Zayana, seorang aktris papan atas, ia mengalami kecelakan pada saat ia syuting di sebuah film aksi. secara dia merupakan seorang yang sangat profesional, ia dengan beraninya melakukan aksi berbahaya yaitu terjun dari sebuah gedung yang sangat tinggi. Sayangnya tali yang menahan beban tubuh Zayana tiba-tiba terputus begitu saja. dan langsung tubuh Zayana jatuh bebas dan tidak bisa di selamatkan lagi. Zayana mati di tempat pada saat itu juga.
dikarenakan Zayana memiliki Bakat yang hebat dan sebuah keburuntangan yang tak terbatas. ia bertransmigrasi dan hidup kembali ke dalam tubuh gadis di dalam buku novel yang terakhir ia baca sebelum ia mati. Ia menjadi pemeran pembantu dan hanya di Episode 5 di akan mati karena kebodohanya sendiri. dia bunuh diri karena pria yang ia cintai memiliki kekasih lain dan suaminya yang di jodohkan paksa tak pernah ia lihat sekalipun itu selalu mengabaikanya.
bahkan matipun tidak ada yang memperdulikannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sayida, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 16
Kembali ke Lennox dan teman-temanya.
"jadi apa yang membuat lu bisa sadar seperti ini ha?"tanya Oxi masih tidak percaya bos yang selalu memotivasi mereka untuk malas-malasan malah lebih giat belajar sekarang di bandingkan mereka, mereka merasa seperti di tusuk dari belakang.
"soal ini..."Lennox agak ragu untuk memberitahukan mereka alasannya, karena akan membuat mereka lebih menertawakannya lagi. karena sebenarnya ia belajar dan mencoba memperbaiki nilainya yang rusak agar masa depan yang sudah di atur oleh ayahnya bisa berjalan selaras dengan percapaiannya, sama seperti Ziven.
semua ini dia lakukan untuk menujukan kepada Jenna, bahwa ia tidak kalah sempurna juga dari kakaknya Ziven. salah satu cara untuk mendapatkan hati Jenna, yaitu kaya dan pintar seperti Ziven juga penuh perhatian seperti ian, Mantan pacar Jenna.
Ia ingin memiliki kedua sifat ini agar ia bisa memiliki Jenna seutuhnya.
"eeeeeehh malah ngelamun! Lagi mikirin alasannya yah bro!?"sentak Gilang yang tidak sabar mendengar jawaban dan Lennox.
Itu juga membuat Lennox tersentak kaget. Ia menatap ke arah mereka bertiga dengan sinis. Dan langsung berdiri dari sana.
"kepo! gua akan pergi bertemu dengan pak Lan dulu untuk remedial. Kalian benar-benar menganggu kosentrasi gua belajar!"Ketus Lennox langsung kabur dari pandangan mereka bertiga.
"eh!??"sebelum mereka bertiga menyadari apa yang terjadi, Lennox sudah duluan menghilang dari pandangan mereka. Membuat mereka kesal dan menggerutui Lennox.
Kini mereka bertiga sudah berada di ruangan rapat bersama Paman Bob dan satu asisten perempuan.
Saat itu paman Bob tidak menginginkan Ziven yang mempresentasikan kontrak kerja mereka, melainkan Jenna. Ziven sempat menolak, tapi paman Bob memaksa harus Jenna yang tampil.
Jenna yang sudah terbiasa berpidato di depan umum tidak mempermasalahkan itu, apalagi Ziven sudah menjelaskan semuanya waktu pertemuan mereka di sore itu.
Akhirnya Jenna tampil dan melakukan presentasinya dengan sangat baik. Ia bahkan dengan sangat santai menjawab pertanyaan dari paman Bob dan asisten paman Bob.
Ziven hanya diam memandang Jenna yang terlihat asing baginya itu. ia mengira Jenna akan gugup dan tidak bisa melakukannya dengan baik, namun semua perkiraannya terbalik dari apa yang di tampilkan oleh Jenna.
"bagus sekali, aku suka dengan ide kerja sama ini, menggabungkan produk kecantikan milikku dengan alat canggih yang dapat membantu konsumen mempercepat proses perawatan kulit nya. baiklah-baiklah.. Asisten berikan aku kontrak kerja sama yang sudah kamu buat?"seru paman Bob, merasa puas akan rancangan kerja sama tersebut.
"terima kasih pak.."ucap Jenna kembali duduk di kursinya.
"cih! Paman Bob, apa kamu tau bahwa ini semua ide ku dan Ziven"Lirih Ruby tidak mau kalah.
"oh"ucap paman Bob acuh sambil menandatangani surat kontrak tersebut.
Ziven melirik ke Ruby memberikan kode untuk dia lebih baik diam. Karena paman Bob memiliki tempramen yang mudah berubah.
