NovelToon NovelToon
Pesona Pasukan Orange Cantik

Pesona Pasukan Orange Cantik

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Poligami / Duda / Cinta Terlarang / Pelakor / Romansa
Popularitas:4k
Nilai: 5
Nama Author: Aksara_dee

Mitha, Gadis Kaya yang mendadak miskin karena sang ayah direbut Pelakor. Hidupnya berubah 180⁰ sehingga pekerjaan apapun dia geluti demi menafkahi sang mama yang sakit-sakitan. Dia bergabung menjadi Pasukan Orange DKI Jakarta

Selama menjalani profesinya menjadi pasukan orange banyak ujian dan cobaan. Dan Mitha menemukan cinta sejati di lingkungan kerjanya, seorang lelaki yang berkedudukan tinggi tapi sudah beristri.

Apakah dia juga akan menjadi Pelakor seperti perempuan yang merebut ayahnya dari mamanya?? Yuk..di subscribe dan ikuti ceritanya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aksara_dee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Lagi; Pernyataan Cinta

"Mitha, ke ruangan saya sebentar. Ada yang mau saya bicarakan" Mitha melirik Elia yang sudah menatapnya tajam dengan bibirnya yang bersungut-sungut tanpa suara

"Di sini aja kenapa pak, ngobrol berduaan di dalem nanti timbul FITNAH" Mitha melirik sinis ke arah Elia

"Di ruangan saya saja" Megan melirik Elia dan beberapa staf lainnya. "Elia, gantikan Mitha fotocopy. Status kamu di sini sama dengan Mitha, sama-sama pegawai kontrak jangan sering melimpahkan pekerjaan ke orang lain" Perintah Megan, Elia semakin bersungut hingga bibitnya seperti curut

Di ruangan Megan, "Silahkan duduk Mit" Mitha pun duduk bersebrangan dengan Megan yang dibatasi meja kerja

"Seminggu ke depan saya mau mencari istri saya bersama Bara, saya bisa nitip Faiza sama kamu?" Mitha melebarkan matanya

"Bapak belum dapet baby sitter juga? Mau saya cariin gak pak?" Mitha menatapnya serius

"Untuk saat ini saya mempercayai kamu, kalau orang baru saya belum tahu orangnya gimana, nanti anak saya bisa dibawa kabur dan dijual gimana, sementara saya ga ada di rumah" Megan menatap anaknya yang tertidur di gendongan Mitha

"Mm..gimana ya pak, bapak kan tahu ini tempat kerja. Kalau ada bapak yang lain mungkin bisa ngerem ngomongin saya, Kalau ga ada bapak saya gak tau deh" Mitha takut sekali di sindir gak enak, perasaannya belum siap terluka

"Maka dari itu, saya udah ngomong ke Bu Laily kalau kamu gak perlu datang ke sini. Hanya ngurus anak saya di rumah" Megan mengetuk-ngetuk meja kerjanya dengan pulpen

"Saya gak bisa ke rumah bapak, saya sudah tinggal dengan mama saya, dan mulai ngurusin mama" Megan mengangguk

"Ya udah bawa Faiza ke rumah kamu" Mitha merenung sebentar. Lalu mengangguk

"Mitha, kamu tau kenapa saya ingin mencari istri saya?" Mitha menggeleng, "Ga tau, dan saya rasa tidak perlu tahu"

"Kamu harus tahu, Mit. Saya ingin membuktikan omongan saya tempo hari" Mitha mengernyit "Omongan yang mana ya pak?"

"Saya akan menikahi kamu" Mitha gelagapan

"Kenapa bapak begitu yakin? Emang saya sudah menyetujui mau menikah dengan bapak?" Megan terlihat kaget, "Emang kamu gak mau menikah dengan saya? Emang kamu gak ada perasaan sama saya?"

"Kita hanya atasan dan bawahan pak, belum tentu ada perasaan"

"Saya ada tuh, pokoknya proses cerai saya dengan istri selesai, kita nikah" Mitha melongo

"Wuaahh..ini namanya pemaksaan kehendak, Pak. Bapak gak perduli perasaan saya" Mitha melengos

"Saya tahu kamu suka kok sama saya" Megan melipat tangan di dadanya.

"Perasaan suka itu banyak pak, karena kagum, hormat, enak diajak kerjasama bukan berarti mau dinikahi, pernikahan sesuatu yang beda"

"Kita kan udah cocok, Mit" Mitha menatap Megan dengan kesal

"Lama-lama saya kesel ngobrol sama bapak" Mitha melengos

"Masalah rumah tangga bapak silahkan urus, saya tidak mau tahu. Bapak masih cinta atau tidak dengan istri, bukan urusan saya. Dan saya tidak ingin dijadikan alasan kegagalan rumah tangga bapak. Walaupun nanti bapak sudah jadi duda belum tentu saya mau dinikahi bapak" Mitha berdiri dan ingin keluar ruangan

"Aku cinta kamu, Mitha" Megan menatap Mitha lama. Mitha hanya menoleh Megan sebentar.

