Alisa terpaksa menerima pernikahan kontrak dengan seorang CEO kakak dari sahabatnya, yang di tinggal pergi oleh calon istrinya saat 1 hari acara pernikahan mereka.
Alisa menerima pernikahan itu dengan terpaksa, karena ayahnya yang membutuhkan uang yang lumayan banyak untuk pengobatan jantungnya.
Selama 5th menjalani pernikahan kontrak itu, pernikahannya terbilang baik baik saja, karena suaminya menerima keberadaan Alisyah di sisinya, karena Alisa gadis yang penurut dan pintar mengambil hati suami dan keluarganya.
Namun pernikahan yang sudah berjalan 5th itu harus kandas karena ke datangan calon istri sang suami yang telah menghilang tanpa kabar selama 5th itu.
Lalu bagaimana kehidupan Alisa setelah itu?
Yuk.... Ikuti cerita selengkapnya, jangan lupa tinggalkan jejak😁
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon devi oktavia_10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30
**Masih Revisi**
Pagi menjelang, Alisa sudah bersiap siap untuk pergi ke rumah sakit, begitu pun ke dua anak kembarnya akan ikut ke rumah sakit, karena oma Prita sudah di izinkan untuk di bezuk.
"Sudah pada siap ketemu oma buyut, belum...? " tanya Alisa.
"Sudah dong bun." sahut si kembar dengan kompak.
"Ya sudah, klau begitu tunggu di depan, bunda mau mengambil rantang dulu di meja makan, kalian susul ayah saja ke depan." ujar Alisa.
"Baik bunda." semangat si kembar berlari mencari sang ayah.
"Jangan lari lari, nanti kalian jatuh, sayang." pekik Alisa melihat anak anaknya yang berlari itu.
"Maaf bunda." ke dua bocah menggemaskan itu lansung berhenti berlari, mereka berjalan dengan tenang untuk mencari sang anak, tidak seperti tadi yang grusak ngursuk.
Setelah beberapa saat berlalu, sampai lah mereka di rumah sakit yang sudah di penuhi oleh anak dan cucu cucu oma Prita.
"Assalam mu'alaikum, kami datang. " ucap salam Arsyi dan Arsya dan menyalami satu persatu orang di dalam sana.
"Bagaiman keadaan oma? " tanya Alisa lansung memeriksa keadaan sang oma.
"Alhamdulillah, jauh lebih baik, Sayang." jujur oma Prita memegang tangan Alisa dengan lembut.
Sementara di sofa sana, Rafael sedang menceritakan keinginan anak kembarnya, yang ingin menyumbang untuk panti asuhan di kota xx.
"Ya Allah, mulia sekali hati cicit cicitku itu, oma bangga sama Alisa yang bisa mendidik anak anaknya jadi anak yang baik, sopan, peduli terhadap sesam dan bisa berlaku tegas di waktu yang tepat. Puji oma Prita saat dengan tidak sengaja mendengar obrolan anak cucunya di sofa sana.
"Opa akan ikut berdonasi ke panti asuhan tersebut dan opa akan menjadi donatur tetap di sana, sebagai ucapan rasa syukur opa karena kesembuhan oma, kembalinya Alisa cucu menantu opa, dan juga bisa bertemu dengan cicit cicit opa yang sholeh dan sholeha itu, satu lagi rasa syukur mendapatkan cicit perempuan yang luar biasa cantik, sholeha dan lucu itu." ucap opa Sean dengan semangat.
"Aku juga ikut berdonasi." seru Raffi semangat.
"Aku juga." ujar Amora.
"Ma... Kenapa mereka bisa sepeduli itu kepada orang lain, aku kalah sama si kembar, aku hanya taunya menyenangkan diri ku sendiri saja selama ini, aku tidak pernah melihat orang di sekitar ku, aku tidak perduli mereka kesusahan atau gimana, yang aku tau aku harus bisa mendapatkan yang aku mau, sekarang aku tertampar dengan keberadaan si kembar, bolehkah si kembar itu yang menjadi adikku saja." pinta Aldi.
"Ngak! dia anak om ya, klau mau yang seperti mereka, kamu minta bikin saja sama papa mu." sarkas Rafael mode posesif, enak saja buah hatinya, bibit unggulnya akan menjadi adiknya Aldo, oo... Tidak bisa itu, apa anak itu tidak tau, berapa lama di harus bekerja keras siang malam, baru bisa mendapatkan dua bibit unggul yang sudah sangat lama dia inginkan, dan karena kebodohannya juga, mereka berpisah dengan waktu yang lama, dan sekarang baru bertemu, kini mau di minta sama keponakannya itu, itu tidak akan Rafael izinkan.
"Ck, pelit sekali lah om ku satu ini, aunty aunty pergi lagi aja, nanti aku main ke tempat aunty, om ngak usah di ajak ajak." ejek Aldi.
"Haiii.... Bocah tengik!" pekik Rafael tidak terima istrinya di suruh pergi oleh sang keponakan.
Alisa hanya tersenyum melihat pemuda tanggung itu, yang dulu sangat penurut dengannya.
