Evelyn hanya seorang gadis desa yang pergi merantau ke kota untuk mencari pekerjaan. Beruntung sekali karena dia mendapat pekerjaan di Mansion Revelton, keluarga kaya nomor satu di Spanyol.
Namun siapa sangka ternyata kedatangannya malah membawa petaka untuk dirinya sendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MeNickname, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
20
Sedangkan di tempat lain Keineer yang menjadi bahan perbincangan mertua dan menantu itu baru saja sampai di apartemen milik Eve. Keineer memiliki jalan pintas tersendiri untuk sampai di apartemen kekasihnya mengingat bahwa apartemen mewah itu selalu ramai orang berlalu lalang.
Apartemen yang berada di kawasan elit itu selalu ramai dengan orang-orang yang menghuninya. Keineer tidak pulang ke mansion karena Madam Ling memberitahukan tentang kedatangan ibunya. Keineer terlalu malas bertemu ibunya yang tidak lain pasti selalu membahas mengenai anak.
Beruntung Keineer pernah berpesan pada kepala pelayannya agar jika ibunya berkunjung ke mansion Madam Ling harus segera melaporkan padanya. Keineer masuk ke dalam apartemen Eve dengan mudah. Keineer membawa langkahnya menuju ke lantai dua kemudian masuk ke dalam kamar Eve karena dia tidak mendapati sosok yang begitu dirindukannya dimanapun.
---
Keineer menemukan Eve sedang termenung di balkon kamar, dengan langkah pelan dan hati-hati Keineer mendekati Eve dia akan mengejutkan gadis itu.
"Malam-malam begini sedang apa disini?" Keineer memeluk tubuh Eve dari belakang membuat wanita itu terkejut.
"Astaga, anda membuat saya terkejut." Eve reflek memegang dadanya, jantungnya berdetak dua kali lebih cepat karena rasa terkejutnya.
"Siapa suruh melamun malam-malam dibalkon kamar pula." Keineer membalikan tubuh Eve dan mengecup bibirnya singkat.
Manik hitam Keineer menatap intens pada wajah Eve yang tampak murung. Dia tidak suka melihat wajah gadisnya yang seperti itu. Eve terlihat seperti menyimpan ribuan ton beban di pundaknya entah hal apa.
"Ada yang mengganggu pikiranmu?"
Eve tampak menggeleng pelan karena memang tidak ada yang sedang dia pikirkan, dia termenung di balkon kamar karena sedang menikmati angin malam.
"Apa karena pelanggan sialan yang memukulmu?" tebak Keineer.
"Bagaimana anda bisa tahu?"
"Tidak ada yang tidak aku ketahui Eve, di mana dia memukulmu?"
Keineer menatap Eve dengan tatapan serius, "Saya baik-baik saja tidak ada luka yang serius."
"Aku tanya di mana!"
Eve memperlihatkan pergelangan tangannya yang sedikit memar karena memang pukulan wanita dewasa tadi lumayan sangat keras wanita itu memukul Eve dengan tas branded miliknya yang tampak di desain dengan bahan yang cukup keras sehingga saat dipukulkan akan membuat siapa saja merasa kesakitan.
Keineer mengusap pergelangan tangan Eve dengan hati-hati, rahang pria itu mengetat berani sekali orang yang sudah membuat tangan wanitanya terluka.
"Carol tidak becus menjagamu."
Eve sontak langsung menggeleng dan menarik tangannya dari genggaman Keineer, "Carol menjaga saya dengan baik lagi pula saya baik-baik saja. Jangan menyalahkan orang lain atas perbuatan yang tidak diperbuatnya."
"Kau membelanya?" Keineer tersenyum menyeringai yang seketika membuat Eve merinding ngeri melihatnya.
"Saya tidak membelanya. Saya baik-baik saja dan ini murni karena kecerobohan saya tolong jangan menyalahkan Carol."
