NovelToon NovelToon
Terpikat Pesona Hot Duda

Terpikat Pesona Hot Duda

Status: tamat
Genre:Tamat / Duda / Hamil di luar nikah / Beda Usia
Popularitas:414.5k
Nilai: 5
Nama Author: Rya Kurniawan

Terjebak dalam pilihan, hal itu yang dirasakan Raisa saat berusaha menyelesaikan masalah keuangan di keluarganya.

Keputusannya untuk mengikuti saran mucikari, malah mempertemukan Raisa dengan sang hot duda, Diego.

Akankah Raisa berhasil mendapatkan keuntungan dan melepaskan dirinya dari pesona hot duda?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rya Kurniawan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Klien Lama

Setibanya di rumah sakit, Diego tampak berlarian menuju ke ruang IGD tempat di mana Raisa dan Denis berada. Ia merasa sangat senang karena melihat 2 orang yang sedang dikhawatirkannya itu dalam keadaan baik-baik saja.

"Sayang kau tidak apa-apa 'kan?" Tanya Diego yang langsung memeluk anaknya dengan nafas ngos-ngosan karena sehabis berlari.

"Aku baik-baik saja Pa, aku tidak kenapa-napa kok," jawab Denis.

"Syukurlah Papa sangat mengkhawatirkanmu," ucap Diego yang melerai pelukannya dari sang anak lalu beralih meraih tubuh Raisa dan memeluknya. "Raisa, apa kau baik-baik saja? Kau ini sangat membuatku khawatir karena tidak menjawab teleponku dan tiba-tiba kau mengabariku jika kalian berdua sedang berada di rumah sakit. Aku benar-benar sangat khawatir," ucapnya seraya memeluk dengan erat.

Sedangkan Raisa tampak diam mematung, tidak membalas pelukan tersebut karena merasa kebingungan. Jantungnya terasa berdebar tak karuan saat Diego memeluknya seperti itu untuk yang kedua kalinya. Ia semakin tak mengerti apa yang terjadi dengan dirinya saat ini, apa mungkin ia benar-benar telah mempunyai perasaan terhadap bos-nya tersebut?

Sama halnya dengan Raisa, Denis sendiri juga merasa bingung atas perlakuan ayahnya tersebut kepada pengasuhnya. Akan tetapi Denis juga tak mempermasalahkan akan hal itu karena ia juga sudah merasa sangat dekat dengan Raisa.

"Tuan, aku baik-baik saja. Aku minta maaf karena tadi tidak sempat untuk menjawab teleponmu," ucap Raisa.

"Apa kau bilang, kau tidak sempat menjawab teleponku?" Tanya Diego yang melepaskan pelukannya dan menatap Raisa dengan tajam.

"Iya Tuan, aku memang tidak sempat menjawabnya karena tadi ada Bapak-Bapak yang hampir saja tertabrak di jalan," ucap Raisa lalu menjelaskan kepada Diego apa yang baru saja terjadi sampai pada akhirnya mereka berada di rumah sakit.

"Maaf Tuan saya harus mengantar Bapak tersebut ke rumah sakit karena bagaimanapun juga ini adalah sebagai bentuk rasa kemanusiaan. Apalagi ini juga merupakan permintaan Nona Raisa dan Den Denis, saya tidak bisa menolaknya," ucap supir yang merasa sangat takut jika ia akan dimarahi oleh tuannya tersebut.

"Ya ampun Pak, apa kau pikir aku akan marah karena kau telah menolong orang lain membawanya ke rumah sakit? Tentu saja tidak, justru kalau kau mengabaikan orang yang membutuhkan pertolongan di jalan, itu yang membuatku akan marah," tukas Diego yang membuat supir tampak bernafas lega. Tapi yang membuat Diego merasa lebih bahagia karena ternyata ia benar-benar tidak salah karena telah kagum terhadap Raisa, wanita yang mempunyai hati begitu tulus.

"Pa, kenapa Papa sangat mengkhawatirkan Kak Raisa? Apa Papa menyukai Kak Raisa?" Celetuk Denis tiba-tiba, yang membuat Raisa dan Diego sontak terkejut.

"Denis, kau ini bicara apa?" Ucap Raisa yang merasa malu, bahkan wajahnya sudah terlihat memerah seperti kepiting rebus.

