Aluna mencintai Erik pada pandangan pertama. Pada pria yang berprofesi sebagai asisten pribadi kakak iparnya tanpa peduli pria itu sudah memiliki seorang tunangan. Terlebih tunangan Erik adalah wanita yang telah menjadi orang ketiga dalam hubungannya dengan mantan tunangannya dulu yang bernama, Nick.
Rasa cinta dan dendam yang dirasakan Aluna, membuat wanita itu bertekad untuk merebut Erik.
Dengan kecerdikan dan sifat manipulatifnya ia berhasil merebut Erik, dan menjadikan pria itu sebagai suami sekaligus asisten pribadinya.
Bagaimana kisah rumah tangga Aluna dan Erik? Apakah akan berlangsung selamanya ataukah kandas?
Erik yang masih mencintai tunangannya, akankah bertekuk lutut pada Aluna? Atau sebaliknya, Aluna akan lelah berjuang dan melepaskan Erik?
Follow
Ig mom_tree_17
Tik Tok Mommytree17
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy tree, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 4
Aluna yang pasrah akhirnya memilih menutup kedua matanya, menunggu seseorang masuk hingga terdengar suara pintu yang terbuka bersamaan dengan hembusan angin yang membuat rambut panjangnya terurai.
Waktu seakan terhenti saat Aluna membuka kedua matanya, terlebih saat pandangan matanya bertemu dengan wajah tampan sang pemilik mata hazel.
"Oh my God..."
Jantung Aluna berdetak dengan cepat, menatap sosok pria tampan yang tengah berjalan kearahnya. Seorang pria yang berhasil membuatnya jatuh cinta pada pandangan pertama, hingga tanpa sadar ia mendekat dan langsung mencium paksa pria itu atas dorongan dari dalam hati, bukan karena tantangan yang diberikan teman-temannya.
Melihat Aluna yang melakukan tantangan dari mereka, baik Jenny maupun Ester sampai terkejut hingga membelalakkan kedua matanya. Sungguh mereka tidak menyangka Aluna dengan santainya mencium bibir seorang pria asing ditempat umum, perlu digaris bawahi mencium. Karena keduanya tahu jelas Aluna sosok yang sangat menjaga dirinya. Walaupun wanita itu mudah sekali memeluk seorang pria tapi untuk mencium itu sudah beda urusan.
Bahkan saat menjalin hubungan dengan Nick saja yang nota bene calon suami, Aluna tidak pernah mencium pria itu. Hubungan yang dijalani Aluna termasuk hubungan yang sehat, itu sebabnya Nick selingkuh karena pria itu tidak bisa menyentuh Aluna.
"Yang aku lihat nyata bukan?" tanya Ester masih dengan terkejut.
Jenny sendiri masih diam tanpa bisa berkata-kata apalagi menjawab pertanyaan Ester.
Sementara sosok yang sudah membuat Jenny dan Ester terkejut, justru tengah tersenyum menatap sang korban yang sama terkejutnya dengan mereka.
"Apa yang kau lakukan?" Pria itu rasanya ingin marah karena tiba-tiba saja di cium oleh wanita yang tak dikenalnya. Tapi saat melihat wajah wanita tersebut ia menjadi terkejut berkali-kali lipat, karena tahu betul sosok tersebut. "Dia Nona Ricardo, tapi siapa?" tanyanya dalam hati.
Ya, pria yang bernama Erik itu mengenal keluarga Ricardo yang memiliki empat putri kembar karena pernah bertemu dengan Nona Alena apalagi Nona Alana. Tapi yang sudah menciumnya saat ini siapa? Karena tidak mungkin Alena dan Alana, karena ke-dua wanita itu mengenal dirinya.
"Kau tampan sekali..." Bukannya meminta maaf karena sudah bertindak di luar batas, Aluna justru memuji pria itu tanpa rasa sungkan sama sekali. "Hai, perkenalkan namaku Aluna," ia mengulurkan tangannya.
Erik menatap uluran tangan tersebut tanpa rasa minat sedikitpun. Cukup baginya mengetahui yang menciumnya bernama Aluna, agar suatu saat jika bertemu kembali ia akan memilih menghindar dari wanita tersebut.
"Eh tunggu! Kau mau kemana?" Aluna menahan langkah pria tampan tersebut yang hendak berbalik pergi. "Bukankah kau ingin minum atau makan disini?"
Erik menghempaskan tangan Aluna lalu kembali berjalan keluar dari Cafe, tanpa ada niatan untuk menjawab pertanyaan wanita tersebut.
"Hei, dengarlah! Jika kita bertemu lagi artinya kita berjodoh." Teriak Aluna masih dengan tersenyum.
Namun senyum itu menghilang, saat menyadari ia lupa untuk bertanya siapa nama pria tampan yang sudah mencuri hatinya pada pandangan pertama mereka bertemu.
"Ah.. aku akan memanggilnya si dingin," karena pria itu tidak tersenyum sedikit pun, bahkan terkesan dingin menatapnya. "Aku yakin, suatu saat nanti kita pasti akan bertemu lagi."
Flashback off.
Ah...
Aluna kembali berteriak dengan kesal saat teringat perkenalan pertama mereka, dan lagi-lagi mobil yang ditumpanginya berhenti mendadak.
"Nona kenapa lagi?"
"Kau yang kenapa? Cepat jalan, dan awas kalau aku berteriak dan kau berhenti lagi, aku akan...." Aluna menggerakkan tangannya ke leher seolah-olah tengah memotong.
"Siap Nona..." Supir itu pun melajukan kembali kendaraannya sembari menelan salivanya susah payah dengan wajah ketakutan.