Dalam keluarga yang terhormat dan terpandang, Andi dan Risma hidup bahagia dengan dua anak laki-laki mereka. Namun, kebahagiaan itu berubah menjadi tragedi ketika Risma meninggal setelah melahirkan anak ketiga mereka yang diberi nama Annisa.
Andi yang sangat mencintai Risma, tidak dapat menerima kenyataan bahwa Annisa adalah penyebab kematian istrinya. Ia membenci Annisa dan tidak pernah menyentuhnya, bahkan ketika Annisa dewasa dan menderita penyakit serius.
Annisa yang sadar ayahnya membencinya, selalu mencari cara untuk mengambil kasih sayang Andi. Ia berusaha untuk menjadi anak yang baik dan membuat ayahnya bangga, namun Andi tetap tidak mau menerima Annisa.
Kisah ini menggambarkan konflik antara cinta dan kebencian, serta perjuangan Annisa untuk mendapatkan kasih sayang ayahnya. Apakah Annisa dapat membuat Andi mengubah pendapatnya dan menerima Annisa sebagai anaknya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dini Nuraenii, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13
Andi menggelengkan kepalanya, dan beranjak pergi meninggalkan Annisa dan buk Mirah.
Buk mirah tak berkata apa - apa , juga tidak membujuk Annisa , buk Mirah menghampiri Annisa lalu mengumpulkan pecahan - pecahan gelas.
"buk ! buk Mirah mau ninggalin Ica juga?" Annisa mengulang pertanyaan nya.
"Ica sayang , kamu ini gimana toh nduk , kamu kan mau mondok di Jawa , terus buk Mirah ngurus siapa kalau kamu gak ada ? "
Annisa memikirkan kata - kata buk Mirah.
"buk Mirah janji ,kalau kamu mondok nanti ,buk Mirah bakal sering - sering jenguk kamu disana , pondok pesantren nya cuma satu jam perjalanan dari rumah buk Mirah" buk Mirah berjanji pada Annisa.
Memang bukan suatu kebetulan Andi mengirim Annisa untuk mondok di Jawa timur , namun buk Mirah lah yang menyarankan itu, buk Mirah yang sudah jengah dengan Andi , diam - diam mulai merencanakan sesuatu.
Buk mirah sengaja ,menjauh kan Annisa dari Andi ,agar Andi merasa kehilangan Annisa dan menjemput nya kembali, walau tak yakin , namun ini cara terakhir yang bisa buk Mirah lakukan untuk Annisa.
"Setidak nya , Ica bisa sering ketemu buk Mirah disana " Annisa berjalan pergi meninggal kan buk Mirah, ia sudah sangat pasrah.
"Ya Allah , andai Ica tau kalau Ica bakal di kirim ke pondok pesantren yang jauh, Ica pasti bakal ngisi ujian dengan salah , biar gak lulus, Annisa gak mau jauh dari papa"
dalam doa nya Annisa mengadu kepada sang pencipta , betapa pedih hati Annisa saat ini, nenek yang merawat nya dari bayi sudah pergi menghadap sang ilahi, kakak - kakak nya yang selalu memanjakan Annisa kini sudah beranjak dewasa dan berjuang di jalan mereka masing - masing, ditambah ayah nya yang tak pernah menerima kehadiran Annisa.
"Ma , harus nya dulu mama gak lahirin Annisa , jadi mama masih ada disini nemenin papa" Annisa kini tengah memeluk foto mendiang Risma , hanya lewat foto Annisa bisa tahu wajah perempuan yang telah melahirkan nya ke dunia ini.
"ma ?, badai pasti akan berlalu kan ma, semua ini hanya cobaan buat Ica kan ma? Allah pasti lagi uji Ica " semangat Annisa kembali lagi,setelah ia melihat foto mendiang Risma yang tersenyum itu, seolah memberi Annisa kekuatan untuk bangkit, Annisa tak akan pernah menyerah dengan Andi .
..
Annisa sudah di nyatakan lulus dengan nilai terbaik di sekolahnya, kini hanya tinggal menghitung hari untuk keberangkatan Annisa ke Jawa timur ,rencana nya , Andi yang akan mengantar Annisa , juga buk Mirah yang akan berhenti bekerja di rumah Andi dan pulang ke kampung halamannya.
"Halo Anton ? , kamu sudah beberapa hari tak mengunjungi papa !"
"maaf pa , kerjaan Anton banyak banget ,besok Anton usahain ke rumah yah pa, sekalian terakhiran sama Annisa, Assalamualaikum sehat selalu papa dan adik - adik"
Anton menutup telepon dari Andi, karena pekerjaan nya yang menumpuk , Anton yang biasanya sering mampir ke rumah ,kali ini Anton sudah beberapa hari tak mampir,bahkan Mirna pun sama sekali tak mampir ke rumah, memang wajar saja ,karena baru beberapa hari ,namun Andi sedikit mempermasalahkan itu,karena jarak rumah mereka cukup dekat ,hanya sekitar 15 menit di perjalanan dengan mengendarai mobil.