Usai paman Bob menandatangani surat kontrak tersebut, ia langsung memberikannya kepada Jenna, awalnya Ziven hampir ingin mengambilnya, ia pikir dia yang akan mendatangani kontrak tersebut dengan paman Bob, tapi nyatanya kontrak tersebut malah di berikan kepada Jenna.
"loh?! Kok kasih ke Jenna sih? Harusnya yang menandatangani surat itu kan Ziven"keluh Ruby keheranan.
"hm? Karena pasaran saya tergantung dengan kepercayaan wanita dengan kulitnya, saya percaya, Jenna bisa menjalani Kontrak kerja ini dengan baik, kamu Ziven! tugasmu juga sangat penting disini. ajari Jenna, bimbing dia dalam bisnis kerja sama ini. saya percayakan kontrak ini kepada kalian berdua"tegas paman Bob kepada mereka berdua.
"baik paman"Jawab Ziven
"iya pak"Jawab Jenna
"jangan panggil saya pak! Panggil paman saja"ucap paman tegas tapi perhatian.
Mendengar itu Jenna tersenyum dan mengangguk.
"eeh tunggu dulu? Jika mereka berdua di beri kepercayaan, terus aku? Aku kan juga ikut hendel dalam hal ini"tanya Ruby kesal karena dia merasa di acuhkan disitu.
"kata sahabatku, ia hanya memberikan tugas ini kepada Ziven dan Jenna? Siapa kamu? saya bahkan baru melihatmu, jangan berisik di sini. Ini bukan tempatmu"pungkas Paman Bob langsung pergi dari sana. Tapi sebelum itu. Ia menjabati tangan Jenna dan Ziven atas kerja sama mereka.
Kini mereka bertiga berada di dalam mobil berencana untuk kembali ke hotel, selama perjalanan Ruby tidak henti-hentinya mengeluhkan kejadian memalukan tersebut, ia bahkan tidak segan-segan menyalahkan Jenna yang sedari tadi hanya diam di belakang mereka.
Jenna awalnya tidak peduli akan suara berisik dari Ruby, ia sudah terlihat biasa saja seperti Ziven. Jadi mereka berdua tidak maladeni Ruby. Tapi pada saat hp nya Jenna berbunyi, ada panggilan masuk dari sahabatnya Karina.
Ia langsung mengancam Ruby untuk diam. "diamlah Ruby, mulutmu sudah semakin bau, aku ingin muntah. Jika kamu membuka mulutmu sekali lagi, sepatu yang ku gunakan ini ku pastikan akan berada di mulut mu"
Dan benar saja, ancaman dari Jenna berhasil, Ruby langsung terdiam. Di karenakan Ruby masih trauma akan ancaman piring yang melayang di kepalanya pernah terjadi, ia sadar bahwa ancaman Jenna bukanlah ancaman belakang.
Sedangkan Ziven pura-pura tidak tahu apa-apa. Ia senang akhirnya ada seseorang yang bisa menghentikan berisiknya Ruby hanya sekali percobaan.
Melihat itu Jenna mulai mengangkat telefon Karina dengan baik.
"iya Karin ada apa?"tanya Jenna
^^^"kamu dimana Jen?"tanya Karina balik^^^
"aku lagi di luar kota? Emangnya ada apa sih?"
^^^"cieee yang udah semester Akhir... Kerjaanya jalan-jalan Mulu... Tega amat aku nya gak di ajak!"^^^
"yeeee... Yaudah entar deh jika gua udah gak sibuk, selesai wisuda gua ajakin lu jalan-jalan ke luar negeri"
^^^"HEH! SERIUS!!!? DEMI APA! SUMPAH? YANG BENER LU JEEEEN!!! AAAAAAAA!"^^^
"Berisik woy! udah lu cuman nanya ini? Gak penting banget"
^^^"hehe, sorry yah orang penting. aku cuman kangen sama kamu Jen! Udah lama gak liatin kamu habis kita ujian. kalau aku gak nelfon mungkin kamu udah lupa sama aku yah!"^^^
"sorry yah besty. entar deh gua pulang dari sini, gua belanja_in apapun yang lu mau! sebentar lagi gua akan dapat uang kompensasi cere.. dan nominasi nya gede banget cok!"
^^^"dih cewe aneh! Cerai malah kesenengan. Tapi apapun pilihan kamu, jika itu buat kamu seneng, aku akan selalu mendukungmu"^^^
"sok perhatian lu! Yaudah yaah sayangku... Aku sudah sampai di hotel nih. nanti ku kabari lagi"
^^^"okay deh.. Babay"^^^
Telfon pun di tutup oleh Karina.
...****************...
...Bersambung...
😍😘