NovelToon NovelToon
Cinta Habis Di Orang Lama

Cinta Habis Di Orang Lama

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Cinta Murni / Teman lama bertemu kembali
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: mom fien

Cinta yang habis di orang lama itu, nyatanya bukan karna belum move on, tapi karna dia punya ruang tersendiri.
-anonim-

Kisah cinta pertama yang harus berakhir bukan karena tidak lagi saling mencintai.

"Aku terdiam menutup mataku, berpikir apa yang akan kukatakan. Akhhh Malika... kenapa ini begitu sulit? Tuhan tau betapa keras usahaku untuk melupakanmu, tapi sepertinya kini hanya dinding yang ada di hadapanku. Dulu ada satu titik, kita yakin pada kata selamanya, saat kamu meninggalkanku, rasanya aku menjadi seperti zombie. Aku yakin aku telah melewatinya tapi melihatmu kembali dihadapanku, kenapa aku jadi menggila seperti ini?."

Full of love,
From author 🤎

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mom fien, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 9

Semenjak malam itu di pantai Ancol, Carlo suka mencuri kesempatan untuk menciumku. Saat ia mengantarku pulang ke rumah, ia akan selalu mencium pipiku, kadang juga mencium bibirku. Apa itu ciuman atau kecupan? Lebih kepada kecupan sepertinya, aku belum berani untuk membalas ciumannya, ia pun melakukannya secara cepat, keberanian kami hanya sebatas itu.

Keadaan rumah masih sama tidak ada perubahan. Papa tidak pernah pulang ke rumah, hanya memberikan pesan singkat itupun hanya kadang kadang saja, namun ia tetap rutin mengisi kartu atm sesuai janjinya. Mama juga masih bolak balik pengadilan dan pekerjaan, tapi kini mama mulai mendapat panggilan wawancara kerja di beberapa perusahaan yang bertempat di Jawa Tengah.

Setelah berbulan bulan papa tidak pernah pulang ke rumah, papa akhirnya mampir ke rumah sepulang dinas.

"Apa kabar Ka?".

"Baik pa".

Kurasakan ada kecanggungan diantara kami.

"Kapan kamu ujian akhir Ka?".

"Bulan depan pa".

"Persidangan papa dan mama sudah berada di tahap akhir, setelah kamu beres ujian rencananya papa akan menjual rumah ini".

Ya setelah ujian tahap berikutnya adalah pengumuman penerimaan universitas, aku tau umurku tinggal di rumah ini hanyalah tinggal menunggu hitungan bulan saja.

"Ya pa".

"Proses menjual rumah kan biasanya lama Ka, tapi supaya kamu ga terganggu papa akan mulai memasarkannya setelah kamu ujian saja".

"Terima kasih pa".

"Papa hanya ingin memberitahukan itu, sekalian melihat keadaanmu, papa pamit dulu ya Ka".

"Iya pa".

Saat ini aku dan Carlo jarang pulang bersama, kami disibukkan dengan proyek akhir tahun, ulangan atau kegiatan lainnya yang berhubungan dengan sekolah. Aku juga sering pulang menjelang malam karena alasan itu. Mungkin karena makanku tidak teratur atau banyak memesan makanan cepat saji, pagi itu aku merasa tidak enak badan dan bangun terlambat.

"Ka... Malika...".

Panggilan Carlo membangunkanku dari tempat tidur.

"Loh kamu ga sekolah hari ini Ka?".

"Hari ini aku istirahat di rumah aja Lo, kepalaku sakit banget, mungkin aku mau flu, karena tenggorokanku juga sangat sakit".

Carlo memeriksa dahiku,

"Ka, badan kamu agak hangat sepertinya. Sudah minum obat Ka?".

Aku menganggukan kepalaku.

"Nanti aku pesankan makanan ya untuk kamu".

"Ga perlu Lo, aku bisa pesan bubur nanti".

"Mau dibawain makanan apa nanti sore?".

"Ga perlu Lo, kamu juga ada kerja kelompok kan hari ini?".

