NovelToon NovelToon
Menjadi Istri Kedua Om Komandan

Menjadi Istri Kedua Om Komandan

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Beda Usia / Cinta Seiring Waktu / Mengubah Takdir
Popularitas:115.6k
Nilai: 5
Nama Author: fania Mikaila AzZahrah

Adinda Aisyah Zakirah adalah gadis berusia 19 tahun.

"Kakak Adinda menikahlah dengan papaku," pintanya Nadira.

Tak ada angin tak ada hujan permintaan dari anak SMA yang kerapkali membeli barang jualannya membuatnya kebingungan sekaligus ingin tertawa karena menganggap itu adalah sebuah lelucon.

Tetapi, Kejadian yang tak terduga mengharuskannya mempertimbangkan permintaan Nadhira untuk menikah dengan papanya yang berusia 40 tahun.

Adinda dihadapkan dengan pilihan yang sangat sulit. Apakah Adinda menerima dengan mudah permintaan dari gadis berusia 18 tahun itu ataukah Adinda akan menolak mentah-mentah keinginannya Nadhira untuk menikah dengan papanya yang seorang duda yang berprofesi sebagai seorang Kapolsek.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fania Mikaila AzZahrah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. 35

Setelah dokter obgyn menjelaskan kondisi Adinda tanpa berlama-lama, Baruna berlari ke arah dalam UGD saking tak sabarnya ingin melihat kondisi istrinya.

“Syukur Alhamdulillah makasih banyak ya Allah atas anugerah dan rezeki terindah yang Engkau hadirkan dalam hidup kami.”

Baruna mengecup punggung tangan istrinya, dia tak henti-hentinya mengucapkan syukur kepada Allah SWT Sang Maha Pemilik Kehidupan.

Adinda segera dipindahkan ke dalam kamar perawatan VVIP rumah sakit swasta terbaik yang ada di ibu kota Jakarta.

“Selamat Abang, akhirnya kamu kembali dipercaya oleh Allah SWT untuk memiliki buah hati,” Bisma memeluk tubuh kakaknya.

Bu Riska memeluk tubuh anak sulungnya dengan penuh haru,” Allahu Akbar, kamu akan memiliki keturunan Nak dari Adinda.”

“Syukur Alhamdulillah Mah, do'akan semoga calon bayi dan istriku selalu dalam lindungan Allah SWT,” Baruna menyeka air mata bahagianya.

Satu persatu orang yang datang memberikan selamat kepada Baruna atas kabar gembira tersebut padahal sebelumnya terjadi ketegangan antara Nadhira dengan papanya.

“Selamat Pak, Adinda akhirnya hamil juga penantian panjang kalian terjawab diwaktu yang tepat,” ujarnya Cahaya.

“Selamat Pak, semoga calon bayinya dan ibunya sehat selalu,” sahutnya Zihan yang turut bahagia mendengar kabar gembira itu.

“Makasih banyak kalian sudah repot-repot jauh-jauh dari Bandung ke Jakarta hanya untuk merayakan kebahagiaan kami,” balasnya Baruna.

Zihan tersenyum simpul, “Adinda adalah sahabat kami, dia juga memperlakukan kami dengan baik dan tulus jadi kami pun selalu ada untuk dia, iya kan istriku? Zihan memeluk istrinya.

Zihan sudah move-on melupakan cintanya kepada Adinda yang dulunya terobsesi untuk mendapatkan cintanya Adinda.

Tetapi, seiring berjalannya waktu, kehadiran Cahaya mampu membuatnya benar-benar jatuh cinta pada perempuan sederhana yang sudah menjadi pendamping hidupnya.

“Kami bukan hanya sekedar sebagai temannya Pak, tapi sudah melebihi dari saudara. Semoga calon bayinya kembar yah,” timpalnya Cahaya.

“Amin semoga saja cucuku lahir kembar karena keturunan dari kakeknya ada beberapa memang yang terlahir kembar,” sahutnya Bu Riska.

"Alhamdulillah syukurlah kalau seperti itu, kemungkinan besar bisa hamil kembar," ujarnya Cahaya lagi.

“Amin ya rabbal alamin, jadi tidak sia-sia penantiannya selama lima tahun ini,” sahutnya Elyna.

“Pah, boleh gak aku menemani Mama?” Pintanya Nadhira yang berbicara hati-hati agar papanya tidak kembali mereog.

Baruna menatap jengah ke arah putri sulungnya itu tanpa berniat membalas ucapan dari Nadhira.

