Reyhan tidak pernah menyangka bahwa hidupnya akan terperangkap oleh permainan yang di ciptakan boss tempat dirinya bekerja, berawal dari ia mengantarkan dokumen penting pada bossnya tersebut, namun berakhir dirinyaenjalani hubungan yang tidak masuk akal,, wanita itu bernama Sabrina tiba tiba meminta dirinya untuk menjadi kekasih wanita itu
sementara itu Sabrina tidak punya jalan lain untuk menyelamatkan harta peninggalan ibunya, terpaksa ia melakukan cara licik untuk membuat Reyhan mau menerima permintaanya.
tanpa Sabrina sadari ternyata Reyhan adalah pria berbahaya dengan begitu banyak pesona, pria itu mengajak Sabrina ke banyak hal yang tidak pernah sabrina lakukan, Sabrina tenggelam dalam gelora panas yang Reyhan berikan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon umnai, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 6
Reyhan kembali keruang kerjanya, jam istirahat telah habis, ia fokus menyiapkan berkas yang akan ia gunakan untuk presentase, Ia merasa bersemangat namun juga gugup karena hari ini ada jadwal rapat penting dengan para pimpinan. Takdir memang tak bisa ditebak, Reyhan harus bertemu dengan Dimas, sahabat yang paling menyebalkan, yang juga akan ikut dalam rapat kali ini.
Para peserta rapat mulai memasuki ruangan, satu per satu kursi terisi. Suasana rapat terasa tegang, namun ada satu orang yang masih belum tiba, yaitu Miss Sabrina, atasan mereka. Beberapa karyawan berbisik, menanyakan keberadaan wanita itu yang terkenal dengan ketepatan waktu dan kedisiplinannya.
"Kau tahu Miss Sabrina kenapa belum datang?" bisik seorang karyawan pada rekan sebelahnya.
"Entah, ini pertama kalinya dia terlambat," jawab yang lain.
" Reyhan kemana kekasihmu itu, mengapa dia belum datang juga?" Tanya Dimas membuat Reyhan melotot marah, orang orang disanapun langsung menatap Reyhan menunggu jawaban pria itu, dan berhasil membuat Reyhan gugup dan kikuk, bingung menjawab apa, karna sejujurnya ia dan Sabrina belum bertukar nomor.
Tiba-tiba, pintu ruangan terbuka perlahan. Semua orang langsung menoleh ke arah pintu, terkejut dengan sosok yang muncul di ikuti sang asisten. Sabrina masuk dengan tampilan baru yang sangat mengejutkan.
Dari penampilan yang biasanya culun dan sederhana, kini ia tampak anggun dan mempesona. Rambutnya yang biasanya dikuncir rapi kini tergerai indah, dan make-up yang dikenakannya membuat wajahnya terlihat lebih cerah dan segar. Dan wanitu itu juga melepas kacamatanya yang tak pernah lepas hinggap di hidung wanita itu.
Semua orang terpaku, termasuk Reyhan dan Dimas. Mereka tidak menyangka perubahan yang begitu drastis dari atasan mereka. Sabrina sungguh sangat cantik dengan gaya pakaian yang juga telah di rubah, Sabrina tersenyum tipis, kemudian duduk di kursi pimpinan rapat.
"Maafkan keterlambatan saya. Sekarang, mari kita mulai rapat," ucap Sabrina dengan suara lembut namun tegas.
Dengan datangnya Sabrina, rapat pun dimulai. Reyhan berusaha fokus pada rapat, namun sesekali matanya melirik ke arah Sabrina yang anggun, dan Dimas yang menyebalkan karna beberapa kali pria itu menggodanya lewat gerakan mata. Hati Reyhan berkecamuk, mencoba menenangkan diri di tengah situasi yang tak terduga ini. Reyhan yakin semua orang yang berada disini juga seperti dirinya, tidak bisa fokus karna melihat tampilan Sabrina yang berubah seratus persen dari biasanya.
Reyhan duduk di kursi rapat, berusaha untuk fokus pada presentasi yang akan ia sampaikan. Namun, kehadiran Sabrina di ruangan itu membuatnya merasa gugup yang tak tertahankan. Padahal biasanya ia sangat percaya diri meski ada Sabrina di ruang rapat.
Sabrina, wanita yang beberapa hari lalu secara mengejutkan meminta Reyhan menjadi suaminya, kini berdiri di depan ruangan dengan tampilan yang sangat berbeda dari biasanya. Entah kejutan apa lagi yang akan membuat Reyhan terkejut, setelah tadi pagi Sabrina mengadakan rapat dadakan tentang hubunganya.
Sabrina tampak anggun dan cantik, dengan rambut yang tergerai indah di punggungnya dan make-up yang menonjolkan wajahnya yang eksotis. Ia mengenakan gaun hitam yang mengekang tubuhnya dengan sempurna, memperlihatkan lekuk-lekuk tubuhnya yang selama ini tertutup oleh pakaian kantoran yang biasa ia kenakan. Ia terlihat seperti wanita karier yang sukses, seorang independent woman yang mempesona.
