mampir mampir mampir
“Mari kita berpisah,”
“Mas rasa pernikahan kita sudah tidak bisa di pertahankan, mungkin ini memang salah mas karena terlalu berekspektasi tinggi dalam pernikahan ini.” Lirih Aaron sambil menyerahkan sesuatu dari sakunya.
Zevanya melakukan kesalahan yang amat fatal, yang mana membuat sang suami memilih untuk melepasnya.
Namun, siapa sangka. Setelah sang suami memutuskan untuk berpisah, Zevanya di nyatakan hamil. Namun, terlambat. Suaminya sudah pergi dan tak lagi kembali.
Bagaimana kisahnya? jadikah mereka bercerai? atau justru kembali rujuk?
Baca yuk baca!!
Ingat! cerita hanya karangan author, fiktif. Cerita yang di buat, bukan kenyataan!!
Bijaklah dalam membaca.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kenz....567, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hari pertama menjadi pengasuh
Zeva beristirahat di kamar yang Laras siapkan, kamar yang begitu besar untuk ukuran pekerja seperti nya. Sepertinya fasilitas yang dia dapatkan sangat lah bagus dengan gaji yang sangat besar.
Baru saja rebahan di kasur singel size itu, Zeva kembali mengingat putrinya. Dia ingin sekali menelpon putrinya, tetapi dirinya baru ingat satu hal.
"Karena ongkos dan keperluan lain, aku harus menjual ponselku." Gumam Zeva.
Sebelum memutuskan untuk pergi, Zeva menjual ponselnya. Dia membutuhkan uang untuk ongkos dan untuk keperluan rumah sampai dia mendapatkan gaji pertama nya.
Zeva mengeluarkan dompetnya, di sana terdapat foto dirinya dan juga putrinya yang tersenyum lebar. Tak terasa air mata Zeva pun menetes, dia rindu dengan putrinya.
"Tunggu bunda pulang yah nak, nanti Marsha bisa beli mainan yang Marsha mau. Marsha bisa makan enak, jangan rewel yah sayang." Isak Zeva.
Esok hari, Zeva mulai menjalankan rutinitasnya. Dia pergi ke kamar si kembar untuk membantunya membersihkan diri.
Keduanya sudah masuk ke dalam bathtub, Zeva menyabunkan badan Azka dengan sabun mandi.
"Pelih! pelih!!" Teriak Ariel.
Zeva sontak membasuh kepala Ariel dengan air, ternyata bocah itu bermain sampo hingga busa sampo itu masuk ke dalam matanya.
"Lacain! kalma itu! aku udah bilang janan mainan mainan campo, macih aja ngeyel! Lacakan!" Sentak Azka.
Ariel pun menangis keras sebab di marahi oleh sang kembaran, Zeva pun menjadi bingung.
"Sini Ariel, bibi bilas dulu." Pinta Zeva mengangkat Ariel keluar dari bathtub dan membilasnya.
"Sepertinya harus di mandikan satu persatu, tidak bisa langsung semua." Batin Zeva setelah melihat kerepotan yang ada.
Singkatnya, Zeva sudah berhasil memandikan mereka. Kini keduanya tengah berpakaian dengan di bantu oleh Zeva.
"Kok baju kamu bilu? aku juga mau bilu!!" Pekik Ariel melihat baju Azka.
"He centong naci! tadi yang milih pake baju itu ciapa?" Sewot Azka menoyor kepala Ariel.
Zevanya menahan nafasnya, seperti nya baru saja dia culture shock menghadapi dua bocah itu. Menghadapi putrinya saja dia setengah sanggup, apalagi di tambah dua orang bocah dengan tingkah yang luar biasa.
"Ariel, Azka."
Keduanya berhenti berdebat saat ibu mereka datang, Ariel langsung mengadu pada wanita itu dengan wajah cemberut kesal.
"Mommy lihat!! dia pake walna bilu, Alil juga mau!!" Rengek Ariel.
"Pake apa yang ada, kan Ariel udah pake baju. Kalau di buka lagi, kasihan bibi nya capek ngurus kalian." Peringat sang ibu.
Wanita itu tersenyum saat Ariel cemberut, tatapannya beralih menatap Zeva yang tengah membereskan peralatan sehabis mandi keduanya.
"Kamu pengasuh baru si kembar? ternyata masih muda yah," ujar ibu kembar.
"Kenalkan, aku Dinda Kalila Atmadja. Aku ibu dari si kembar, maaf jika putra kembarku terlalu merepotkanmu." Ujar Dinda ramah sambil menyodorkan tangannya pada Seva.
"Zevanya non," ujar Zeva.
Dinda menelisik Zeva dari kaki hingga kepala, hal itu membuat Zeva terlihat risih.
"Kalau di lihat, umurmu gak jauh beda sama saya. Jangan panggil non, panggil kakak saja," ujar Dinda sembari menarik tangannya.
"Ya jangan non, gak sopan. Saya kan kerja disini," ujar Zeva.
"Saya gak terbiasa di panggil non, panggil kakak aja. Rasanya aneh gitu di panggil non sama yang seumuran." Kata Dinda.
Zeva terpaksa menurut, biarlah yang penting dirinya bekerja dengan nyaman. Demi putrinya, Zeva rela menyetok kesabarannya.
