Kejora wanita yang memiliki sindrom bersin-bersin jika sedang berbohong layaknya sebuah cerita Pinokio, di undang ke sebuah pernikahan yang sangat mewah dan megah sebagai tamu VVIP tanpa tahu yang menjadi pengantin pria nya adalah atasan di tempatnya bekerja sekaligus pria yang selalu antipati terhadapnya.
Dan tanpa di duga oleh Kejora di tempat itulah ia terjebak dijadikan pengantin pengganti di saat mempelai wanita atasannya itu melarikan diri.
"Kenapa harus aku?" KEJORA
"Karena kau satu-satunya wanita yang tidak akan pernah bisa membuat aku jatuh cinta." MARS
Dua nama yang berada di tata Surya akankah bisa bersatu? Akankah Kejora bisa menaklukkan planet merah itu, di saat ada sebuah nama wanita lain di hati Mars sejak dulu? Apakah Mars tercipta untuk Kejora? Ataukah tercipta untuk wanita lain?
Jangan lupa follow aku dibawah ini
Ig mom_tree_17
Tik Tok Mommytree17
Ig mom_tree_17
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy tree, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 4
Kring .. kring
Bunyi telepon di ruangan pantry, mengagetkan Kejora dan Tari yang asik pada lamunannya masing-masing.
"Biar aku saja yang mengangkat." Tari berjalan ke tempat telepon, lalu mengangkatnya.
"Siapa?" tanya Kejora, saat melihat Tari sibuk menyiapkan sesuatu.
"Tuan Mars, minta di buatkan secangkir teh." Jawab Tari. Tangannya sibuk menyeduh teh didalam cangkir.
"Oh, ... " Kejora berdiri dari duduknya, bersiap menyiapkan minuman untuk karyawan yang lainnya. Karena di jam seperti ini, semua karyawan sudah mulai disibukkan dengan pekerjaannya.
"Aku antar ini dulu." Tari berlalu meninggalkan Kejora sendirian.
Kejora hanya menganggukkan kepalanya, karena saat ini dirinya sedang sibuk. Setelah selesai menyiapkan semuanya, dengan sigap Kejora mengantarkan satu persatu minuman ke meja karyawan. Untung saja dilantai delapan ini hanya ada beberapa karyawan, jadi pekerjaan Kejora tidak terlalu berat. Lantai ini memang khusus lantai Presdir, namun ada beberapa karyawan yang memang di khususkan untuk stand bye di ruangan tersebut.
"Itu untuk siapa?" tanya Kejora, setelah masuk kembali ke dalam ruang pantry. Melihat Tari, yang sedang menyeduh minuman.
"Tentu saja untuk tuan Mars! Dia bilang teh buatan aku tidak enak, dan menyuruhku untuk membuatnya lagi." Gerutu Tari.
"Tidak enak?" Kejora mengerutkan keningnya, mencoba minuman yang tadi dibuat oleh Tari. "Tentu saja tidak enak! Kan tidak pakai gula, makanya tidak manis dan terasa tidak enak."
"Nah itu dia! Tentu saja tidak enak karena tidak pakai gula." Sahut Tari. "Sebenarnya dia yang bodoh, atau kita yang terlalu pintar." Gerutu Tari.
"Tentu saja kita yang pintar .." Seloroh Kejora, dengan tawa di bibirnya.
"Ah, sudahlah aku antar ini dulu." Tari keluar dari pantry.
Beberapa menit kemudian, Tari kembali masuk dengan wajah yang kesal dan terlihat bersedih.
"Kau kenapa?" Kejora menghampiri Tari, menarik tangan sahabatnya untuk duduk.
"Tuan Mars, membuang teh buatan ku dan marah-marah. Dia bilang, aku tidak becus membuat minuman." Tari mencoba menahan tangisnya,
Kejora merangkul pundak sahabatnya, ingin menenangkan Tari. Namun itu hanya sesaat, karena baik Kejora dan Tari. Dikejutkan dengan suara pintu yang di dorong dengan keras.
"Apa yang kalian perbuat? Kenapa sampai tuan Mars, komplain di bagian pantry?" Ibu Nadya menatap nyalang pada kedua anak buahnya, Padangan matanya kini menatap tajam pada satu sosok. "Kejora, ini pasti perbuatan kau?"
"Aku .." Kejora yang terkejut karena disalahkan, menatap bingung pada sahabatnya.
"Seharusnya dari dulu aku itu memecat mu! Kalau saja bukan karena amanat tuan Gideon, saat ini juga sudah aku pecat dirimu." Sinis Nadya.
"Maaf Bu, ini bukan salah Kejora. Ini kesalahan aku."
"Kau juga sama saja! Selalu membela temanmu itu!" Hardik Nadya, dengan tangan yang berkacak pinggang.
Membuat Tari terdiam, dan menundukkan kepalanya.
"Tari, cepat kau bersihkan ruangan presdir! Dan kau! Cepat kau buatkan minuman yang baru untuk tuan Mars!" Nadya tersenyum sinis pada Kejora.
"Ba-baik, Bu." Ucap Tari dan Kejora bersamaan.
Nadya lalu duduk di salah satu kursi yang ada di ruangan pantry. Melihat kearah Tari, yang sudah keluar dengan membawa peralatan kebersihan. Lalu pandangan matanya beralih menatap tajam pada Kejora, pada wanita yang sangat dibencinya. Wanita yang dulu pernah satu sekolah dengannya, dan wanita yang selalu membuatnya iri. Iri karena Kejora memiliki semua yang dulu diinginkan oleh semua perempuan. Kaya, lumayan cantik, dan pandai bergaul, tapi semua yang dimiliki Kejora kini sudah lenyap tak berbekas.