NovelToon NovelToon
OJO NGONO MAS'E

OJO NGONO MAS'E

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Cintapertama / Perjodohan / Cintamanis / Konflik Rumah Tangga- Terpaksa Nikah
Popularitas:1.5M
Nilai: 4.9
Nama Author: Bennuarty

Dewi Sri, seorang gadis 23 tahun yang memimpikan kerja di kantoran. Gadis dengan penampilan biasa saja dengan logat Jawa yang medok. Dijodohkan dengan seorang pria yang lebih dewasa darinya. Yang seharusnya berjodoh dengan kakak tertuanya.

Lucky Albronze terpaksa menerima perjodohan dari orang tuanya karena balas budi berhutang nyawa. Padahal dia sudah punya kekasih hati yang di impikan menjadi pendampingnya kelak.

Dan mereka berdua menjadi punya kesepakatan dalam pernikahan, yang hanya untuk membuat orang tua masing-masing merasa bahagia.

ikuti kisah selanjutnya yuk!

🥰🙏 dukung author ya. makasih ❤️

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bennuarty, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bertemu Amira

sinar senja mulai redup. Membiaskan cahaya jingga di ufuk barat cakrawala. Mobil lucky berhenti di jalan yang agak sepi. Tak banyak kendaraan yang berseliweran di sisi kanan jalan.

Berdua duduk saling berdiam diri di dalam mobil. Lucky menggerakkan jarinya berirama di atas kemudi mobil. Berpikir keras bagaimana caranya agar Sri tidak ikut dengannya. Bisa kacau acaranya dengan Amira nanti.

Sri hanya berdiam diri menunggu tujuan Lucky selanjutnya. Sesekali Lucky menoleh pada Sri, lalu menatap kedepan lagi. Lucky bingung. Jika Sri ikut, pastilah keadaan pesta kecil bersama teman-temannya nanti akan heboh. Jika Sri di ungsikan, gadis ini tidak tahu sama sekali keadaan ibukota.

"Mase" panggil Sri. "kita mau kemana toh mas? ngapain berhenti di sini?" sungut Sri mulai bosan.

Lucky menghela napas berat. Memiringkan tubuhnya menghadap pada Sri.

"Dengar, aku ada acara dengan teman. Aku kira kamu tidak bisa ikut" jawab Lucky.

"Hah?! trus aku Iki piye? Mase mau buang aku di jalanan?" Sri tampak ingin menangis.

"Astaga! mana mungkin aku membuang mu"

"Lah trus? piye?" Sri menghentakkan kakinya gusar. Takut kalau Lucky akan meninggalkannya sendirian di tempat yang dia tidak kenal sama sekali.

Lucky diam. Memijit keningnya berpikir keras. Mencari cara. Tapi tetap tak menemukannya. Awalnya ingin menitipkan Sri pada beni. Tapi dia tidak tega.

"Baiklah. Kamu ikut. Tapi tolong. Jaga sikap mu"

Sebenarnya Sri merasa tersinggung dengan kata-kata Sri yang menekankannya untuk menjaga sikap. Apa dia terlalu semberono? apa maksudnya menjaga sikap?

Tapi Sri diam saja. Lebih memilih sakit hati dari pada di tinggal sendirian di jalan. Lucky menjalankan mobilnya lagi. Menembus keramaian kota yang padat karena jam pulang kantor yang belum usai. Orang-orang masih dalam perjalanan menuju rumah.

Tak banyak yang mereka bicarakan. Saling membisu. Sri lebih banyak menatap keluar jendela mobil. Hatinya sungguh merana di perlakukan Lucky seperti gadis yang tidak berguna. Tapi apalah daya Sri. Dia masih asing dengan kota ini. Harus lebih bersabar lagi menghadapi sikap Lucky.

Mereka memasuki area hunian elit. Melewati lapangan bermain berumput hijau yang tidak terlalu besar. Lalu mobil memasuki sebuah gerbang besar yang di dalamnya ada gedung tinggi yang menjulang.

Sri keluar dari mobil dan menengadahkan kepalanya keatas. Melihat puncak tinggi gedung ini. Melihat bagunannya, sepertinya ini apartemen.

Lucky melangkah lebih dulu. Sri mengintil di belakangnya. Mencoba mensejajarkan langkahnya dengan langkah lebar Lucky.