“Kamu pulanglah istirahat sudah seharian di luar, harus jaga kondisimu, ingat kamu itu juga lagi hamil muda jangan memaksakan diri apalagi masih ada kami yang menjaga mamamu,” ucapnya Bu Riska.

“Kamu pulanglah! Tanpa Kamu, Papa masih sanggup untuk menjaga istriku! Perhatikan saja kandunganmu dan calon suamimu,” Baruna berbicara tanpa melihat langsung wajah anaknya.

“Ibu dan anak sama-sama hamil, besok-besok Abang dipanggil papa sekaligus kakek double kebahagiaan kalau gini," candanya Bisma.

Baruna mencebik mendengar candaan tak lucu adiknya itu, Elyna langsung menepuk pundak suaminya.

“Mas enggak enak sama Abang Baruna,” Elyna tersenyum canggung mendengar gurauan suaminya.

“Abang bercandanya kadang ada benarnya,” sahut Briana yang terkekeh .

Keduanya baru datang bersama dengan suaminya Arkan karena harus memenangkan empat bocah yang tantrum karena mereka ingin ikut ke rumah sakit.

“Nadhira pulanglah, jangan dimasukkan ke hati ucapan pria tua yang suka emosian itu. Kamu perbanyak istirahat karena wanita hamil itu butuh ketenangan, jangan terbebani dengan sikapnya papamu, cepat atau lambat pasti akan baik dengan sendirinya, agar janin dalam kandunganmu sehat,” ucapnya Briana.

Nadhira tetap ngotot ingin menunggui mamanya sampai siuman dan tidak mau peduli lagi dengan sikap kasar papanya.

"Papa setuju atau tidak aku tetap akan di sini! Sudah lama aku menunggu berita gembira ini," putusnya Nadhira.

Cahaya memperhatikan ke arah pria yang sedari tadi sibuk dengan ponselnya, dia kemudian berbisik di telinga suaminya.

“Mas, coba lihat orang yang duduk di kursi,” pintanya Cahaya.

Zihan langsung mengarahkan pandangannya ke arah Arkan,” kenapa dengan orang itu?”

“Bukannya pria yang kemarin malam kita lihat di hotel bersama dengan perempuan seksi?” Cahaya berhati-hati berbicara takut ada yang mendengarnya.

“Iya bener sekali, tapi ngemeng-ngemeng dia siapa istriku? Kalau dia ada di sini berarti keluarganya Adinda juga kan,” tebak Zihan.

“Kayaknya suaminya Briana adik iparnya Adinda deh karena dia memangku anak kembarnya Briana, si Safeea,”

“Hemp! Kalian bisik-bisiknya serius amat sampai-sampai anakmu merangkak gak kalian perhatikan,” ejek Elyna.

Cahaya spontan berjalan ke arah putrinya,” Yuvika putrinya bunda sini sayang jangan gangguin Aunty Adinda.”

"Caca... Dada... Autu... tutu.."  celoteh bayi delapan bulan itu.

“El, yang duduk itu suaminya Mbak Briana kan?” Tanyanya Zihan yang ingin memastikan dugaannya.

Elyna menganggukkan kepalanya,” benar banget, dia papinya si kembar. Kenapa emangnya?”

“Enggak apa-apa kok, hanya bertanya saja soalnya baru lihat,” elaknya Zihan.

“Mas Arkan memang jarang di Jakarta karena dia tugas di Bandung kebetulan ambil cuti soalnya,” jawabnya Elyna.

Zihan dan Cahaya saling melempar tatapan penuh tanda tanya.

Berselang beberapa menit kemudian…

Adinda mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan, dia kebingungan melihat kondisi kamar yang tidak seperti kamar di rumahnya.

Kamar yang catnya serba putih itu dengan aroma obat sebagai ciri khasnya. Adinda memijit pelipisnya karena masih terasa sedikit pusing.

“Mas Baruna,” cicitnya Adinda orang yang pertama dicarinya tentu saja suami tercinta.

Baruna yang duduk tidak jauh dari ranjang berjalan ke arah istrinya,” ada apa sayangku? Apa ada yang kamu butuhkan atau pengen makan sesuatu mungkin?”

Adinda berusaha tersenyum meski dalam keadaan yang masih lemah,” aku ingin bertemu dengan putriku, Nadhira.”

Baruna terkejut karena bukannya istrinya menjawab pertanyaan malah mencari Nadhira anak sambungnya.

“Nadhira ada di luar kayaknya dia bersama dengan calon suaminya,” jawab Baruna yang selalu marah kalau mengingat wajahnya Azril.

