Kisah Cinta Bara Dan Gala
Seorang pria tengah menatap lurus kearah jendela melihat riuhnya jalanan yang di padati kendaraan, beberapa kali ia menghela nafasnya panjang di sertai gemuruh hatinya yang tidak menentu. Gentala Pratama Putra Bramasta, anak bungsu dari Bramasta Adigufta. Raganya memang berada di tempatnya saat ini, tapi pikiran serta hatinya tengah gundah gulana di sertai bebrapa praduga dan perasaannya yang tak menentu.
Dari arah belakang seorang pria menepuk pundaknya, Gala refleks menoleh kearah pria tersebut dengan tersenyum kecut. Pria tersebut adalah saudara kembarnya, Bara Pratama Putra Bramasta. Bara adalah kakak dari Gala, ia menatap sang adik dengan tatapan yang tak bisa diartikan.
"Masih belum ada kabar?" Tanya Bara.
Gala menggelengkan kepalanya pelan. "Tidak ada, aku tidak tahu dia kemana selama satu tahun ini." Lirih Gala.
Gala kembali menatap lurus keluar jendela, sudah satu tahun berlalu tanpa ada kabar dari seseorang yang selalu ia rindukan. Bara sangat tahu, sebesar apa rasa cinta dan juga sayangnya adiknya pada wanita tersebut, tetapi ia juga tidak bisa berbuat apapun selain mensupport sebagai saudara. Beberapa kali Gala mencoba mendatangi kediaman gadis pujaannya, tetapi hasilnya tetap nihil karena begitu ia sampai di tempat gadisnya, selalu saja orang yang ia cari tidak ada.
Melihat rapuhnya Gala, membuat Bara enggan memulai ataupun mencoba mencintai lawan jenisnya, meskipun banyak wanita yang mengantri diluaran sana.
Sebuah ketukan membuat keduanya tersadar, mereka saling menatap satu sama lain, sedetik kemudian Bara menyuruh orang yang mengetuk pintunya untuk masuk.
"Masuk." Ucap Bara dari dalam.
Ceklek..
Pintu ruangan terbuka dengan begitu lebarnya, keduanya nampak terkejut melihat kehadiran kakak perempuannya bersama suaminya. Seulas senyun nampak menghiasi wajah si kembar, mereka langsung menghamburkan tubuhnya memeluk kakak tercintanya.
"Aahhh, aku kangen banget sama kalian berdua." Ucap Violetta- kakak sulung Bara dan Gala.
"Gala juga kangen." Seru Gala.
"Bara juga." Timpal Bara.
"Kenapa kalian hanya memeluk Tata, kalian tidak merindukanku juga? Aisshhh, dasar adik ipar menyebalkan." Gerutu Azrio.
"Sorry, yang ngomel gak diajak." Cibir Gala.
Violetta melepaskan pelukan kedua adiknya, dia menatap keduanya secara bergantian. Dilihat dari wajah Gala, Violetta yakin kalau adik bungsunya itu tengah tidak baik-baik saja. Bara yang mengerti akan tatapan kakaknya pun memejamkan matanya sebagai isyarat, ia mempersilahkan kakak dan juga kakak iparnya untuk duduk di sofa ruang kerjanya.
"Bagaimana perusahaan? Apakah ada kendala?" Tanya Azrio. Ia merapatkan tubuhnya kepada sang istri, Bara dan Gala memutar bola matanya malas melihat keuwuan yang selalu membuat matanya perih.
"Sejauh ini baik-baik saja." Jawab Bara.
"Syukurlah." Ucap Azrio.
"Kenapa?" Tanya Violetta menatap kearah Gala.
"Apanya?" Tanya Gala bingung.
"Kau mungkin bisa menyembunyikan wajah melowmu dari orang lain, tapi tidak dengan kakakmu ini Gentala." Tegas Violetta. Tangannya bersidekap mulai menampilkan wajah siap menginterogasi adiknya, selama ini ia jarang menemui langsung adiknya, sehingga ia tidak tahu apa yang terjadi selama ia ikut dengan suaminya.
Gala menatap kearah Bara, sedangkan yang di tatap hanya mengendikkan bahunya santai. Azrio mengerutkan keningnya menatap sang istri, dia penasaran kenapa istrinya itu menatap Gala dengan tatapan menginterogasi. Violetta menangkup wajah adik bungsunya, terlihat buliran Kristal mulai menumpuk di pelupuk matanya, Gala menundukkan wajahnya seakan tak ingin terlihat cengeng di mata sang kakak.
"Coba ceritakan." Ucap Violetta lembut.
"Hiks, sekarang aku merasakan apa yang dulu kakak rasakan. Dan, ini sakit sekali." Lirih Gentala.
