Istri Rahasia Sang Presdir

Langkahnya tampak terburu, beberapa panggilan tak terjawab bertumpuk saat ini. Zean berlari seraya mengatur napasnya, dia benar-benar terlambat karena terlalu nyaman bicara dengan mertuanya. Hingga, beberapa saat mencari, sepasang mata tajam menatap ke arahnya.

Kaki jenjang itu tampak terekspos, celana sejengkal dan baju yang hanya menutup payud@ra membuat Zean mengurut dada. Wanita itu adalah istrinya, tapi semua seakan boleh dilihat khalayak ramai. Anehnya, tidak ada yang mampu membuat Nathalia berubah, sekalipun suaminya sudah meminta dengan berbagai cara.

Dia melambaikan tangan, senyumnya merekah ketika Zean kian dekat. Seperti biasa, tidak boleh ada cacat yang terlihat di mata publik. Dia berlari, melompat ke arah Zean dan membuat pria itu terkejut ketika menangkap tubuh langsing istrinya.

"Lambat," bisik Nathalia tepat di telinga Zean.

Sebuah kalimat singkat, tapi begitu menusuk di hati Zean. Dia menatap datar Nathalia, senyumnya mengembang dengan tangan yang bergelayut manja di leher Zean. Ya Tuhan, jujur saja dia lelah, tapi tidak mungkin dia perlihatkan bagaimana penderitaannya.

"Di depan banyak wartawan."

Kode yang memang sudah terbiasa Zean dengar, dia sudah mengerti dan mereka berjalan bak pasangan sempurna di sana. Lihatnya, berapa banyak orang yang iri dengan Nathalia. Suami tampan, lembut dan romantis adalah paket lengkap yang bisa mengungkapkan seorang Zean.

"Hm, seperti yang kamu mau."

Nathalia adalah aktris seni peran yang saat ini masih menjadi idola berbagai kalangan. Tidak hanya wanita yang mengaguminya, akan tetapi juga pria yang berdesir dengan kemolekan tubuh Nathalia. Bahkan, tidak banyak dari mereka yang terang-terangan menjadikan Nathalia fantasy mereka. Meski Zean sangat marah awalnya, tapi Nathalia justru bahagia dan merasa itu adalah bukti kesuksesannya di dunia hiburan.

Kamera dan berbagai pertanyaan wartawan sudah menjadi hal biasa bagi Zean. Walau jujur saja dia benar-benar risih dengan kehidupan semacam ini, akan tetapi demi baktinya kepada sang papa dia tetap menjaga pernikahan palsu ini.

Didampingi asisten dan bodyguardnya, mereka berlalu dari bandara setelah memperlihatkan kemesraan tak terbatas di sana. Nathalia tidak ingin hidupnya terlihat cacat, dia ingin dikagumi setiap orang entah dari segi apapun.

"Aah melelahkan, Jack nanti malam jam berapa?" tanya Nathalia yang kini kembali mengabaikan Zean seakan patung tak berguna.

"Jam delapan, kita pergi mungkin jam enam," ucap Jack, asisten sekaligus manager Nathalia sejak awal karirnya.

"Okay, siapa saja yang diundang?"

"Banyak ... malam ini ada Nicholas, pasti kau senang diundang ke acara itu," ungkap Jack yang paham betul jika wanita itu sangat mengagumi Nicholas, pria tampan yang merupakan seniornya.

"Woah? Really!! Kita harus cepat ... aku sangat ingin jadi lawan mainnya, Jack bisa kau usahakan lagi?"

Jack menoleh ke arah Zean yang tampak diam. Dia seharusnya meminta izin pada Zean lebih dulu, akan tetapi perkara karir Nathalia memang enggan diusik.

"Kita bicarakan nanti saja."

"Ck, ayolah ... tidak lucu kalau sampai aku kalah dari Sabrina," kesal Nathalia yang merasa kalah lantaran saingannya sudah pernah merasakan menjadi pasangan Nicholas dalam sebuah drama series meski tidak terlalu meledak seperti film-film yang dia perankan.

"Ck, tega sekali Papa memilihkanku istri gila seperti ini ... Sean juga settan!!"

Istrinya tampak heboh di sebelahnya, sementara Zean memilih memandang ke luar. Dia sudah terbiasa dengan perlakuan wanita ini, jika di titik ini dia sebal luar biasa pada Sean yang seenaknya kabur ketika mengetahui di antara mereka akan dijodohkan kala itu.

Zean yang terpaksa pasang badan agar Mikhail tidak malu menerima perjodohan itu. Tanpa dia duga, jika istrinya bukan wanita yang layak dinikahi sama sekali. Sungguh dia sebenarnya iri pada Sean, andai dulu dia kabur juga, mungkin tidak akan mengalami hal semacam ini.

"Zean, lihat sini, Sayang."

Zean menoleh dan menatap kesal ke arah Nathalia. Kamera kematian itu sudah keluar, dia melakukan live streaming di akun sosial media miliknya. Zean kembali harus berpura-pura dan membiarkan sang istri bermanja di dadanya.

"Kapan punya anak?" Nathalia mulai membacakan pertanyaan para fansnya di live tersebut.

"Kapan, Sayang?" dia kemudian mendongak dan bertanya pada Zean, secepat itu Nathalia merubah keadaan.

Zean tidak kunjung menjawab, beberapa fans Nathalia menganggap hal itu teramat lucu. Sementara Nathalia kesal melihat Zean tidak meresponnya seperti biasa. "Doain aja ya, Guys ... kita udah usaha, pokoknya ditunggu saja."

Cih, usaha kata dia? Disentuh saja enggan bagaimana mau hamil.

Zean mengumpat seraya mengeraskan rahangnya. Ingin dia hempaskan tubuh Nathalia yang kini bersandar di dadanya.

Jika biasanya dia akan cuek-cuek saja, kali ini entah kenapa dia merasa berdosa. Takut ada hati yang tersakiti dengan semua yang Nathalia perlihatkan pada khalayak ramai.

"Ck, ada masalah apa sih? Kamu kenapa cuek seperti tadi?" tanya Nathalia usai mengakhiri siaran langsungnya, moodnya kacau dan dia merasa terganggu lantaran sebagian fans mulai menyadari Zean cuek padanya.

"Cuek apanya? Aku lelah, Nathali."

"Lelah? Dari mana saja memangnya? Mama bilang kamu tidak di rumah, menjemputku juga terlambat ... dari mana sebenarnya?" tanya Nathalia dingin dan Jack sudah sadar cekcok dua sejoli ini akan terjadi sebentar lagi.

"Penting bagimu?"

"ZEAN!!" teriak Nathalia keras hingga membuat telinga Zean sakit.

"Huft, tahan Nathalia ... perawatan wajahmu mahal, kamu tidak ingin keriput, 'kan?" Dia bermonolog usai membentak Zean, wanita itu lupa jika dia baru saja menguras kocek lumayan untuk kecantikanya. Apalagi nanti malam dia akan bertemu dengan Nicholas, jelas saja harus menjaga kecantikannya.

"Jika saja bukan wanita, sudah aku robek mulutmu."

.

.

- To Be Continue -