"Huh!! Dia pikir gue percaya? Paling besok berubah lagi sikapnya" gumam Mitha

Mitha keluar dari ruangan Megan dengar perasaan kesal dan campur aduk, di satu sisi dia bahagia Megan menyatakan perasaannya dengan begitu jelas, tidak abu-abu. Tapi di sisi lain dia juga takut dikait-kaitkan sebagai perusak rumah tangga Megan.

"Yang abis pacaran" Celoteh Bu Denia Karyawan senior setelah melihat Mitha keluar ruangan Megan

"Siapa yang abis pacaran Bu? Ibu kalau bicara tolong dipikirkan dulu, siapa yang ibu gosipkan" Megan keluar ruangan dan menjawab sindiran Bu Denia

"Eh-hh bapak, maaf pak" Bu Denia menutup bibirnya dengan tangan keriputnya

"Mitha dari ruangan saya, trus ibu bilang abis pacaran. Yang ibu maksud pacarnya siapa? Kalau ibu keluar dari ruangan saya disindir begitu, ibu terima?" Megan sudah berdiri di depan meja Bu Denia

"M-maaf pak, saya keceplosan" Bu Denia menunduk takut

"Yang keluar dari mulut teko, sesuai isi di dalamnya. Kalau pikiran ibu kotor maka yang keluar dari mulut ibu juga kotoran. Bersihin pikirannya Bu" Megan menatap semua stafnya satu persatu, biar gak ada lagi yang menghina dan menggosipkan Mitha yang tidak-tidak.

Mitha yang ada di ruangan laktasi tidak tahu kejadian itu, ketika dia keluar dari ruang laktasi, semua orang bersikap baik dan tidak melayangkan tatapan sinis lagi.

"Bu Ira, ada yang bisa saya bantu? Mumpung Dede Faiza sedang bobo" Bu Ira mengangguk

"Pisahkan dokumen ini pertahun ya Mit, tapi kalau Faiza bangun, kamu tinggalin aja kerjaannya" Mitha tersenyum lebar. Dia senang dapat membantu karyawan lain, itung-itung dia magang kerja. Nanti kalau masa kontraknya habis, Mitha mau kerja kantoran seperti ini.

Dari lantai bawah Bu Laily naik dan menuju meja Mitha

"Mitha, kamu kayaknya belum makan. Ibu tadi dikasih makanan tapi ibu masih kenyang, ini buat kamu aja" Sebenarnya itu makanan dari Megan, agar tidak mencolok perhatiannya pada Mitha. Bu Laily siap membantu pak lurahnya.

"Terima kasih ya Bu" Mitha tersenyum lebar, menu Solaria satu ini memang makanan favorit dia.

****

"Beib, kita di Bali sampai kapan?" Irish bergelayut manja di lengan berotot milik kekasihnya

"Tiga hari lagi honey, aku ada pertemuan dengan investor dari Canada" Irish sudah merasa bosan mengikuti Brian karena kekasih itu hanya kerja dan kerja. Irish mulai merindukan anaknya

"Aku rindu anak kita, beib. Bolehkah aku pulang dulu dan mengambil anak kita. Kita bisa berbulan madu bertiga" Irish memainkan jam tangan di pergelangan tangan kekasihnya

"Tidak sayang, tiga hari lagi kita harus berpesta, investorku dari Canada ingin mengenalmu. Bagaimana mungkin kita membawa anak?" Brian protes

"Ok baiklah"

****

Jam lima sore, "Mitha ayo saya antar pulang" Megan sudah siap dengan tas Faiza dan kunci kendaraan. Mitha gelagapan, dia tidak mau Megan tahu rumahnya yang baru "Maaf pak, saya pulang dianter bang Dul aja. Bapak Gak usah antar"

"Kenapa?"

"Gang rumah saya kecil, ga masuk mobil" Mitha beralasan

"Ya sudah saya pinjam motor pak Iyus aja kalau gitu"

"Eehh..jangan pak, beneran jangan di antar. Mama saya masih kesal sama bapak, karena pernah marahin saya" Lagi-lagi Mitha beralasan. Megan mengernyit "Perasaan saya udah minta maaf deh"

"Emangnya mama saya bilang maafin bapak gitu? Udah ga usah dianter. Saya hubungin bang Dul buat anterin saya"

"Saya aja yang telepon Dul"

Megan masuk lagi ke ruangannya. Tak berapa lama bang Dul datang. "Mitha, ayo Abang anter pulang"

"Iya bang, permisi Bu Laily, Bu Ira saya pulang duluan" Mitha menunduk sebagai tanda hormat pada staff yang memiliki jabatan di sana.

