Ditalak ketika usai melahirkan, sungguh sangat menyakitkan. Apalagi Naura baru menginjak usia 20 tahun, harus kehilangan bayi yang dinyatakan telah meninggal dunia. Bagai jatuh tertimpa tangga dunia Naura saat itu, hingga ia sempat mengalami depresi. Untungnya ibu dan sahabatnya selalu ada di sisinya, hingga Naura kembali bangkit dari keterpurukannya.
Selang empat tahun kemudian, Naura tidak menyangka perusahaan tempat ia bekerja sebagai sekretaris, ternyata anak pemilik perusahaannya adalah Irfan Mahesa, usia 35 tahun, mantan suaminya, yang akan menjadi atasannya langsung. Namun, lagi-lagi Naura harus menerima kenyataan pahit jika mantan suaminya itu sudah memiliki istri yang sangat cantik serta seorang putra yang begitu tampan, berusia 4 tahun.
“Benarkah itu anak Pak Irfan bersama Bu Sofia?” ~ Naura Arashya.
“Ante antik oleh Noah duduk di cebelah cama Ante?” ~ Noah Karahman.
“Noah adalah anakku bersama Sofia! Aku tidak pernah mengenalmu dan juga tidak pernah menikah denganmu!”
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mommy Ghina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34. Perlawanan Naura
Naura merasakan jika saat ini harga dirinya sedang diinjak-injak oleh asisten pribadi Irfan. Seakan harga dirinya bisa dibayar oleh Deri dengan seenak hatinya, sama seperti kelakuan Irfan, usai ia melahirkan anak, Naura langsung mendapatkan uang atas perceraiannya.
Naura berdecak, menyunggingkan senyum miringnya. Sungguh berani juga pria itu memberikannya uang sebanyak 30 juta, lantas dari mana uang sebanyak itu? Bisa dipastikan jika uang tersebut pemberian Sofia. Dan, memang Deri sering minta uang pada Sofia.
“Kenapa diam saja Naura? Apa uang sebanyak 30 juta itu kurang buat ongkosmu mencari pekerjaan di perusahaan yang lain? Apa perlu aku tambahan, bilang saja kamu butuh berapa?” tanya Deri, tatapannya menyelidik saat menatap Naura, bibirnya mengerucut seakan sedang merendahkan diri wanita itu.
Wanita itu lantas melirik ke atas meja meeting, tak ada niat ia untuk mengambil amplop tersebut, lalu ia menarik napasnya dalam-dalam sembari kembali menatap Deri.
“Pak Deri yang terhormat, mau berapa pun Anda memberikan saya uang tetap tidak akan cukup untuk saya karena saya sangat berharga! Saya tidak menyangka Anda setipe dengan tuannya. Sama-sama suka merendahkan orang! Jika Anda bisa membayar harga diri orang lain dengan uang, maka saya bukan orang tersebut. Saya tidak bisa dibayar dengan apa pun! Saya bukan manusia yang haus akan ke kekayaan dan uang! Dan, saya juga bukan manusia yang suka mengumbar-umbar masa lalu yang sangat menyakitkan buat saya! Jadi Pak Deri tidak usah repot-repot mengusir saya dari perusahaan ini. Saya sudah punya pemikiran sendiri. Terima kasih Pak Deri telah mengingat posisi saya di sini!” tegas Naura, lalu ia mengambil amplop coklat tersebut kemudian melemparnya ke badan Deri dengan kerasnya.
“Bilang sama tuan Anda, tidak perlu menyogok demi saya menyimpan rahasia masa lalunya. Hanya saja tolong kasih tahu di mana makam anak saya!” seru Naura, setelah itu ia keluar dari ruang meeting dengan hati yang semakin tersakiti.
Deri berjengit kaget ketika Naura membanting pintu ruang meeting dan termangu saat menatap kepergian wanita itu, lalu menundukkan pandangannya melihat uang yang keluar dari amplop coklat tersebut.
Ternyata bukan hanya Deri saja yang terkejut, Irfan yang melewati ruang meeting juga turut tersentak dan pas sekali bertemu pandang dengan Naura.
Wanita itu menajamkan pandangannya ketika beradu pandang dengan Irfan, lalu ia menghela napas kemudian berlalu begitu saja dari Irfan.
Pria itu mengernyit heran, lantas menatap pintu ruangan meeting yang habis dibanting begitu kerasnya.
“Kenapa dia kelihatan kayak orang marah?” gumam Irfan bertanya sendiri. Lantas, agar ia tidak penasaran pria itu memutuskan untuk melihat ke dalam ruang meeting sebelum ia menyusul Naura untuk bertanya.
“De-Deri!” Irfan terkejut melihat asistennya merapikan lembaran uang di meja meeting.
Begitu juga dengan Deri turut terkejut melihat siapa yang memanggil dirinya, lalu buru ia bergegas memasukkan uang ke amplop.
Irfan melangkah masuk dengan tatapan curiga. “Ada apa dengan Naura? Kamu habis bertemu dengan Naura,’kan? Aku melihatnya keluar dari ruangan in” cecar Irfan semakin penasaran.
