NovelToon NovelToon
Pada Akhirnya Aku Menyerah

Pada Akhirnya Aku Menyerah

Status: tamat
Genre:Tamat / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Menikah dengan Musuhku
Popularitas:648k
Nilai: 4.6
Nama Author: swetti

Arvania tidak menyangka jika pernikahan yang ia impikan selama ini menjadi pernikahan yang penuh dengan air mata.

Siksaan demi siksaan ia terima dari suaminya. Namun bodohnya Vania yang selalu bertahan dengan pernikahan ini.

Hingga suatu hari Vania tidak mampu lagi untuk bertahan, ia memilih untuk pergi meninggalkan Gavin.

Lalu bagaimana dengan Gavin yang telah menyadari perasaan cintanya untuk Vania setelah kepergiannya?

Akankah Gavin menemukan Vania dan hidup bahagia?

Ataukah Gavin akan berakhir dengan penyesalannya?

Ikuti kisahnya di

Pada Akhirnya Aku Menyerah

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon swetti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Persalinan

Enam bulan berlalu, sampai sekarang Gavin belum bisa menemukan Vania. Begitupun dengan nyonya Rindu, Leon benar benar menutup rapat keberadaan Vania.

Di dalam kamar Gavin sedang duduk di sofa mengerjakan pekerjaannya.

Ceklek....

" Gavin sampai kapan kau tidak ke kantor? Aku capek kalau harus bolak balik ke rumahmu mengantar berkas seperti ini." Talita masuk ke dalam menghampiri Gavin dengan beberapa stopmap di tangannya.

" Siapa yang mengijinkan kamu masuk ke kamarku begitu saja? Dan ya... Kalau kau capek ajukan surat pengunduri diri secepatnya, aku akan menandatanginya. Tinggalkan stopmap itu lalu tunggulah di luar!" Ucap Gavin dingin.

" Kenapa sih Vin? Gue itu sahabat lo, masa' cuma masuk kamar lo aja nggak boleh, aku tidak akan pernah mengundurkan diri dari perusahaan, aku tidak akan mengeluh lagi. Biarkan aku menunggu di sini!" Ujar Talita.

" aku bilang keluar Talita!" Bentak Gavin.

" Iya iya aku keluar." Talita keluar kamar Gavin dengan kesal.

Setelah menandatangani semua stopmap yang di bawa Talita, Gavin memberikannya.

" Vin, Vania sudah meninggalkanmu selama beberapa bulan ini, aku harap kau bisa melupakannya." Ujar Talita.

Gavin menatap tajam ke arahnya.

" Siapa kau berani mengaturku? Kau hanya sekretaris ku di sini, dan selalu jaga batasanmu untuk tidak masuk ke ranah urusan pribadiku, sekarang pergilah!" Titah Gavin.

Brak...

Gavin menutup kamarnya dengan keras membuat Talita berjingkrak.

Gavin duduk bersandar pada sandaran sofa. Ia kembali memikirkan Vania.

" Sayang sebenarnya kamu dimana? Apakah kamu baik baik saja? Atau kamu terluka? Aku tidak bisa membayangkan jika wanita kemarin adalah kamu sayang, aku pasti akan ikut tiada bersamamu saat itu juga." Gumam Gavin.

Ya.. Kemarin Gavin mendapat kabar dari pihak kepolisian yang menemukan jasad seorang wanita hamil yang tenggelam di laut. Gavin sudah benar benar hancur saat itu. Ia segera menuju lokasi dan betapa lega hatinya saat tahu wanita itu bukan istrinya.

" Aku harus mencari kemana lagi? Vania hilang bagai di telan bumi, aku juga sudah mencari di rumah rumah saudara Leon tapi tetap saja aku tidak menemukan Vania, tadinya aku berpikir Leon yang menyembunyikanmu sayang, apa aku akan benar benar kehilanganmu untuk selamanya?" Monolog Gavin meminta pelipisnya.

...----------------...

Di rumah bibi Tuti, saat ini Vania sedang memasak. Perutnya yang sudah membuncit besar membuatnya susah bergerak. Bahkan untuk mengajar anak anak saja sering di gantikan oleh Rangga.

Ya.. Vania menjadi guru TK tempat Rangga bekerja dulu, sedangkan Rangga menetap mengajar di SMP.

" Vania kalau kamu capek mending istirahat aja! Biar aku yang memasak." Ujar Rangga menghampirinya.

" Tidak kok Mas, cuma sekarang kalau berdiri lama punggungku terasa pegal." Sahut Vania.

" Ya sudah, kamu duduk saja biar aku yang menatanya di piring." Ucap Rangga menuntun Vania ke kursi.

" Maaf Mas merepotkanmu." Ucap Vania.

" Tidak." Sahut Rangga.