"Baiklah kalau begitu. Apa kau meminum obat pencegah kehamilan dengan teratur?" tanya Keineer tiba-tiba.
Eve langsung mengangguk sebagai jawaban karena dia memang sering meminumnya meskipun Keineer tidak mengunjunginya.
"Bagus, jangan sampai hamil karena itu sangat akan sangat merepotkanku." hati Eve mencelos nyeri mendengarnya.
"Jangan sampai lupa meminumnya. Aku tidak mau jika sampai kau hamil anakku selain merepotkan tentu akan sangat merugikan bagimu dan bagi hubungan kita."
"Aku harap kau mengerti Eve." lanjut Keineer.
"S-saya mengerti." ucap Eve pelan.
Keineer memilih masuk dan meninggalkan Eve seorang diri di balkon, dia perlu ke kamar mandi untuk membersihkan diri.
Tanpa Keineer sadari Eve sedang bergelut dengan pikirannya saat ini kenapa rasanya sakit sekali padahal apa yang Tuannya ucapkan itu benar jika sampai dia hamil maka dia sendirilah pihak yang sangat dirugikan.
Eve diam-diam tersenyum miris nasibnya memang selalu berakhir menyedihkan seperti ini. Eve masuk ke dalam kamar setelah menyelesaikan acara melamunnya.
"Eve, kaukah itu?" terdengar suara Tuannya yang sedikit berteriak dari dalam kamar mandi.
"Bisa ambilkan jubah mandiku? Aku lupa membawanya."
Wajah Eve tampak kebingungan bisa-bisanya pria itu lupa membawa jubah mandinya. Eve melihat pintu kamar mandi terbuka sedikit dan tampak Keineer hanya menampakkan kepalanya saja.
" Heh, Kau mendengarku tidak?" nada suara Keineer terdengar begitu kesal.
Eve langsung mengangguk dan berjalan mengambil jubah mandi yang tergantung di ruang walk in closet. Eve menyodorkannya dengan sedikit takut pasalnya Keineer tengah menatapnya dengan intens. Keineer menerima jubah mandinya dengan seringai nakalnya dia menarik tangan Eve supaya masuk ke dalam kamar mandi.
Keineer membawa tubuh ramping Eve ke pelukannya membiarkan tubuh gadis itu basah di bawah guyuran air shower bersama dengannya.
"Tuan.." Eve berkata lirih dan menatap manik hitam pria yang telah diselimuti kabut gairah.
"Hmm?" deheman lembut mengalun di telinga Eve. Eve bergerak tidak nyaman dia bisa melihat dengan jelas Tuannya itu sedang bertelanjang bulat. Rona merah seperti tomat menjalar di kedua pipi Eve. Eve juga merasakan dingin menembus kulit dari guyuran air shower.
"Mandi bersamaku?" ucap Keineer dengan tatapan sayunya.
Eve menggeleng pelan dan berusaha melepaskan diri, "Saya sudah mandi Tuan."
Keineer benar-benar tidak suka dengan penolakan Eve. "Sudah basah begini masih mau menolak? Tidak ada pilihan lain selain mandi bersamaku!" ketus Keineer.
"Cepat buka pakaianmu dan jangan membuatku marah atau aku akan memperkaosmu di sini!"
Mendengar ancaman tuannya Eve hanya bisa pasrah dan perlahan mulai melepaskan gaun yang sudah basah dari tubuhnya. Eve sebisa mungkin mengubur rasa malunya karena Keineer terus memperhatikannya. Entah apa yang akan terjadi selanjutnya.
kok tamat sihh ??
harap Carol membantu Eve mengumpul harta untuk masa depannya,jika Eve di buang, dia tidak terlunta lantung, kerana Kiener yang merusakkan masa depan Eve
gak niat banget nulis cerita, kalau emng punya kesibukan mending kasih catatan bilangya Hiatus dulu..jangan asal selesai aja padahal ceritanya gak selesai🙄