"Denis kau itu masih kecil, kau tahu dari mana kata-kata menyukai seperti itu?" Tukas Diego.

"Ya aku memang anak kecil, tapi aku tahu apa itu menyukai karena aku juga menyukai Kak Raisa," celetuk Denis yang membuat Raisa, Diego dan sang supir pun tersenyum gemas mendengar ungkapan Denis.

------

Krek …

Terdengar suara pintu ruangan IGD terbuka dan terlihat seorang dokter yang keluar dari ruangan tersebut.

"Dokter, bagaimana keadaan Bapak itu?" Tanya Raisa.

"Nona, Tuan tersebut sudah berhasil diselamatkan. Untungnya kalian cepat membawanya ke sini, karena jika tidak mungkin nyawanya akan terancam. Oh ya beliau ingin bertemu dengan kalian," ucap dokter.

"Syukurlah. Baik Dokter, terimakasih banyak," ucap Raisa yang langsung saja masuk ke dalam ruangan IGD bersama Denis dan Diego.

Sedangkan sang supir lebih memilih untuk menunggu di luar ruangan IGD agar tidak terlalu penuh di dalam sana.

"Tuan Sastro?" Ucap Diego yang merasa terkejut karena ia mengenali siapa pria yang saat ini sedang berbaring di dalam ruang IGD. Pria paruh baya tersebut merupakan klien lamanya.

"Tuan Diego? Kenapa Anda bisa berada di sini?" Tanya Sastro yang sama terkejutnya.

"Kebetulan orang yang menolong Anda ini adalah pengasuh anak Saya, namanya Raisa. Saya tidak tahu jika Anda yang berada di ruangan ini Tuan," tukas Diego.

"Oh jadi Nona Raisa ini adalah pengasuh Anak Tuan Diego. Saya mengucapkan terimakasih banyak karena Nona Raisa sudah menolong saya. Saya bisa diselamatkan ini semua berkat kemurahan hatinya, saya ingat betul bagaimana tadi Nona Raisa memaksa supir untuk membawa saya ke rumah sakit, begitu juga dengan Anak Tuan. Terimakasih anak pintar," ucap Sastro.

"Sama-sama Tuan, memang sudah seharusnya sesama manusia kita harus saling tolong menolong," jawab Raisa.

"Iya Kek sama-sama. Aku senang Kakek bisa selamat," jawab Denis pula, membuat Sastro rasanya begitu sangat bahagia seakan memiliki anak dan cucu yang berada di dekatnya.

Setelah dipastikan keadaan Sastro baik-baik saja, kini ia pun dipindahkan ke ruang rawat inap. Lalu setelah menghubungi keluarganya, Diego pun membawa anak dan istrinya itu pergi meninggalkan rumah sakit. Sedangkan supirnya sudah pulang terlebih dahulu sesuai dengan perintah Diego.

*****

"Kalian lapar tidak? Ini 'kan sudah siang, bagaimana kalau kita makan dulu," ajak Diego saat mereka sedang dalam perjalanan.

"Mau Pa, padahal tadinya aku ingin masak spaghetti di rumah bersama Kak Raisa, tapi karena menolong Kakek tadi, tidak jadi deh," kata Denis.

"Oh ya? Apa kau masih sangat ingin makan spaghetti sekarang?" Tanya Diego.

"Iya Pa aku sangat ingin makan spaghetti," jawab Denis mengangguk cepat.

"Ya sudah bagaimana kalau kita makan di restoran spaghetti, kau juga mau 'kan Sa?" Tanya Diego yang kini beralih kepada wanita yang berada di sampingnya itu.

"Terserah saja Tuan, aku ikut saja," jawab Raisa.

"Tentu saja Kak Raisa ikut, 'kan Kak Raisa juga sudah sangat lapar dari tadi," celetuk Denis.

"Denis, kau ini apa tidak bisa jika tidak mengadu tentang aku kepada ayahmu," protes Raisa.

"Memangnya kenapa Kak? Bukankah itu sangat bagus," sahut Denis.

"Bagus apanya?" Gumam Raisa.

"Benar sekali, itu memang sangat bagus Denis. Mulai sekarang apapun tentang Kak Raisa kau harus memberitahu Papa, oke," kata Diego.