"Sikel(kaki) mu panjang eram toh mas. Alon-alon mase" ujar Sri kesusahan mengimbangi langkah Lucky.

Lucky menoleh sebentar kebelakangnya menatap Sri. Tapi tetap tak memelankan langkahnya. Dua orang lelaki yang memakai seragam seperti polisi mengangguk hormat pada Lucky. Sepertinya mereka sudah mengenal Lucky.

Tapi begitu melihat pada Sri, seorang dari mereka menghentikan Sri.

"Maaf nona, anda mau kemana?" cegah seorang keamanan.

Sri berhenti tiba-tiba. Keamanan itu menghadangnya dengan merentangkan tangannya.

"Anu pak.. I-itu.. saya ikut mas itu" Sri menunjuk pada Lucky yang sudah menjauh.

Sekuriti itu mengerutkan keningnya. Merasa tak percaya kalau Sri datang bersama Lucky. Lelaki itu menatap Sri dari atas ke bawah. Lalu lekat menatap wajah Sri.

"Maksudnya? anda datang bersama tuan Lucky?" tanya memastikan.

"Iya pak. Saya sama mas Lucky"

"Apa? Mas?" sekuriti itu semakin terperangah mendengar Sri menyebut mas pada Lucky.

"Iya pak. Mas Lucky itu su..."

"Dia bersama ku"

Lucky berdiri di belakang sekuriti yang menghadang Sri. Sontak saja pak sekuriti itu terlonjak kaget dan menyingkir. Membungkuk hormat dengan takut.

"Maaf tuan. Saya tidak tahu"

Lucky diam saja. Menatap Sri dan menggerakkan dagunya supaya Sri segera melangkah masuk. Sri melangkah dalam diam. Ternyata Lucky masih mau menyelamatkannya dan mengakui kalau Sri datang bersamannya. Mengikuti langkah Lucky masuk ke dalam lift.

Di lift hanya ada mereka berdua. Berdiri bersebelahan dalam diam. Sri melirik Lucky memijit tombol di angka sepuluh. Lalu berdiri tegak menatap kedepan. Memasukkan tangannya di kedua saku.

Sri melihat kedepan pintu lift. Kebetulan pintu itu terbuat dari bahan yang bisa memantulkan bayangan di dalamnya. mereka berdua saling tatap dari pantulan diri mereka di lift.

Mata mereka bersirobok untuk beberapa saat, dan akhirnya Lucky membuang pandangannya kearah lain. Tapi lain lagi dengan Sri. Sri tercenung melihat penampilan visual dirinya dan Lucky. Sungguh jauh berbeda.Tinggi badan Sri hanya mencapai leher Lucky.

Sangat terlihat ketimpangan mereka. Lucky yang terlihat berpenampilan sangat jantan dan ekslusif, tapi Sri terlihat sangat kentara gadis yang berasal dari kampung. Penampilannya sangat biasa sekali. Pantas saja pak sekuriti tadi menghadangnya.

Sri menunduk. Ada rasa cemas menyusup di hatinya. Sekuriti saja tahu kalau Sri tak pantas datang bersama Lucky. Bagaimana nanti teman-teman Lucky jika melihatnya? jantung Sri berdebar ngeri membayangkan itu.

"Kamu mau nginap di situ?"

Sri mendongak kaget. Ternyata lift sudah terbuka. Dan Lucky menunggunya keluar dari lift. Dengan langkah berat, Sri melangkah keluar.

Lucky melangkah lebih dulu menuju apartemen temannya. Sri mengikuti melangkah pelan dengan menundukkan kepalanya. Rasa minder tiba-tiba saja berkumpul memenuhi dadanya. Hampir saja ia ingin berbalik kembali masuk kedalam lift. Tapi itu gagal karena kepalanya membentur punggung Lucky yang berdiri tegak menatapnya.

"Kamu kenapa?" tanya Lucky menatap netra Sri.

"Mase, Sri pulang saja"

"Apa?" Lucky mengerutkan keningnya. Menatap tak percaya kenapa tiba-tiba Sri minta pulang.

"Anu mas. Sri pingin muleh (pulang)"

"Muleh?" Lucky tidak paham.