Samar-samar Deri agak gelagapan, akan tetapi secepat kilat ia menguasai diri untuk tetap tenang.
“Iya, Pak Irfan tadi kami bertemu di lift dan dia mengajakku berbicara. Dan, ini hasilnya.” Deri menyodorkan amplop coklat yang ia pegang itu.
Alis mata Irfan saling bertautan. “Amplop yang isinya tadi kamu rapikan itu? Memangnya ada apa dengan Naura?” tanya Irfan menyelidik.
Mimik wajah Deri mengeluarkan ekspresi memelas, sirat matanya mendadak sendu seakan ada rasa iba di hatinya. “Naura tadi memberikan aku uang 30 juta dengan maksud meminta tolong untuk memberitahukan pada Sofia jika dulu dia pernah menjadi istri Pak Irfan. Naura memberikan uangnya juga dengan cara melempar ke mukaku kemudian keluar begitu saja kayak orang kesal,” jelas Deri.
Irfan bergeming, dan tampak berusaha untuk mencerna ucapan Deri barusan.
“Aku tidak menduga dia ada niatan ingin menghancurkan rumah tangga Pak Irfan, maka dari itu sejak kemarin-kemarin aku sudah sarankan untuk memecat Naura. Dan sekarang Pak Irfan bisa melihat sendiri kalau sekarang dia berani menyuruhku untuk membongkar masalah Pak Irfan yang pernah menikah dengan Naura,” lanjut kata Deri, wajahnya tampak seperti orang jujur padahal semua ucapan adalah kebohongan yang dibuat-buat.
Untuk saat ini sebenarnya Irfan pasrah jika suatu ketika Sofia tahun siapa ibunya Noah, hanya saja yang saat ini yang ia pikirkan adalah reaksi orang tuanya. Jika tahu dulu ia menikah lagi dan anak itu bukan anaknya dengan Sofia, bisa dibayangkan bagaimana murkanya Adiba dan Damar, kedudukannya di perusahaan bisa terancam.
Lantas, Irfan merampas amplop coklat tersebut dari tangan Deri, kemudian dengan wajahnya yang mulai terlihat garang keluar dari ruang meeting. Deri pun pura-pura kaget, kemudian lama-lama tersenyum jahat.
“Akhirnya pasti Naura akan dipecat,” gumam Deri, puas rasanya.
Langkah Irfan semakin besar menuju ruang kerja Naura yang berada di samping ruang Presdir. Begitu sudah tiba di depan pintu ruang kerja Naura Irfan membukakan dengan menendangkan kakinya ke pintu, Naura yang sedang membawa kotak berukuran kardus mie dan akan keluar berjengit kaget.
“Apa maksudnya ini, Naura!” sentak Irfan tampak murka, melempar amplop coklat tersebut ke atas kotak yang ia bawa.
Naura melirik amplop itu dan mengenalinya.
“Beraninya kamu mau memfitnah saya jika kita pernah menikah ke istri saya lewat Deri!” bentak Irfan dengan kedua tangannya berkacak pinggang.
Tercenunglah Naura mendengarnya, sejak kapan ia berkata seperti itu. Dan, luar biasa Deri memutar fakta apa yang ia bicarakan tersebut padanya.
Naura mengambil amplop tersebut, kemudian menjatuhkannya di lantai di hadapan Irfan. Dan, pria itu semakin geram.
“Pak Irfan yakin dengan ucapan Pak Deri?” tanya Naura dengan sikap beraninya.
“Sangat yakin karena dia adalah aspri saya dan tidak mungkin berbohong pada saya!” balas Irfan dengan meninggikan suaranya, sorot matanya tampak berapi-api.
Naura memutar malas bola matanya. “Saya tidak mau berdebat panjang dengan Pak Irfan, karena tetap saja saya yang akan disalahkan. Hanya saja saya ingin menyampaikan di ruang meeting ada CCTV-nya dan dari ruangan presdir bisa melihat jelas rekaman CCTV-nya, jadi silakan diperiksa terlebih dahulu, sebelum Pak Irfan membentak san menuding saya!” tegas Naura, lalu ia membalikkan badannya untuk mengambil tas kerjanya.
Irfan dibuat tercenung dengan jawabannya, kemudian ia baru menyadari ada hal yang aneh pada Naura.
“Ini sekarang kamu mau ke mana? Memangnya kita ada tugas keluar kantor, dan kenapa kamu bawa kotak segala?” cecar Irfan, tatapannya menelisik. Lantas, Naura terpaksa melangkah mundur dan mengambil surat pengunduran dirinya yang sudah ia letakkan di atas meja.
“Mulai hari ini saya sudah resmi tidak bekerja di perusahaan ini sebagai karyawan, dan saya sudah mengurus biaya penaltinya. Saya permisi Pak Irfan.”
Bersambung ... ✍️
emang pas nikah orang tuanya ga datang??? ga di kenalin
kan ngelawak sebab ceritanya di Indonesia
kalo di luaran kan cuma kedua pengantin udah sah
irfan coba bilang kalo sebenarnya bucin akut sama naura/Grin/