"Oke Pa, siap laksanakan," jawab Denis sehingga membuat ketiganya pun tersenyum bahagia.

------

Kini mereka bertiga telah tiba di sebuah restoran mewah yang tentunya membuat Raisa merasa sangat gugup. Karena selama ini ia hanya biasa makan di restoran sederhana itupun bisa dihitung dengan jari atau hanya warung makan di pinggir jalan saja.

"Raisa, kenapa kau terlihat gugup seperti itu? Apa kau tidak pernah makan di restoran mewah seperti ini?" Bisik Diego to the point, takut ada yang mendengarnya dan malah membuat Raisa malu.

"Kau benar Tuan aku merasa agak canggung berada di sini. Aku merasa tidak pantas makan di restoran mewah seperti ini," kata Raisa.

"Ya ampun Raisa, kau itu juga manusia sama denganku dan Denis. Semua orang boleh makan di sini yang penting bayar dan kau tinggal menikmatinya saja, aku yang akan bayar semuanya," tukas Diego.

"Iya kak Raisa, ayo pesan. Spaghetti di ini sangat enak kak, aku, Oma dan Papa sering makan di sini," ujar Denis.

"Oh gitu, ya sudah kalau begitu aku akan memesannya," kata Raisa yang langsung saja melihat buku menu.

Drt … drt … drt …

Tiba-tiba ponsel Raisa berdering, ada panggilan masuk dari nomor yang tak dikenal.

"Kenapa kau tidak langsung menjawabnya?" Tanya Diego yang melihat Raisa tampak bengong sambil memandangi ponselnya itu.

"Aku tidak tahu ini nomor siapa," kata Raisa.

"Ya sudah lebih baik abaikan saja," tukas Diego.

"Tapi aku takut ini penting, aku akan menjawabnya dulu sebentar," ucap Raisa.

"Ya sudah jawab saja di sini!" Titah Diego, sehingga Raisa pun langsung saja menjawab telepon tersebut.

Setelah ia mendengar suara seseorang dari seberang telepon, Raisa merasa begitu terkejut, tubuhnya lemas seketika diiringi air matanya yang tiba-tiba saja mengalir, bahkan jantungnya juga seakan berhenti berdetak. Sangat terlihat jelas jika Raisa baru saja mendapatkan kabar buruk, membuat Diego dan Denis pun merasa sangat khawatir melihatnya.

"Raisa, kau kenapa?"

Bersambung …

1
Ridwan
Luar biasa
Yuni Rasyid
kaya tp bodoh. upah penyiasat bodoh di piara
Yuni Rasyid
kenapa selalu berganti nama pemeran nya. apa penulis tidak konsisten.. revisi lagi penulisan nya. banyak kata2 yg amburadul
Sonya Bererenwarin
Luar biasa
Naura Pulungan
aku suka pemeran y org china, aku ngefans banget sama org ni dia, eang2 ceople makasih thor🥰🥰🥰
Mala
wowwww
Tyaz Wahyu
benih benih cinta mulai terlihat
Tyaz Wahyu
love at first sight
Tyaz Wahyu
main bentak aja lou diego blm tau rasanya sih.jd bucin akut loe nantinya n ketagihan jg wuakkkkkkkk
Tyaz Wahyu
jodoh
Hastia Tia
lanjutkan
Yūmma Maeķa
🤣🤣 Ketemu lgi🤣🤣
Rya Kurniawan
Makasih kakak udah baca semoga suka. 🥰😘
susi 2020
😘😘
Novi Tri Widati: GRATISwqqqaaaaqaaaaaaa11qqqqqqwwqd
Novi Tri Widati: GRATISwqqqaaaaqaaaaaaa11qqqqqqwwqd
total 2 replies
susi 2020
🥰😍
susi 2020
🤓🤓😘
susi 2020
😍🥰
Ashraf Syafikah
aku mampir kak
Iin Nurchayati
ini kenapa kelakuan bejat Clarisa sll tertutup di mata mamasiska sih... heran tololll bangettt sdh tua kok g bs mikir
Iin Nurchayati
Mama Siska oon... malah merestui dng Clarisa pelacur yg lbh ulung, hebat banget cara fikir mama Siska ini y😅😅😅
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!