"Iya sih, tapi udah tinggal penyelesaian aja jadi harusnya ga lama sih Ka".

"Ya udah kamu istirahat ya Ka, nanti sore aku mampir lagi".

Aku menganggukkan kepalaku, sebelum ia pergi keluar rumah, Carlo mencium pipiku.

"Malika...".

"Udah selesai proyeknya Lo?", tanyaku saat membuka pintu rumah.

"Udah, gimana keadaanmu?", tangan kanannya memeriksa keningku.

"Udah baikan kok, aku barusan minum obat lagi".

"Ini masih agak hangat deh kayanya".

"Aku sudah benar baikan kok, besok sepertinya aku bisa masuk sekolah".

"Mau aku pesankan makanan apa Ka?".

"Aku baru makan sebelum minum obat, lagipula aku sudah ga ingin makan lagi, mau langsung tidur aja nanti. Kamu belum makan kan Lo, kamu pesan makan untuk kamu aja".

"Aku cuma mau cek keadaan kamu aja kok Ka, nanti aku mau makan di rumah".

"Aku kangen sama kamu, aku diam disini sebentar ya?".

Aku menganggukkan kepalaku.

"Kamu tiduran aja Ka, mau aku ambilin selimut?", Carlo memintaku tidur di pahanya.

"Ga perlu Lo", ucapku sambil membaringkan kepalaku dipaha Carlo.

Ia mengusap pelan kepalaku dan satu tangannya sibuk dengan HP. Aku merasa nyaman dengan sikapnya, kemudian aku memejamkan mataku.

Setelah beberapa saat Carlo berkata,

"Ka bangun sebentar, aku mau ambil pesanan".

Kulihat ia masuk kembali ke rumah dengan beberapa kantong plastik.

"Pesan makan apa?".

"Ini semua buat kamu Ka, kalau kamu ga mau makan sekarang bisa dimasukkan ke kulkas untuk besok".

"Sebanyak ini? Kamu bawa pulang sebagian ya".

"Jangan, semua untuk kamu, kalau belum bisa makan banyak, kamu atur aja. Kamu bisa makan ini sekalian makan siang, aku sengaja beli yang tahan lama kok".

"Bisa sampai makan malam kayanya Lo", ucapku sambil tersenyum.

"Terima kasih Carlo".

Entah keberanian dari mana, aku mencium pipinya. Ini pertama kalinya aku mencium pipinya. Carlo tampak kaget, dan kami bertatapan untuk sesaat. Kemudian Carlo mencium bibirku, kali ini bukanlah kecupan. Setelah tidak mendapat respon dariku, ia menggigit bibirku pelan, dan aku membuka mulutku. Ini pertama kalinya kami melakukan ini. Aku agak canggung membalas ciumannya, kemudian aku menarik diriku menjauh.

"Lo nanti kamu ketularan".

"Aku tidak perduli", jawab Carlo dan mencium bibirku lagi.

Kali ini kami berciuman cukup lama, satu tangan Carlo berada di leherku, dan tangan satunya berada di pinggangku, hingga akhirnya kami menyudahi ciuman kami. Kemudian kedua tangannya memegang pipiku dan menempelkan dahi kami sambil berkata,

"Aku mencintaimu Malika".

"Aku juga Lo".

Setelah itu ia melepaskan kedua tangannya, sambil menatapku ia berkata lagi,

"Kurasa aku harus pulang sekarang, kalau aku lebih lama lagi disini kamu ga akan beristirahat, dan aku akan terus menciummu sampai aku puas".

Aku tersenyum mendengarnya.

"Semoga kamu cepat baikan ya Ka, besok pagi aku akan kembali kesini sebelum berangkat sekolah".

"Ya Lo".

Ia mencium bibirku sekilas lalu pamit pulang.

Setelah menutup pintu rumah, aku memegang bibirku, itu ciuman pertamaku saat ini aku merasa sangat senang hingga untuk sesaat aku melupakan rasa sakit di kepalaku.

1
Mustika Wati
suka cerpen ini, singkat, padat, alurnya jelas, dan relate dengan realita
fien: makasih kak 🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!