"Sudah sudah, jangan ribut lagi, kasian oma butuh istirahat." ujar Raffi melerai sang anak.
Sementara itu, bu Sarah dan Anita sedang mengadakan pertemuan di sebuah restoran, entah apa lagi yang mereka rencanakan saat ini.
"Bagaimana ini tan, perempuan itu sudah kembali, aku semakin sulit untuk mendekati Rafael, apa lagi sekarang Rafael sudah bertemu dengan anak anaknya, bahkan kemaren saat di perusahaan anak anaknya sangat tidak sopan, bisa bisanya mengatai aku, dan Rafael tidak melarang anaknya, malah mengusir aku dari perusahaannya." adu Anita kepada bu Sarah.
"Tante juga kesal, kenapa dia kembali lagi, sudah bagus bagus dia pergi dari sini, ehhh... Malah datang lagi bersama anak anaknya, mana semua keluarga menyambutnya dengan senang hati." gerutu Bu Sarah.
"Ayo tan, kita cari cara untuk menyingkirkan dia lagi, aku ngak mau Rafael kembali kepada wanita kampungan itu, dan apa tante ngak takut tiba tiba kekayaan Rafael di kuasai semua oleh Alisa dan anak anaknya, apa tante ngak rugi." provokasi Anita.
"Ya Ngak mau lah, enak saja harta anakku di kuasa sama wanita si alan itu, tante ngak sudi!" pekik bu Sarah tidak terima.
Anita tersenyum bahagia dalam hatinya, karena berhasil memanas manasi bu Sarah.
"Makanya itu kita harus menyingkirkan wanita si alan itu dan anak anaknya." kompor Anita lagi.
"Bagaimana caranya, wanita itu bukan lah Alisa yang dulu, yang mudah di tindas, sekarang dia sudah berubah." ujar bu Sarah.
Anita membisikan sesuatu di telingan bu Sarah.
"Ok, tante setuju." semangat bu Sarah.
"Jadi, Kapan kita jalankan rencananya?" tanya Anita tidak sabaran.
"Tunggulah sampai wanita tua itu keluar dari rumah sakit, sekarang mereka sedang berkumpul, kita tidak akan bisa menjalankan rencananya, apa lagi semua orang melindungi wanita si alan itu." dengus bu Sarah.
"Baiklah, kita tunggu saja nenek peot itu dulu, lagian kenapa dia ngak mati aja sih, biar ilang satu satu penghalang kita." dengus Anita ikut kesal.
"Sembarangan kamu klau ngomong, apakah kamu lupa, klau seluruh wanita tua itu sudah di alihkan atas nama wanita si alan itu, klau dia mati kita tidak akan dapat apa apa." omel bu Sarah.
"Hu.... Iya juga sih." kesal Anita mengepalkan jari jarinya dia ikut kesal mendengar apa yang bu Sarah cerita kan, andai waktu itu dia tidak tergoda dengan laki laki lain, mungkin saat ini dia lah yang akan mendapatkan harta oma Prita, sungguh dia merutuki kebodohannya itu.
"Ya sudah lah tan, gimana klau kita pergi shoping atau ke salon aja, mumpung kita masih di mall ini." ajak Anita.
"Tante sih mau mau aja, tapi, Kamu kan tau, sekarang semu kartu tante masih di sita, dan tante hanya di kasih uang pas pasan untuk belanja." keluh bu Sarah.
( Ck, si alan, miskin banget wanita ini sekarang, biarin deh sekarang gue traktir, nanti setelah gue dapat anaknya, gue depak dia dari hidup gue) gerutu Anita dalam hati.
"Tante tenang aja, kali ini biar aku yang traktir, biasanya kan tante yang suka traktir aku." ujar Anita dengan senyum manisnya.
"Ahhh.... Kamu memang calon menantu idaman, ngak kaya perempuan itu, ayo... Kita ke salon, tubuh tante pengen di massage dan tante tante juga ingin creambath, habis itu kita lihat tas yuk... Sudah lama sekali tante ngak shoping." ujar bu Sarah penuh binar.
( Hiii.... Dasar tidak tau malu, bukannya menolak di traktir orang, ini malah ngelunjak, semua mua pengen, gue cekek juga lu.) geram Anita dalam hati.
"Baiklah apa pun untuk tante hari ini." ucap Anita tersenyum masam.
Bersambung.....
takut Rafsel disakiti untuk kedua kalinya tapi dia menyodorkan wanita yg sama untuk menghancurkan pernikahan Alisa dan Rafael kalau org lain msh bs diterima logika
anak kami ber nama Miftahul Aldiansyah.
yang hari2 kami panggil Aldi 😢
bantu doanya temen2 semua semoga anak kami di tempatkan di tempat yang terbaik di sisi Allah SWT Aamiin 🤲.
dan doakan kami selalu sabar dan ikhlas dengan takdir yang Allah tentukan untuk kami 🙏🙏🙏
kami baru di tgl 8 bulan 😢
anak kami pulang tgl 13- 03-2024
awal Romadhon 😭😭😭😢