“Apa aku bisa minta tolong dipanggilkan Nadhiranya," pintanya Adinda yang masih lemah dan kelihatan pucat pasi.

“Tunggu Mas akan menelpon nomornya agar masuk,” ucap Baruna.

Baruna hendak menghubungi nomor ponselnya Nadhira tapi segera dicegah oleh Adinda, "gak usah Mas repot-repot aku yang akan menelpon langsung nomor hpnya,” Adinda mengambil ponselnya di atas meja nakas.

Beberapa kali dia menghubungi nomor ponselnya Nadhira tapi belum terjawab juga. Hingga suara seseorang yang begitu dikenal dan dihafalnya sampai detik ini lah yang mengangkat teleponnya.

“Assalamualaikum,”

Adinda terdiam mendengar suara seseorang dari balik telpon itu, suara yang mampu membuatnya kembali harus mengingat kenangan indah dan manisnya.

Dari sejak kecil hingga tamat sekolah menengah atas mereka hampir setiap hari menghabiskan waktu bersama. Memang sangat sulit untuk melupakannya bukan berarti Adinda masih mencintainya, hanya saja melupakan kenangan-kenangan yang pernah diukir bersama akan selalu membekas dalam hati dan pikirannya.

“Waalaikum salam,” balasnya Adinda.

Baruna memperhatikan apa yang dilakukan oleh istrinya itu sambil memperhatikan raut wajahnya Adinda yang sulit terbaca.

Adinda cukup pintar menyembunyikan perasaannya dari orang-orang sehingga Adinda terkenal dingin. Kecuali perasaan terharu kepada orang lain lah yang mudah diketahui.

“Maaf apa aku boleh bicara dengan putriku?” Adinda menekankan kata putriku agar Azril sadar diri dengan posisinya apa di hatinya Adinda.

Nadhira kemudian berbicara panjang lebar dengan Adinda. Baruna merasa ada rahasia yang ditutupi oleh istrinya itu.

“Kenapa aku merasa ada sesuatu yang disembunyikan oleh istriku! Tapi apa!?” Monolog Baruna yang terus menelisik mimik wajahnya Adinda.

Pintu berdecit padahal baru beberapa detik yang lalu sambungan teleponnya terputus.

“Nantilah bertanyanya untuk saat ini bukan waktu yang tepat,” batinnya Baruna.

Nadhira berjalan ke arah Adinda langsung memeluk tubuh mama rasa sahabatnya itu.

“Mama baik-baik saja kan? Apa yang mama rasakan, apa ada yang Mama inginkan? Katakan saja kepadaku, aku bakal akan penuhi keinginannya Mama,” cercanya Nadhira.

Adinda tersenyum melihat tingkah lakunya Nadhira yang masih sering bermanja-manja kepadanya walaupun sudah dewasa.

Adinda melirik sekilas ke arah Azriel kemudian ke arah suaminya.” Suamiku, apa istrimu ini boleh meminta tolong?”

Adinda sengaja mengeraskan suaranya ketika menyebut kata suamiku dan istrimu. Dia berharap Azril segera menghilangkan perasaan sukanya padanya karena itu adalah perasaan yang tak boleh ada.

“Baruna mengecup sekilas bibir seksi Adinda,” apapun yang kamu minta suamimu ini akan mengabulkannya.”

Adinda mengusap perutnya yang sudah sedikit membuncit padahal baru usia kandungannya dua bulan, “Kayaknya calon anaknya Mas pengen makan asinan sama rujak buah tapi yang mangkal di depan kantor kapolres tempat Mas kerja,” pintanya Adinda.

“Baiklah, mas akan telpon Pak Kadir agar kamu secepatnya dibelikan makanan yang kamu sukai,” imbuhnya Baruna.

Adinda segera mengambil alih ponselnya suaminya itu sebelum menekan tombol memanggil di layar ponselnya.

“Sayang, suaminya Adinda Aisya Zakirah, aku maunya Mas Baruna yang langsung ke sana untuk beliin aku gitu maksudnya,” ucapnya lemah lembut sambil memperlihatkan puppy eyesnya agar keinginannya dipenuhi.

“Baiklah Mas akan pergi, Nadhira ikut papa pulang gak usah kamu temani istriku, Papa akan meminta perawat khusus yang akan temani istriku,”

“Mas! Jangan meminta putriku pulang! Dia adalah anakku, Mas tidak berhak memintanya pergi!” tegas Adinda yang tidak ingin dibantah.

