan murid seangkatannya tidak ada yang mau berteman dengannya.
" cuma kakak yang mau berteman dengan aku, mereka semua menjauh saat aku ajak bicara." sofia berucap sambil menunduk malu.
" sekarang aku teman kamu, dan kamu jangan sungkan lagi, panggil aku nama aja, biar kita semakin akrab. ayok buruan kita masuk." sofia mengangguk dan tersenyum mendengarnya, dan kali ini mereka berjalan bergandengan.
para murid yang tidak menyukai sofia menatap kiran dengan tajam, dan ada yang lebih tajam menatap mereka yang sedang berjalan.
mereka adalah, murid yang selalu menjadikan sofia bahan bullyan mereka, karna menurut mereka sofia tidak pantas untuk kuliah di sana..
" siapa perempuan yang bersama sofia itu.?" tanya ketua dari genk mereka yang berisi 3 orang.
" sepertinya dia juga anak baru yang mendapat beasiswa di kampus ini." jawab salah satu teman setianya. dan di angguki yang satunya lagi.
" aku bikin dia juga gak betah disini." ucapnya lagi dengan senyum yang menyeramkan.
.
kiran berjalan menatap sekeliling, sambil menggenggam tangan sofia. kiran menyadari tatapan dari mereka yang menatap dengan tatapan tidak suka.
" apa kamu pernah buat kesalahan disini sof.?" tanya kiran tanpa niat menghentikan langkahnya.
" enggak. kenapa emangnya.?"
" kok mereka menatap kita seperti tidak suka gitu ya, bahkan dari pertama kita berjalan."
" bukan kita kiran, tapi cuma aku, mereka memang tidak menyukaiku karna aku hanya anak beasiswa di kampus ini, dan mereka tidak menyukai penampilanku yang kata mereka cupu." kiran menghentikan langkahnya, setelah mendengar jawaban dari sofia.
" wah. kamu ternyata anak yang pintar, aku jadi gak salah pilih temen disini. biarin aja mereka mau pandang kamu seperti apa, penampilan kamu juga tidak merugikan mereka. mereka cuma iri karna kamu kuliah disini gratis tanpa mengeluarkan sepeser uang, sedangkan mereka sudah banyak mengeluarkan uang yang bahkan milik orang tua mereka." ucap kiran panjang lebar pada sofia.
" iya aku juga gak masalahin mereka. meraka mau nilai aku seperti apa juga aku gak perduli." kiran tersenyum mendengar jawaban sofia.
" kiran kamu sudah sampai, ikut bapak dulu ya, nanti kamu bisa masuk sama dosen yang mengajar kamu." pak budi tiba tiba ada di belakang kiran dan sofia yang sedang asik mengobrol.
" ya Allah pak, bapak bikin kita kaget aja, lagian kenapa sih aku harus ikut bapak dulu, kan aku bisa langsung masuk ke kelas." jawab kiran sambil mengelus dadanya.
" maaf bapak buat kalian kaget. bapak cuma mau kenalin kamu sama dosen yang akan mengajar kamu dulu." ucap pak budi menjelaskan tujuannya.
" hemm ya sudah aku ikut bapak. sof aku duluan ya, nanti kita makan bareng di kantin." ucap kiran sambil mengikuti langkah pak budi sang rektor. sedangkan sofia hanya mengangguk.
" siapa sebenarnya kiran.? jika dia anak beasiswa seperti aku, pak budi juga gak sebaik itu, apa lagi aku baru pertama kali melihat pak budi tersenyum." gumam sofia sambil menatap punggung kiran yang semakin menjauh.
kiran dan pak budi kini sudah sampai di ruangan pak budi, dan kiran melihat ada seorang pria yang masih muda yang duduk di sofa ruangan itu.
pria itu yang menyadari kedatangan kiran dan pak budi pun langsung berdiri bentuk rasa sopannya.
" kenalin kiran dia dosen yang mengajar bisnis, nama dia pak radit. dan pak radit kenalin ini murid baru nama dia kirana." pak budi memperkenalkan mereka, dan mereka pun menjabat tangan.
" salam kenal pak mohon bimbingannya." ucap kiran pada pak radit.
" salam kenal juga kiran, semoga kamu betah di kelas nanti." jawab pak radit.
" ya sudah kalian boleh pergi sekarang." ucap pak budi pada mereka berdua.
mereka pun berpamitan pada pak budi sebelum berjalan bersama menuju kelas bisnis.
" kamu tinggal dimana kiran.?" tanya pak radit memecah keheningan diantara mereka.
" saya kost di jalan X. pak, saya hanya perantau disini." jawab kiran berbohong, karna tidak ingin siapapun termasuk sofia mengetahui identitasnya.
" oh di kost itu, saya juga tau cerita tentang kost itu, pemilik sebelumnya memberikan kost berserta tanah itu pada seorang yang sudah menyelamatkan nyawanya, tapi saya belum tahu siapa mereka yang mempunyai hati seperti malaikat, yang memberi kost yang begitu besar pada orang yang menolongnya." kiran hanya tersenyum mendengar ucapan dari pak radit.
" umur kamu gak jauh beda sama saya, jadi kalau nanti bertemu di jalan atau diluar kampus jangan panggil saya pak ya kiran.!" lanjut pak mengingatkan kiran karna melihat jika umur kiran dan dia hanya selisih 2tahun lebih tua pak radit.
" baik pak."
mereka pun menghentikan obrolan mereka karna sudah sampai tujuan. pak radit terlebih dulu masuk dan di ikuti kiran dibelakangnya.
" selamat pagi semua, kita kedatangan teman baru, ayo perkenalkan nama kamu." sapa pak radit pada muridnya, dan menyuruh kiran memperkenalkan diri.
" hai gais nama ku kirana, kalian bisa panggil aku kiran, aku harap kita bisa berteman dengan baik." ucap kiran memperkenalkan dirinya. mereka semua menatap tidak suka kecuali sofia yang tersenyum dan seorang pemuda yang mengagumi kecantikan kiran yang alami.
Bersambung...
salam damai dan kekeluargaan buat para reader semuanya.TRIMS😊