Warning!!
Cerita ini untuk usia 21+, mohon bijak dalam memilih bacaan sesuai usia.
Menceritakan tentang wanita bernama Emma Fiorella (26) yang dimutasikan dari perusahaan cabang ke perusahaan pusat dan bertemu dengan seorang anak kecil yang menabraknya ketika dirinya sedang berada di salah satu pusat perbelanjaan dan membentak ayah anak kecil itu. Namun siapa sangka pria itu ternyata adalah pemilik perusahaan dimana ia bekerja.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gelsomino, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10: Ruang kerja Javier
"Ahh sekarang aku ingat, dia wanita yang bersama Fazio kemarin di mall," gumam Javier memandang foto Emma.
"Cantik sekali...." gumam Javier menarik salah satu ujung bibirnya kala melihat foto Emma saat di pantai bersama Fazio. Entah kenapa Emma terlihat dua kali lebih cantik saat berpose di pantai apalagi dengan pakaian yang dikenakannya.
"Oh s**t...kenapa aku tidak suka saat dia memakai pakaian itu. Apalagi ditempat yang ramai" gumam Javier menggeleng tidak mengerti dengan pikirannya sekarang. Dengan cepat ia mematikan ponsel Fazio dan kembali ke kamarnya.
Didalam kamarnya setelah selesai mandi, Javier naik ke atas tempat tidurnya bersandar di kepala ranjang. Tangannya terulur mengambil sebuah foto yang ada diatas nakas disamping tempat tidurnya.
Javier memandangi foto dirinya bersama Caroline, istrinya yang sudah meninggal 5 tahun yang silam.
******
Siang harinya setelah rapat dengan kolega bisnisnya, Javier berjalan menuju ruangannya. Javier dibuat terkejut saat sebuah map hampir mengenai wajah tampannya. Untung saja Ia mengelak, hingga akhirnya berkas-berkas yang ada di map tersebut berhamburan di lantai. Javier melihat ruangannya yang sudah berantakan bak kapal pecah. Siapa lagi kalau bukan ulah anak kembarnya yang saat ini sedang berdiri diatas meja kerjanya.
"Maaf Tuan, saya sudah membujuk anak-anak untuk turun dari meja. Tapi mereka tetap tidak mau pak," ucap Camala menundukkan kepalanya. Ia tidak bisa menghadapi kemarahan kedua anak kembar itu. Salahkan saja tuannya yang tidak mau menjemput anaknya dari sekolah.
"Sa..saya juga sudah melakukannya Pak," ucap sekretaris baru Javier dengan ketakutan. Javier baru saja mengganti sekretarisnya yang lama karena Ia tidak becus dalam bekerja. Dalam beberapa tahun ini, Ia selalu bergonta ganti sekretaris. Ada rumor mengatakan, mereka tidak tahan menjadi sekretaris karena perangai atasannya itu sulit untuk ditebak, sedikit saja mereka melakukan kesalahan, maka bersiap-siaplah untuk dipecat.
"Kamu dipecat jadi sekretaris saya," ucap Javier dingin.
"Ta..tapi Pak...Saya___". Sekretaris tersebut terdiam kala menatap wajah dingin atasannya tersebut.
"Hubungin Carlos kepala HRD, dia akan memberimu pekerjaan baru," ujar Javier mengibaskan kedua tangannya agar sekretarisnya pergi. Begitulah Javier, meskipun dipecat sebagai sekretarisnya, ia tetap memberi pekerjaan pada sekretaris yang baru dipecatnya itu.
"Apa yang kalian lakukan HAH...?" bentak Javier dengan suara yang keras. Bukannya takut, kedua anak itu malah semakin bertingkah. Mereka membuang semua barang yang ada di atas meja kerja Javier.
"Jangan sampai daddy bertindak kasar pada kalian berdua," pungkas Javier menatap tajam ke arah putranya.
"Kenapa daddy tidak menjemput kami dari perkemahan," teriak Lucio marah melempar buku yang ada di tangannya.
"Teman-teman kami semuanya dijemput oleh orang tuanya, kenapa daddy tidak datang," lanjut Leoncio saudara kembar Lucio. Ya, Leoncio dan Lucio adalah anak kembar Javier. Wajah keduanya duplikat dari Javier. Hanya saja ini versi kecilnya. Keduanya saat ini berusia 8 tahun.
"Tok..tok..tok.." seseorang mengetuk pintu lalu.
"Masuk..." ucap Javier kuat.
"Hari ini ada agenda untuk rapat dengan semua kepala Divisi yang baru Pak, semua sudah menunggu bapak di ruang meeting," ucap Carlos terperanjat melihat ruangan Javier yang berantakan. Ia bergedik ngeri melihat dua bocah yang berdiri di meja kerja Javier sekarang.
"Daddy tidak mau tau, setelah rapat selesai kalian sudah ada dirumah," ucap Javier menunjuk kedua anaknya. Ia mencoba menahan emosinya saat ini. Ingatkan dirinya nanti untuk memberi anaknya pelajaran.
"Bawa mereka pulang," ujar Javier lalu pergi ke ruang rapat meninggalkan kedua anaknya bersama Camala.
"I hate you dad," teriak Leoncio.
"Hubungi bagian kebersihan untuk merapikan ruangan ku," tukas Javier pada Carlos yang sedang berjalan mengikutinya dari belakang.
"Carikan aku sekretaris yang baru," lanjut Javier.
"Lagi....." pekik Carlos tidak mengerti dengan atasannya. Entah sudah berapa kali Ia mencari sekretaris baru untuknya. Terkadang beberapa sekretaris mengundurkan diri sendiri karena tidak tahan dengan sifat Javier. Tapi itu terjadi sejak istrinya meninggal.