Vania merasa menjadi beban keluarga ini, apalagi sudah lima bulan Leon menghentikan transferannya.

Kecurigaan Gavin pada Leon membuat Gavin meneliti setiap pengeluaran yang keluar dari rekening Leon. Untuk menghindari itu Leon menghentikan aliran dana untuk kehidupan Vania.

Vania merasa bingung pasalnya dokter mengatakan jika proses persalinan nya nanti harus melewati operasi cesar. Entah mengapa bayi dalam kandungan Vania melintang. Ia harus menyiapkan uang sebesar dua puluh juta, sedangkan gajinya satu bulan hanya tiga ratus ribu dan itu hanya cukup untuk kebutuhan sehari harinya.

Ia bimbang apakah ia akan memakai ATM yang di berikan Gavin padanya atau tidak.

" Vania." Rangga menepuk pundak Vania membuat Vania tersadar dari lamunannya.

" Ah iya Mas maaf aku malah melamun." Ujar Vania.

" Ya sudah sekarang makanlah! Tidak perlu menunggu ibu karena ibu akan pulang siang hari ini." Ujar Rangga.

" Iya Mas." Sahut Vania.

Mereka makan dengan khidmat tiba tiba...

" Shhhh." Vania memegangi perutnya.

" Vania kamu kenapa?" Tanya Rangga.

" Perutku sakit Mas, shh.. Mulas sekali, awh." Rintih Vania.

" Kita ke rumah sakit sekarang! Kamu kuat kan bonceng motor?"

Vania menganggukkan kepalanya.

" Bawa tas yang ada di kamar ku Mas." Ujar Vania.

" Ok." Sahut Rangga.

Setelah siap mereka menuju rumah sakit dengan mengendarai sepeda motor.

Sampai di rumah sakit Rangga menggendong Vania ke ruang UGD.

" Suster tolong!" Ucap Rangga.

" Silahkan tidurkan di sini Pak!" Suster menunjuk brankar.

" Bapak silahkan tunggu di luar dulu! Kami akan memeriksanya." Ucap dokter jaga menghampiri mereka.

Setelah Rangga keluar, dokter segera memeriksa Vania.

" Kita langsung ke ruang operasi saja Sus!" Ucap dokter yang sudah mengetahui riwayat Vania.

Vania di dorong menuju ruang operasi, saat melewati Rangga ia meminta suster berhenti sebentar.

" Mas ada ATM di dompetku, pakai itu untuk membayar semua biaya persalinan ku Mas." Ucap Vania pada akhirnya.

Ia sudah siap jika Gavin menemukannya saat ini. Ia akan menghadapi Gavin dan akan tetap melindungi buah hatinya.

" Baiklah! Semangat Vania, kau dan putramu pasti baik baik saja." Tanpa sadar Rangga mengelus perut Vania.

Vania tersenyum padanya. Suster kembali mendorong Vania ke ruang operasi.

Tiga jam lamanya operasi berlangsung. Kini Vania telah menjadi ibu dari seorang babby tampan. Setelah masa pemulihan pasca operasi, ia di pindahkan ke ruang rawat. Sedangkan bayinya di bawa ke ruang inkubator khusus bayi yang baru di lahirkan secara cesar.

Di kamar Gavin, ia masih sibuk dengan pekerjaannya.

Ting...

Sebuah notif di ponselnya. Ia melirik ponselnya yang masih menyala.

" M Banking?" Gavin mengerutkan keningnya.

Ia segera membukanya. Transaksi ke rekening bisnis rumah sakit sebesar dua puluh juta.

" Transaksi pembayaran biaya rumah sakit xx." Gumam Gavin.

" Apa Vania sudah melahirkan? Aku harus memastikannya." Ucap Gavin antusias.

Setelah memastikan dengan menelepon rumah sakit, Gavin segera berlari menuju mobilnya. Ia melajukan mobilnya menuju bandara.

" Aku datang sayang.. Papa datang untuk menjemput kalian sayang." Ucap Gavin bahagia.

" Ya Tuhan... Lindungi anak dan istriku, Terima kasih kau telah memberikan petunjuk pada hamba ya Rob." Ujar Gavin.

Tidak perlu waktu lama, sore hari taksi yang di tumpangi Gavin sampai di rumah sakit. Ia segera menuju ruang informasi.

" Nyonya Arvania Rosaline Mahardika ada di ruangan Maria nomer sepuluh Tuan, tepatnya di lantai dua." Ucap petugas.

" Terima kasih Sus." Gavin segera menuju ke sana mengikuti petunjuk yang ada.

Ruangan VIP di depannya. Ia membuka pintunya dan....

Deg....

Jantung Gavin berdetak dengan sangat kencang saat tatapannya bertemu dengan Vania.

Vania membulatkan matanya melihat Gavin, walaupun ia sudah menduga ini akan terjadi tapi ia tidak berpikir kalau Gavin akan datang secepat ini.