Keduanya menatap si kembar yang sepertinya akan menuju ruangan mainan mereka. Ruangan main si kembar memang berada di sebelah, mereka bisa masuk melalui pintu penghubung yang ada di kamar itu.
"Mudah-mudahan kamu betah yah disini, sudah banyak baby sitter dari yayasan. Tapi sayangnya kurang cocok dengan si kembar, tapi dengan kamu ... kayaknya mereka nyaman."
Zeva hanya menganggukkan kepalanya, mungkin karena sifat si kembar sama putrinya mirip. Maka mudah bagi Zeva menaklukkan keduanya.
"Kalau gitu saya keluar dulu yah, titip si kembar." Pamit Dinda.
Zeva mengangguk dan menyusul si kembar di ruangan bermain, dia harus mengawasi keduanya bermain.
Sementara Dinda, dia pergi ke kamar untuk menghampiri sang suami yang sedang sibuk bersiap.
"Sudah ketemu sama pengasuhnya?" Tanya suami Dinda yang sedang memasang dasi.
"Sudah." Sahut Dinda cepat sambil mengambil alih dasi yang akan suaminya kenakan.
"Bagaimana menurutmu? kalau kamu cocok, abang juga cocok."
Mendengar perkataan suaminya, Dinda menghela nafas pelan. Dia menepuk bahu suaminya setelah selesai memasang dasi itu.
"Ada apa? kenapa kamu kelihatan keberatan?" Tanya suaminya bingung.
"Abang, pengasuhnya kelihatan masih muda yah. Cantik, putih, dan keibuan."
Jacob Arion Smith putra Haikal Smith dengan istri sebelumnya, seorang pria mapan, tampan dan cerdas.
"Kamu cemburu?" Ledek Jacob.
Dinda mengerucutkan bibirnya, dia akan menjauh dari sang suami. Namun, Jacob malah balik memeluknya.
"Secantik apapun dia, tetap cantikan kamu." Gombal Jacob.
"Halah, abang ngomong gini. Karena abang belum ketemu sama dia, coba aja abang udah ketemu sama dia. Pasti ngang nging ngong,"
Jacob tertawa, dia jadi penasaran wanita mana yang bisa membuat istrinya insecure seperti ini. Istrinya adalah mantan model, tentunya paras kecantikannya tak dapat di ragukan lagi.
"Jangan aneh-aneh gitu sayang, makanya jangan terlalu banyak nonton sinetron ikan terbang. Bawaannya overthinking mulu kan,"
"Udah ayo kita sarapan." Ajak Jacab merangkul istrinya keluar kamar.
...
"MOMMY!!! YUHUUU!!! PUTRAMU YANG PALING TAMPAN PULANG NIH!!"
Laras yang sedang berada di dapur segera keluar, dirinya sontak membulatkan matanya saat melihat putra bungsunya yang baru saja pulang setelah pergi seminggu lamanya tanpa kabar.
Dia segera berjalan cepat menghampiri sosok remaja laki-laki yang merentangkan tangan padanya.
"I miss you moo Aaaawww aw sakit mom aw!!" Laras menarik telinga putranya itu hingga dia meringis kesakitan.
"Pinter yah!! kemana kamu seminggu ini hah?! pergi seenaknya, pulang seenaknya. Kenapa gak sekalian gak pulang aja hah?! duit habis baru ingat pulang!!" Omel Laras.
"Sakit tau mom."
Lara menghembuskan nafas panjang, dia melepaskan telinga putranya. Dia mencoba menetralkan amarahnya.
"Mommy tuh sedih tau gak, gak kamu gak abang kamu. Gak pulang-pulang, mommy khawatir tau gak Raihan!"
Raihan putra Smith, putra Laras dengan Haikal. Kini remaja itu berumur 17 tahun, selalu membuat ulah hingga membuat Laras harus sering-sering menyetok kesabaran.
Zeva yang baru saja akan ke dapur melihat perdebatan itu, dia sedikit meringis ketika melihat Laras menjewer telinga Raihan.
"Padahal rumahnya gedongan, kenapa pada gak betah yah." Gumam Zeva dan berlalu masuk ke dapur.
Tatapan Raihan beralih pada Zeva yang berjalan masuk dapur, seketika dia mengucek matanya dan menatap sang mommy.
"Mom, sejak kapan di rumah kita ada hantu?" Tanya Raihan.
"Hantu? ngaco kamu!" Kesal Laras.
Raihan mengangguk antusias. "Tapi hantunya cantik,"
"Hantu? mana hantu?" Bingung Karas.
Ketika Zeva kembali dari dapur, barulah Laras mengerti maksud dari putranya.
"Oohh itu baby sitter si kembar," ujar Laras.
"Baby sitter? baby sitter beneran? bukan calon madu mommy?"
PLAK!!
"SEMBRONO KAMU!" Pekik Laras dengan kesal.
Raihan mengusap kepalanya yang habis di pukul oleh sang ibunda. Mulut Raihan benar-benar perlu di ulek, mungkin si lembar terbawa oleh kebiasaan sang paman yang terlewat biasa itu.
"Kalau bukan, bolehlah aku deketin yah mom. Sekarang berondong lagi terdepan." Seru Raihan berlari menjauh sebelum sang mommy mengamuk.
"Haaah anak itu." Resah Laras.
.....
JANGAN LUPA DUKUNGANNYA, LIKE DAN KOMENNYA JANGAN LUPA🥳🥳🥳