Casey Copeland, wanita berusia 24 tahun yang memiliki hubungan yang tidak harmonis dengan ibunya sejak ia masih kecil. Casey tidak tau mengapa ibunya membedakannya dengan kakaknya. Ibunya membenci Casey.
Casey mulai lelah dengan segala upaya yang dilakukannya hanya untuk mendapat perhatian ibunya. Casey berubah, ia tidak ingin menjadi Casey yang dulu lagi.
Casey menjebak kekasih kakaknya hingga mereka berakhir di pelaminan. Benih-benih cinta mulai tumbuh pada di antara mereka. Akankah kehidupan Casey berakhir bahagia setelah mengetahui siapa pria itu sebenarnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nidia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20: Kecewa
"Tapi cukup... kali ini, aku tidak akan mengemis perhatian mommy lagi. Aku bukanlah Casey yang dulu. Ya.. aku akui. Aku memang merencanakan ini semua. Karena aku tidak ingin Adeline bahagia jika aku juga tidak bahagia. Mommy hanya mementingkan kebahagiaan Adeline saja. Maka dari itu aku merusak kebahagiaan Adeline. Jangan hanya menyalahkan ku saja. Aku juga seperti ini karena mommy," pungkas Casey dingin.
"Sial... jadi kamu menjebak ku," ucap Dariel marah.
"Dan sayangnya kamu menikmati permainannya bukan. Kamu bahkan memanggil-manggil nama ku tadi malam," ucap Casey menatap Dariel dengan tatapan nakalnya.
Adeline menatap Dariel sendu.
"Sayang... itu tidak benar, percayalah pada ku," kata Dariel
"Kakak kecewa pada mu Casey... aku selalu baik pada mu tapi apa yang kamu lakukan," ucap Adeline mengepal tangannya.
"Baguslah jika begitu. Sebenarnya aku tidak sebaik yang kakak pikirkan. Mengenai mantan-mantan kakak sebelumnya, aku juga yang menggoda mereka, semua yang dikatakan mommy itu benar," balas Casey.
Adeline pergi meninggalkan kamar Casey disusul oleh Matilda.
"Sialan kamu. Aku tidak menyangka kamu semurahan ini," ucap Dariel marah mencengkeram rahang Casey. Casey menahan rasa sakit di rahangnya menatap Dariel dengan tatapan menantang.
"Kamu menjebak ku untuk menghancurkan hubungan ku dengan Adeline. Kamu pikir itu akan berhasil. Lihat saja, aku dan Adeline tetap akan menikah," ucap Dariel dingin melepas cengkeramannya. Dariel turun dari atas ranjang dengan tubuh polosnya, mengabaikan Casey yang buang muka. Dariel memakai kembali pakaiannya yang tercecer di lantai.
"Aku akan menyebarkan foto-foto kita ke media jika sampai kamu menikah dengan Adeline," ucap Casey membuat Dariel mengepalkan tangannya.
Dariel berbalik dan menatap tajam Casey yang juga menatapnya dengan tajam.
"Lakukan saja, aku tidak peduli. Bagiku itu hanyalah pekerjaan kecil untuk membereskannya. Lagi pula yang akan malu kamu sendiri," ucap Dariel pergi. Ia ingin melihat keadaan kekasihnya. Casey marah, melempar bantalnya.
"Sayang... Dariel hanya di jebak oleh Casey. Pernikahan kalian tentu saja akan tetap berlanjut," ucap Matilda menenangkan putrinya.
"Entahlah mom, aku pikir hubungan kami harus di akhiri. Bagaimana bisa aku menikahi pria yang sudah tidur dengan adik ku sediri," ucap Casey menangis di pelukan ibunya.
"Casey berubah mom.." gumam Adeline. Adeline terima jika Casey marah karena sikap mommy mereka selama ini pada Casey. Tapi bagaimana bisa Casey melakukan hal ini padanya.
"Anak itu memang tidak tau di untung," ucap Matilda. Adeline melepaskan pelukannya dari ibunya.
"Ini semua karena mommy yang selalu membedakan kami," tukas Adeline marah. Matilda terpaku di tempatnya.
"Mom__"
"Mom... tolong tinggalkan Adel sendiri. Adel ingin menenangkan diri dulu," ucap Adeline menginterupsi perkataan ibunya. Ia sadar jika sikap mommy nya lah yang membuat Casey berubah.
Matilda menghela nafasnya, "baiklah, berjanjilah untuk tidak melukai dirimu. Tapi satu hal yang perlu kamu tau, mommy tidak akan pernah bisa menyamakan mu dengan Casey. Jangan paksa mommy," ucap Matilde keluar dari kamar Adeline.
"Bibi.. a... aku minta maaf. Aku tidak tau jika Casey menjebak ku," ucap Dariel.
"Semua ini salah Casey. Harusnya bibi yang minta maaf. Tolong temani Adeline. Dia pasti membutuhkanmu nak," ucap Matilda. Dariel lalu mengangguk.
"Ceklek.." pintu terbuka. Adeline menoleh ke arah pintu dan melihat Dariel ada di sana.
"Tolong biarkan aku sendirian Dariel," ucap Adeline menghapus air matanya.