Andi lalu menelepon Aris , Aris sekarang sudah pindah ke rumah kost yang di pilihkan Andi , sangat dekat dengan kampus Aris ,sesuai dengan apa yang ariys ingin kan.
"Assalamualaikum pa , kenapa pa? Aris lagi di lab nih pa"
"Waalaikumsalam, maaf nak papa ganggu , papa cuman mau nanya ,malam ini jadi pulang kan? kalau jadi papa mau suruh buk Mirah masakin makanan kesukaan kamu yah"
"Aduh pa , sepertinya besok baru bisa pulang buat terakhiran sama Ica , Aris lagi nyiapin laporan buat tugas Aris pa , maaf yah"
"baiklah nak , pastikan untuk makan teratur yah , jangan sampai sakit "
"siap pa, yasudah Aris sibuk nih pa"
"yasudah papa tutup telepon nya yah, Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam pa"
Andi memandang foto keluarga yang terpampang di ruang keluarga nya ini, dua orang yang ada disana telah pergi meninggalkan dunia ini, dan dua orang yang lain sudah jarang berada di rumah.
"pa , Ica izin buat beli perlengkapan buat besok yah ,ada yang kurang soalnya " Annisa menghampiri Andi ke ruang tamu, untuk meminta izin.
"ya " jawab Andi singkat mengizinkan Annisa untuk pergi.
"makasih pa, Assalamualaikum"
lagi - lagi ,hal yang sudah biasa Annisa hadapi , saat izin untuk kegiatan apapun , Andi hanya akan menjawab 'ya' jika mengizinkan ,dan 'tidak boleh' jika tidak mengizinkan.
"Waalaikumsalam, kesini dulu kamu"
namun kali ini berbeda , Andi memanggil Annisa seraya mengambil dompet dari sakunya.
"hari ini ,beli apapun yang kamu mau, berapapun harganya , pastikan semua kebutuhan kamu siap ,teliti jangan sampai ada yang terlewat" Andi menyerahkan kartu kredit nya kepada Annisa ,kartu kredit dengan limit yang tak terbatas , Annisa senang mendapat kan itu , karena biasanya Annisa hanya diberi uang cash untuk kebutuhan nya sehari - hari.
"wah black card ! makasih pa , Ica pergi dulu yah" Annisa mengambil kartu kredit itu,lalu mencium tangan Andi dan buru - buru pergi dengan semangat nya, Andi tersenyum melihat Annisa yang bersemangat, namun ,senyum Andi hanya bertahan beberapa detik, Andi hanya ingin memberi Annisa fasilitas terakhir sebelum Annisa hidup mandiri di pondok pesantren.
..
"Ica janji gak bakal lama, please jangan bilang ke papa soal ini"
pak supir mengacungkan jempol nya tanda setuju dengan keinginan Annisa , Annisa yang sudah lama tak menjenguk Farhan memutuskan menjenguk Farhan untuk terakhir kali nya ,sebagai tanda perpisahan,sekaligus untuk berpamitan.
"maaf buk, Farhan masih di ICU atau udah di ruangan nya? " Annisa bertanya pada resepsionis untuk mengetahui kondisi dan keberadaan Farhan.
"Farhan sudah lama di ruangan nya ,sudah membaik kondisinya , waktu jengkuk nya satu jam yah dek" jawab resepsionis dengan ramah.
"makasih buk" Annisa segera menaiki tangga menuju lantai dua ,tempat Farhan dirawat.
"I miss you Farhan!"
Farhan yang tengah membacaca sesuatu ,buru - buru menyembunyikan apa yang ia baca.
"Ica ! i miss u too " balas Farhan dengan senyuman nya,menyambut kedatangan Annisa.
"apa itu ? kamu baca apa sampe di umpetin segala ,hayoooo ! kamu baca yang jorok pasti" ujar Annisa yang curiga dengan Farhan.
"hehehe puber ca puber" jawab Farhan cengengesan.
"dasar cowo !" Annisa melempar Farhan dengan kantong berisi snack yang ia bawa.
"wuih thanks ca " Annisa mengangguk dan duduk di ranjang Farhan ,tepat di samping Farhan.
"kesehatan kamu membaik kan? " Annisa bertanya tentang kondisi Farhan.
"membaik kok , minggu ini aku pulang " jawab Farhan santai ,seraya memakan snack yang Annisa bawa.
"loh ,kok?" Annisa terkejut dengan apa yang Farhan sampaikan.
"iya aku pulang minggu depan, gak sabar rasanya " Jawab Farhan santai seraya masih terus memakan snack nya.