Reyhan menelan ludah saat Sabrina mulai memimpin rapat. Ia mencoba untuk tidak memperhatikan betapa memukau Sabrina di depannya, namun semakin ia mencoba mengalihkan perhatian, semakin sulit baginya untuk tidak terpana. Pikirannya berkecamuk, mencoba merangkai kata-kata yang ia persiapkan untuk presentasi, namun semuanya seolah sirna ditelan kegugupan yang melanda.
Saat tiba gilirannya untuk mempresentasikan pekerjaannya, Reyhan berdiri dengan begitu gugup dan mulai berbicara. Suaranya terdengar tercekat, dan terlihat sekali akan kegugupan itu saat ia menunjukkan slide demi slide. Sabrina, yang menyadari kegugupan Reyhan, tersenyum simpul dan mencoba memberikan dukungan dengan tatapan mata yang penuh pengertian.
Namun, senyuman Sabrina justru membuat Reyhan semakin gugup. Ia berusaha mengendalikan diri dan fokus pada presentasi, tapi pikirannya terus melayang pada penampilan Sabrina yang menawan dan tawaran mengejutkan yang baru-baru ini Sabrina ampaikan.
Akhirnya, Reyhan berhasil menyelesaikan presentasi dengan susah payah, meskipun ia tahu bahwa ia tidak tampil sebaik yang diharapkan. Ketika rapat usai, hanya Tersisa Reyhan dan Dimas, Dimas seperti sengaja menunggu Reyhan agar mereka bisa keluar ruangan bersama.
Sabrina mendekatinya dan meletakkan tangannya di bahu Reyhan, memberikan senyum yang penuh pengertian dan dukungan.
"Kau tadi hebat, Reyhan aku suka kinerjamu yang selalu memuaskan" puji Sabrina, membuat Reyhan merasa lebih baik meskipun ia tahu bahwa presentasinya tadi jauh dari kata sempurna. Di tatap dan di beri senyum manis oleh Sabrina membuat Reyhan salah tingkah.
"Sabrina ayo" ucap Amanda yang sudah menunggunya di ambang pintu.
Kejutan yang Sabrina perbuat kali ini membuat Reyhan merasa semakin yakin bahwa ia harus mempertimbangkan tawaran yang ia ajukan beberapa hari yang lalu, karena mungkin saja wanita ini adalah jodoh yang ditakdirkan baginya, karna selama ini ia masih bimbang dengan keputusan yang ia ambil tentang permintaan Sabrina.
"Wow apa benar dia Miss Sabrina??" Tanya Dimas menepuk pundak Reyhan dengan kasar, membuat Reyhan mengumpati Dimas dengan kalimat kasar.
" Reyhan, dengarkan aku, apa kau yakin dia Miss Sabrina, apa kau tidak berpikir bahwa dia kembaran Miss Sabrina?" Tanya Dimas tanpa henti membuat Reyhan mendengus.
"Cari tahu saja sendiri, dari pada kau mati penasaran" jawab Reyhan acuh sambil berlalu pergi.
Penampilan Sabrina yang tiba tiba berubah membuat satu kantor heboh, terlebih karyawan laki laki, karna selama ini kecantikan Sabrina selalu tertutup oleh penampilannya yang cupu dan pakaian yang membosankan.
Kemarin, rekan-rekan kerja mereka sempat mengejek Reyhan karena menjalin hubungan dengan Sabrina yang dianggap tidak menarik.
Namun, hari ini situasinya berbeda. Sabrina menunggu Reyhan di lobi kantor untuk pulang bersama. Penampilan Sabrina kini berubah total; ia tampak cantik luar biasa, membuat semua mata karyawan yang ada di lobi tidak bisa mengalihkan pandangannya darinya. Mereka yang mengejek Sabrina diam diam, kini hanya bisa terdiam terpana melihat kecantikan Sabrina yang sesungguhnya.
Reyhan pun merasa gugup ketika melihat Sabrina yang tiba-tiba berubah menjadi sangat cantik. Ia berjalan mendekat ke arah Sabrina dengan langkah yang ragu-ragu, masih tak percaya bos yang galak dan judes itu, kini tampil begitu mempesona.
"Em ,., hai" ujar Reyhan terbata-bata dengan melambaikan tangan.
Sabrina tersenyum ke arah Reyhan, "ayo pulang, tapi sebelum itu kita mampir untuk makan malam ya" pinta Sabrina tak lupa dengan senyumnya.
Reyhan masih terlihat gugup, namun ia mengumpulkan keberaniannya dan mengajak Sabrina berjalan keluar dari lobi kantor.
"Baiklah, ayo" ucap Reyhan