Juna Suami Pengganti

Juna dan Angela sudah kembali dari Bali setelah menghabiskan waktu bersama dan hampir terjadi sesuatu diantara mereka. Angela lebih banyak diam sejak kejadian di hotel terakhir kali. sedangkan Juna ia bersikap lebih wajar meski merasa bersalah pada Angela.

Hari terus berlalu sisa waktu pernikahan Juna dan Angela hanya satu Minggu lagi. Juna bahkan sudah membereskan beberapa barangnya untuk di pindah ke rumah kontrakan.

"Juna aku mau bicara" kata Angela siang itu sebelum Juna pergi ke caffe untuk bekerja.

Juna duduk di hadapan Angela. keduanya berbicara di taman samping rumah Angela yang asri. bibi membuatkan dua gelas minuman dingin dan camilan. Angela membawa pouch berisi buku cek dan surat perjanjian pernikahan antara dirinya dengan Juna.

"Satu bulan akan berlalu, kau dan aku sudah tahu jika pernikahan ini akan segera berakhir. karena itu aku menepati janji sesuai kontrak kita dulu"

Juna hanya terdiam memandang buku cek di tangan Angela.

Angela menulis nominal angka di selembar cek kosong itu, lalu sambil tersenyum ia menyerahkannya pada Juna.

"Ini satu miliar mu, aku berterimakasih kau sudah membantuku" kata Angela.

Juna menatap selembar cek itu dengan ekspresi datar. tadinya ia memang memerlukan uang itu untuk kelangsungan hidupnya yang tidak jelas. Tapi sejak menikah dengan Angela, Juna merasa ada banyak perubahan dalam hidupnya. dia mulai kuliah lagi, bekerja di caffe dan hidupnya terasa tertata tidak lagi hanya sekedar main-main saja.

Lebih dari semua alasan itu, satu hal yang membuat Juna sedih akan mengakhiri pernikahan kontraknya dengan Angela adalah hatinya yang merasa berat. ia jatuh cinta pada Angela.

Di balik sikap seenaknya itu Angela adalah wanita baik hati dan kuat, mandiri meski orang tuanya kaya raya. Juna kagum dengan Angela dan ia juga jatuh cinta pada wanita yang usianya lebih tua darinya itu.

"Apa kita masih bisa bertemu lagi nanti?" tanya Juna. ia mengabaikan cek pemberian Angela.

"Mungkin" kata Angela.

Raut wajah Juna nampak sedikit kecewa, sejak tadi wajah tampannya terlihat begitu serius tidak seperti biasanya.

"Ayo terimalah cek ini, oh ya besok aku akan ke rumah papa mungkin menginap selama beberapa hari jadi kau tidak perlu pamit padaku nanti" kata Angela tersenyum.

Juna menerima cek itu, ia menatap Angela yang berjalan memasuki ruang tengah. Juna tahu Angela menghindari dirinya.

"Tunggu! Apa kau juga merasa sedih dengan perpisahan ini Angela?" Juna mengejar Angela. ia ingin memastikan perasaanya tidak bertepuk sebelah tangan.

"Sedih? untuk apa?"

"Lalu kenapa kau menghindar dan tinggal di rumah papa mu? apa kau tidak sanggup melihat perpisahan kita?"

"Juna cukup! dari awal kita hanya menikah kontrak dan aku sudah membayarnya sesuai janjiku. tidak ada sedih atau perasaan lain seperti yang kau kira. memang sedang ada acara keluarga di rumah papa"

"Baiklah Angela, apa selama kita bersama kau sama sekali tidak tergerak untuk tertarik padaku?" tanya Juna.

Sorot mata Juna membuat Angela kelimpungan. menghadapi brondong yang usianya lebih muda tapi gayanya lebih dewasa ini sungguh tidak mudah.

"Tidak, kau puas?" tanya Angela dengan nada sedatar mungkin.

Angela tidak ingin terjebak dengan permainan yang ia buat sendiri. meski tidak di pungkiri ada getaran di hati Angela untuk Juna.

"Tapi Angel ..."

"Aku harus bersiap, nanti malam mau ke rumah papa"

Angela kembali menghindari Juna. ia kembali ke kamarnya, di dalam kamar Angela menangis. entah kenapa air matanya tidak mau berhenti Angela juga tidak tahu kenapa ia merasa sedih mengakhiri pernikahan ini.

Aku tidak mungkin jatuh cinta pada Juna, itu mustahil....

Bayangan saat Juna berkelahi dengan Dito, lalu kebersamaan di Bali semua terekam di benak Angela.

Angela berbaring menutup wajahnya dengan bantal, mengusir setiap kenangannya bersama Juna selama satu bulan ini.