Motor yang di tumpangi Mitha, Faiza dan bang Dul keluar dari kelurahan, Megan hanya melihatnya dari kaca jendela ruangannya. Dia merasa Mitha mulai menjaga jarak yang jelas dengannya. Tapi dia tetap yakin ingin menyelesaikan masalah nya satu persatu, dia ingin selesaikan dulu masalah dengan Irish baru membina hubungan yang baik dengan Mitha. "Benar gadis itu bilang, pernikahan adalah sesuatu yang lain, bukan hanya bermodalkan Cinta. Tapi gadis itu butuh kepercayaan, kenyamanan dan nama baiknya tetap terjaga" gumamnya.

Megan keluar dari ruangannya, para staffnya sedang membicarakan rumah yang ditempati Mitha, informasi terbaru, baru saja diberitakan Marwan. "Mitha itu anak orang kaya Bu Denia, rumahnya aja di jalan mandar rt 2. Town house nya pak Haji Akbar"

"Masa sih Wan, Jangan-jangan yang beliin pak lurah" Jawab Elia

"Hush jangan asal mba Eli, kakanya mba Mitha pengusaha dan pengacara terkenal, bang Agus pernah dapet kartu namanya" Marwan menceritakan gosip tentang Mitha dari rekannya di zona. Elia hanya melongo. Megan yang mendengarnya hanya menunduk dan berjalan keluar dari kelurahan untuk mencari Dul. Megan juga heran dengan Dul, kenapa sangat melindungi Mitha dan tertutup mengenai keluarga Mitha.

Dul kembali ke kelurahan, Megan sudah menunggunya di posko biasa para anak buahnya melepas penat.

"Dul, saya mau ngomong" Megan menghampiri Dul bawahannya

"Ada apa pak Lurah?"

"Di warung kopi aja bang biar sambil ngerokok"

Di warung kopi Megan memesan kopi item tanpa gula dan kopi susu untuk Dul.

"Dul, saya mau tanya rumah Mitha yang baru dimana?" Seketika wajah Dul berubah, dia sudah dipesan Mitha agar tidak boleh memberikan informasi apapun pada pak lurah

"Di kontrakan pak"

"Kontrakan mana? Rumah gedong juga bisa dikontrakin"

"Ya sekarang emang rada gedean dah kontrakannya" Dul mulai salah tingkah

"Iya dimana?" Dul menghisap rokok kreteknya dengan lebih lama. Sebelum bicara dia hembuskan pelan-pelan kepulan asapnya. Merasakan aroma nikotin berbaur dengan aroma kopi di mulutnya

"Bapak gak perlu tahu dah, soalnya Mitha pesennya begitu. Dia gak mau diganggu pria beristri. Papa mama Mitha cerai karena Pelakor pak, jadi dia gak mau dicap sebagai Pelakor. Tau ndiri dah pak namanya gosip, bener apa kagak nyebar aja kan. Pan kasian Mitha, jadi kena omongan gak enaknya aja" Megan manggut-manggut. Dan dengan lantang menyatakan perasaannya di depan Dul.

"Saya memang cinta sama Mitha dari dia remaja bang, waktu saya masih kuliah di IPDN. Ketemu lagi di sini, saya anggap Tuhan menyatukan saya lagi dengan Mitha" Dul membulatkan matanya

"Rumah Abang juga dulu di bandung pak lurah, belakang rumah neneknya Mitha. Tapi menurut Abang nih ya, kelarin dulu dah satu persatu. Jangan serakah pak lurah. Kasian perempuan kalau di madu. Tuh liat si Agus bini tiga, emang dia bahagia? Yang ada ribut mulu dapur kering, lagian gajian cuma satu tempat berani berbini tiga" Megan terkekeh

"Abang sendiri kapan nikah, betah banget menduda" Seloroh Megan

"Nungguin emaknya Mitha mau dilamar saya hahaha" Megan membulatkan matanya sambil mengepulkan asap rokok yang baru saja dihisapnya.

"CLBK nih?" Canda Megan

"Bukan, Cinta bertepuk sebelah tangan yang di dapet nyamuk doangan hahaha" Megan dan Dul akhirnya ngobrol ngalor ngidul sesekali membahas masa kecil Mitha waktu di Bandung.

Happy weekend ya, maaf hari ini update tersendat. Sibuk bantu-bantu persiapan wedding pedang pora ponakan ,🙏

1
Elia Rossa
bagus ceritanya ...semangat kaka author 👍💪
Aksara_Dee: Terima kasih ka Elia 🙏🩷
total 1 replies
Raihani Anhy
lanjut
Aksara_Dee: 2 episode sudah terbit..🙏
total 1 replies
Raihani Anhy
Penasaran dengan kelanjutannya
Aksara_Dee: terima kasih like dan komennya 🙏
total 1 replies
aqila wati
lanjut kak
Aksara_Dee: sieepp..
total 1 replies
Aksara_Dee
terima kasih likenya, ditunggu komen dan votenya ya 🩷
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!