"Pulang mas"

Lucky diam. Menatap Sri tajam. Apa-apaan gadis ini minta pulang? sudah sampai di sini bagaimana dia minta pulang? Bisa gagal acara Lucky kalau harus mengantar Sri pulang lagi.

"Jangan manja"

Lucky berbalik dan meneruskan langkahnya. Berhenti di salah satu pintu apartemen. Memencet bel pintu dan menunggu. Dengan berat hati, Sri melanjutkan langkahnya dan berdiri di belakang Lucky.

Tak berapa lama, pintu terbuka. Seorang gadis cantik berdiri di depan pintu dengan senyum mengembang. Tampak sangat senang melihat ke datangan Lucky. Langsung menyambut Lucky dengan pelukan dan kecupan di pipi.

"Sayang, aku kangen"

Lucky menyambut pelukan itu. Disaksikan Sri yang melongo melihat pemandangan di depannya. Gadis cantik berkulit putih susu. Dengan rambut bergelombang dan bermata jernih. Hidung mancung dan bibir tipis menghiasi wajah mulusnya.

Tapi begitu melihat Sri, wajah cantik itu berubah muram. Datar dan dingin. Lucky menyadari itu. Segera mengenalkan Sri padanya.

"Sayang, ini Sri"

Wajah itu seketika menjadi kaku. Menatap Sri dengan pandangan tak suka. Tapi Sri mencoba bersikap wajar saja. Menekan debaran jantungnya yang sudah seperti ombak tsunami.

"Halo" sapa Amira pada Sri dan mengulurkan tangannya.

Sri menyambut uluran tangan Amira. Tersenyum dipaksakan terlihat manis.

"Hai mbak. Saya Sri" jawab Sri.

"Saya Amira. Kekasih Lucky" ujar Amira menekankan kata kekasih pada Sri.

Sri hanya tersenyum. Mencoba tak menghiraukan penekanan Amira padanya.

"Ah.. ayo sayang. Mereka sudah menunggu mu"

Amira menarik tangan Lucky masuk kedalam. Meninggalkan Sri yang masih di ambang pintu. Melangkah pelan ikut masuk dan menutup pintu.

Apartemen ini cukup luas. Ada beberapa pintu ruangan di dalamnya. Sofa-sofa besar dan lukisan pemandangan desa seperti di kampung Sri. Melangkah pelan mengikuti Lucky dan Amira yang sudah menghilang di belokan sebelah meja makan.

Sri bisa mencium aroma daging panggang dari arah teras balkon. Terdengar pula musik mengalun pelan. Banyak suara orang mengobrol dan suara wanita tertawa.

Ketika Sri muncul, semua orang yang ada di situ sontak berhenti bicara dan semua mata tertuju padanya.

1
Sri Wulan
pahit, nggak bisa berkiti kiti aku sama ryan😁
Mimie Lilis
takut bacanya
Mimie Lilis
geting sh ng lucky
Mimie Lilis
pinter koe sri😁😁😁
Mimie Lilis
goool juga
Nurina Ningrum
Luar biasa
Anonymous
kaya ijad d Upin Ipin hobby nya pingsan/Grin/
Meiriyana
modus yg halal, lanjutlah
Meiriyana
Luar biasa
Suyatno Galih
wkwkwkwkk ana ana Bae ramane mobile di dol bijone moreng dikon pending disit, ok la othor lanjut
Intan Risma Wandy
seneng sih critane diatas tpi endinge nagung bget thor mosok rong lahiran wes barrrr 😥😥
Ilham Rochman
seru bangeeet... alu ceritanya menghanyutkan naik turun seperti rollcoaster
Ilham Rochman
huahahahahaaa.... modyar kowe Agned
Ilham Rochman
/Joyful//Joyful//Joyful//Joyful//Joyful/
Ilham Rochman
hahahaa... seruuu thoor..lanjuut
Intan Risma Wandy
kapok kowe ditingal sri mingat
Intan Risma Wandy
thorrrr loro atiku 😭😭😭
Intan Risma Wandy
moco novel iki mong nyekikik sriiii OJO NGONO MASE😃😃😃😃
Intan Risma Wandy
jambaken rambute Amira kui sriii ojo mong meneng ae xo gk omes aku
Intan Risma Wandy
dasar kucky pekok pegen ngetok palane aku 😇😇
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!