Vania menggenggam tangan Rangga yang duduk di kursi samping ranjang dengan erat membuat Gavin mengepalkan erat tangannya.

Gavin menghampiri keduanya.

" Sayang." Ucap Gavin.

Entah mengapa ucapan sayang dari Gavin justru membuat Vania was was.

" Anda suaminya Vania?" Tanya Rangga memastikan.

" Iya, aku suaminya." Sahut Gavin terus menatap Vania.

" Untuk apa anda kemari Tuan? Jika untuk menyakiti Vania ataupun putranya, lebih baik anda keluar dari sini! Karena saya tidak akan membiarkannya." Ucap Rangga.

Gavin menatap Rangga.

" Tidak! Aku ke sini untuk menjemput mereka berdua, cukup sudah aku memberi waktu kepada Vania untuk bersembunyi dan aku ingin meminta maaf padanya atas perlakuanku selama ini, aku menyesalinya, sayang maafkan aku!" Gavin kembali menatap Vania.

" Vania, suamimu meminta maaf dan mengajakmu bersamanya, apa kamu mau?" Rangga menatap Vania.

Vania menatap Gavin dan Rangga bergantian.

" Vania... " Ucap Rangga.

" Aku....

Aku apa hayooo????

Mau nggak nih????

Jangan lupa like koment vote dan 🌹nya yang banyak buat author ya...

Terima kasih untuk readers yang sudah mensuport author, semoga sehat selalu...

Miss U All...

TBC...

1
Nyam Nyam channel
Okeh siap Thor
maaf aku skip aja soalnya menurutku balasan Vania ke gavin gak sebanding sama siksaan Gavin ke Vania soalnya Vania sudah sakit fisik dan mental kalau orang normal paling sudah gila berhubung ini novel ya maha ciptaan author
tapi q coba mau mampir cerita author yang lain
Semoga sukses trus buat author jangan liat yang comen yang buruk buruk" tetep semangat bikin cerita buat para penggemar authornya semangattt /Pray//Pray//Pray/
Alvia Inayati
jgn ksih tau dulu Thor biar lahiran anaknya udah gede
yusuf b
Lumayan
Angelica James
Baby kak.. bukan Babby
Jue
Aku heran dengan wanita seperti Vania yang mudah luluh memberi maaf dengan hanya bermodal kan air liur , Ada banyak benda kita boleh bertolak-ansur dengan kemiskinan tapi harus rajin usaha tapi tidak dengan suami curang , kaki pukul , Kedekut , Zalim pada isteri , Bukan semua manusia itu mudah bertolak ansur kerana rasa sakit itu tidak mudah , Kalau ada yang mahu kembali jatuh ke lubang yang sama ke dua kali itu namanya bodoh bukan lagi cinta .
VANESHA ANDRIANI: makasih suportnya
total 1 replies
Asmarni Marni
knpa sih pelakor bertebaran dimna mna
VANESHA ANDRIANI: kalau g ada pelakor g asyik hhh makasih suportnya
total 1 replies
Nurliana Uteh
Kecewa
Nurliana Uteh
Buruk
Widya Asyanti
bodoh
Widya Asyanti
siksa dulu agak lama
VANESHA ANDRIANI: hh oke oke
total 1 replies
Widya Asyanti
bagus
VANESHA ANDRIANI: Terima kasih
total 1 replies
Widya Asyanti
bodoh gavin
VANESHA ANDRIANI: iya.. makasih suportnya
total 1 replies
Widya Asyanti
bodoh
VANESHA ANDRIANI: jitak aja kepalanya kak.. makasih suportnya
total 1 replies
Hestika
Geral bukan Gerak
VANESHA ANDRIANI: typo ya kak.. makasih suportnya
total 1 replies
Mesra Turnip
bwahhahh, itu pembalasan untukmu gavven ! semoga outhornya makin semangat oke !!
VANESHA ANDRIANI: siaapp makasih suportnya
total 1 replies
Ony Syahroni
Biasa
VANESHA ANDRIANI: Terima kasih dah kasih bintang 3
total 1 replies
Ony Syahroni
thank y thor aku akan baca cerita lainnya, sehat sll dan semangat.
VANESHA ANDRIANI: Terima kasih
total 1 replies
meilanyokey
gampang banget luluhny.... seharusnya kasih pelajaran dulu
meilanyokey: /Good/
VANESHA ANDRIANI: Terima kasih suportnya
total 2 replies
Ony Syahroni
semuanya thor
VANESHA ANDRIANI: Terima kasih suportnya
total 1 replies
Kak Jum
menyerahkah sakit lahir n batin buat apa mau tggu
VANESHA ANDRIANI: iya ya.. itulah cinta terkadang membuat kita lemah... Terima kasih
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!