Violetta merengkuh tubuh kekar Gala, dia mengusap lembut kepala dang adik layaknya seorang ibu yang tengah menenangkan anaknya.
"Apa ini tentang Seora?" Tanya Violetta.
Gala menganggukkan kepalanya di bahu Violetta. "Sudah satu tahun ini dia menghilang, sebelumnya kami baik-baik saja setelah mengungkapkan rasa cinta satu sama lain. Tetapi, tiba-tiba dia pergi tanpa kabar sama sekali, saat aku menyusulnya ke negara A dia selalu tidak ada. Bahkan kak Jay, dia mengatakan kalau dia tidak tahu kemana Seora pergi." Jelas Gala diiringi isak tangisnya yang kian pilu.
"Tenangkan dirimu dek, mencintai seseorang terkadang bisa melukai diri sendiri. Aku tahu betul seperti apa sakitmu sekarang, meskipun tidak sebanding dengan apa yang pernah aku lalui selama bertahun-tahun. Jika, kamu benar-benar mencintainya, kau harus menerima segala konsekuensinya." Ucap Violetta.
"Aku merasa, hanya aku yang mencintainya tidak sebaliknya. Setiap aku mengajaknya untuk menuju ke arah yang lebih serius, dia selalu beralasan bahkan mengalihkan pembicaraan. Kadang aku bingung dengan sikapnya, terkadang dia manis dan terkadang dia juga dingin, padahal aku selalu berusaha untuk mengerti dirinya seperti apa yang bunda ajarkan padaku kak, coba katakan padaku salahku dimana? Aku rapuh kak, aku terlalu mencintainya dengan dalam sampai aku kehilangan separuh jiwaku, kemana dia? Jika dia tidak mau berdampingan denganku, setidaknya aku tahu dia bahagia dengan siapa." Ucap Gala tergugu.
"Heleehh, gegayaan ngomong kek gitu. Giliran ditinggal lost contact aja nangees, apalagi liat dia sama yang lain? Ngereog gak tuh." Cicit Bara.
Azrio menyenggol lengan Bara, sungguh adik iparnya satu ini selalu saja jujur. Violetta berusaha menenangkan dan memberikan pengertian pada Gala, setelah dirasa adiknya tenang Violetta pun tersenyum mengusap sisa air mata Gala di wajahnya.
"Gala, tidak semua rencana kehidupan yang kita susun akan berdiri kokoh seperti apa yang kita mau. Tuhan bisa saja memberikan susunan kehidupan yang lebih baik, manusia hanya bisa berencana Gala. Kakak mohon sama kamu, jika memang Seora tidak berjodoh denganmu maka ikhlaskan, lepaskan dia sebagaimana dia melepasmu atas keinginannya sendiri. Perjalanan hidup kamu masih panjang, jangan terlalu menggantungkan hidupmu kepada orang lain karena kau akan merasakan sakitnya. Cukup aku dan kakakmu yang merasakannya, aku tidak ingin adikku juga terluka karena pengorbanan cinta jika semua itu hanyalah sia-sia." Pesan Azrio.
Gala yang paham pun hannya menganggukkan kepalanya, Bara mengacungkan jempolnya pada Azrio menandakan ia setuju dengan ucapannya. Sebagai saudara kembar, Bara pastinya merasakan sakit jika kembarannya sakit.
Mereka berempat berbincang-bincang setelah sekian lama tidak bertemu, sudah hampir 3 tahun lamanya Violetta tak menginjakkan kakinya di tanah airnya. Kesibukan Azrio semakin betambah, bahkan ia juga sepakat untuk menunda kehamilannya karena keduanya ingin menebus waktu yang sudah lama terlewatkan. tampak tawa renyah dari keempatnya, Bara bersyukur dengan hadirnya Violetta membuat tawa Gala kembali setelah sekian lama bersedih.
Satu jam kemudian.
Ramdan mengetuk pintu ruangan Bara, ia membawa beberapa berkas penting dan juga menyapa sepupunya yang sudah lama tak bertemu. Bara menjadi CEO menggantikan posisi Violetta, Ramdan menjadi asisten pribadinya. Sedangkan Gala, dia mulai menggarap perusahaan baru yang akan ia kembangkan sesuai dengan apa yang ia inginkan. Meskipun ia ingin belajar mandiri, tetap saja bisnisnya di bantu oleh ayahnya dan juga para kakaknya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 109 Episodes
Comments
𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕💕
𝒍𝒂𝒏𝒋𝒖𝒕 𝒂𝒉 𝒔𝒆𝒓𝒖 𝒏𝒊𝒉 🤭🤭
2024-10-22
0
Anonymous
keren
2024-10-22
0
Nita Beni Bening
lanjut kita ke cerita Gala dan Bara
2024-10-04
0