“Tapi, Nadhira itu sudah buat kita malu! Gara-gara dia kamu sampai jatuh pingsan!” protes Baruna.

Baruna entah kenapa akhir-akhir ini rada-rada tidak respek pada putrinya sendiri.

“Apapun yang terjadi Nadhira tetap anakku! Tidak ada yang bisa ganggu gugat ataupun merubahnya!” tegas Adinda.

Baruna hanya melebarkan kelopak matanya saking terkejutnya melihat reaksinya Adinda yang membela anaknya.

“Kamu emang selalu menyayangi dan memanjakannya tapi dia tidak pernah peduli dengan nama baik dan perasaan kedua orang tuanya?” ketusnya Baruna.

Baruna langsung pergi tanpa berpamitan karena saking kesalnya dengan Nadhira serta calon suaminya itu.

Adinda menatap kepergian suaminya yang pastinya marah dan kesal dengan sikapnya dan juga perkataannya.

“Maafin aku Mas, aku tidak bermaksud menyakiti hatimu,” batinnya Adinda.

Nadhira duduk di salah satu kursi khusus untuk penunggu pasien. Adinda memegang punggung anak sambungnya.

“Nadhira sejatinya hubungan yang langgeng itu terjadi sebab adanya dua orang yang selalu berjuang. Dua orang yang selalu bergantian minta maaf, dua orang yang saling pengertian serta dua orang yang tetap setia meskipun banyak orang yang ingin mendekatinya,”

Azril tak bosan-bosannya memperhatikan Adinda yang menasehati Nadhira calon istrinya itu. Dia begitu kagum karena Adinda masih muda tapi sikapnya begitu dewasa dan bijaksana.

1
sunshine wings
Jangan lupa.. Karma itu ada dan akan dibayar kontan sekaligus.. 🤷🏻‍♀️🤷🏻‍♀️🤷🏻‍♀️🤷🏻‍♀️🤷🏻‍♀️
Fasha Acha🐳
hati orang siapa yang tahu
Fasha Acha🐳
jaharanya
Nayla Arshaka
dikasih hati mnta empedu ni si Adnan...
smga aja ghaly tau ada apa dgn abg nya...
ghaly kmu hrs lindungi cae .
pak baruna suru ank buah mu jdi bayangan cae.soal nya pak Adnan yg gak sadar diri tu mw buat putri mu pergi jah lagi.
Nayla Arshaka: iya.. 🤣🤣🤣🤣
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: minta usus kak pak Adnan 🤭🤣
total 2 replies
sunshine wings
Siapa yg ngelunjak??? Apa gak salah..
🙄🙄🙄🙄🙄😤😤😤😤😤
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: hahaha jahara yah mereka 🤣
total 1 replies
sunshine wings
♥️♥️♥️♥️♥️
sunshine wings
Teruskan saja niatmu Liam.. Untung² bisa punya calon isteri tangguh.. iyakan author.. 😍😍😍😍😍
sunshine wings: ♥️♥️♥️♥️♥️
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: setangguh reader setianya Caeli 🤭😘🙏🏻
total 2 replies
sunshine wings
Hahahaa.. drama Quin.. 😅😅😅😅😅
sunshine wings: 😅😅😅😅😅
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: mumpung ada kesempatan jadi buat drama sakalian 🤭
total 2 replies
sunshine wings
Magic.. taraaa.. 😂😂😂😂😂
sunshine wings: 😂😂😂😂😂
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: ilmu Kanuragan 😂🤭
total 2 replies
Dini Andini
sabar
Dian Daeng Baji
Alhamdulillah semoga bahagia selalu
Dahlia Lia
hahaha gak berhasil
Dahlia Lia
kenapa harus seperti ini seharusnya dibicarakan baik-baik
Siti Nurbaya
hahaha masih misterius
Siti Nurbaya
jangan bercanda dek Jgan
alifa Faturahman
makanya jangan mancing keributan 🤣
alifa Faturahman
sempat-sempatnya kagum
Nita Rajab
kok bunuh diri sih
Nita Rajab
ceritanya seru
Galuh Setya
alhamdulillah si cae ngumpul ma adinda lagi. kasian adinda harus gila.

si sabrina ni termasuk egois sich. dia pernah kehilangan anak ms gak kasian ma perempuan lain yg kehilangan anak juga.

harusnya bisa bahagia bersama kalo gak egois gitu
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: hehehe egois yah kak 🤭😂
alifa Faturahman: betul banget kak setuju
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!