Novel Pertama
Hidup mandiri dalam kesendirian dan diacuhkan oleh keluarga karena berstatus anak haram, membuat Bella memilih menjalani takdirnya sendiri. Mengabaikan cibiran orang-orang, Bella berhasil mencapai puncak tertinggi.
Menghilang selama enam tahun lalu kembali menjadi sosok paling disegani dan dihormati. Lidah tajam dan mulut beracunnya membuat orang-orang hanya berani mencibir dari belakang.
"Terkadang, kepedihan harus dilalui sebelum tercapainya kebahagiaan. Tersenyumlah ketika bersedih, karena akan ada kebahagiaan setelah itu. Berjuanglah keras dalam kesunyian dan biarkan kesuksesan kita menggema ke seluruh dunia."
~ Qiara Arabelle ~
__________
Pria tampan nan arogan serta kekayaan dan kekuasaan berada ditangannya, tidak sengaja dipertemukan oleh gadis berpenampilan sederhana namun berhasil membuat sosoknya yang tak tersentuh mengharapkan cinta dari gadis acuh namun tak biasa.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rosee_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 24 | Tapi Kau Suka, Kan?
Keesokan paginya Bella terbangun saat suara lembut memanggil dan mengetuk pintu kamar. Bella teringat jika dia ada di rumah Kris. Dengan cepat dia beranjak dan membuka pintu.
“Maaf, Bibi.” ucap Bella tidak enak.
“It’s Okay, Honey. Jika kau masih lelah, tidurlah lagi.”
“Aku baik-baik saja, Bibi. Apa mereka berdua sudah bagun?”
Ruth memutar bola matanya. “Dalam keadaan sadar pun dia susah bangun, apalagi jika dalam keadaan mabuk," cibirnya.
“Lupakan mereka. Kita sarapan dulu.” Ruth menarik tangan Bella, namun langsung dilepas olehnya.
“Aku belum mandi, Bibi.” Bella menggeleng.
“Memangnya kenapa? Kau tetap cantik, tenang saja.” Ruth tersenyum. Dia tidak bohong! Memang gadis ini cantik meski terlihat berantaka.
“Ahh tidak tidak! Aku akan mandi dulu.” Bella langsung berlari masuk setelah mengecup singkat pipi Ruth. Ruth hanya menggeleng.
Jika saja Kris dan Bella saling menyayangi sebagai pria dan wanita, sudah jelas Ruth akan menikahkan mereka. Tapi apalah daya saat Bella berkata jika dia hanya mengganggap Kris seperti kakaknya. Begitupun dengan Kris yang memang sangat menginginkan adik perempuan, jadilah Bella sebagai gantinya.
Sampai sarapan selesai pun tidak ada tanda-tanda jika Kris dan Jung akan bangun. Jadi Bella membuat minuman pereda mabuk dan beberapa potongan buah. Dia masuk dan mendapati jika kedua pria itu tidur dengan posisi yang cukup konyol. Bella langsung mengabadikannya lewat ponsel, berjaga-jaga jika ingin mengancam.
“Hei! Wake up. Dasar pemalas!” Bella memukul mereka menggunakan bantal. Sangat kuat hingga Kris maupun Jung meringis perih.
“Aduh sakit. Shhh ....”
“Hentikan ...” Bukannya bangun mereka semakin mengeratkan pelukan di gulingnya. Bella yang benar-benar kesal akhirnya menarik kaki mereka hingga bokong mereka berbentur lantai. Sontak mereka berdua langsung terbangun dan mengaduh dengan memegang bokong mereka sambil mengumpat kasar.
“Ahhh ... shitt!"
“Damn!”
Puk
Sebuah bantal langsung mendarat mulus di wajah mereka. Mereka akhirnya tertegun setelah melihat siapa pelakunya. Mereka langsung berdiri, masih sambil meringis mengusap bokongnya.
“APA! PERGI MANDI SANA!”
“A ....”
“Jangan menjawab! Satu ... dua ... ti ...” Mereka berdua langsung berlari masuk ke kamar mandi sebelum gelas kaca ditangan Bella melayang.
Bella menghela nafas kasar lalu membereskan tempat tidur mereka tadi. Setelah selesai Bella mendudukkan dirinya di pinggir ranjang dan mengecek ponselnya.
Ada pesan masuk dari Sofia yang khawatir karena Bella tidak pulang semalam. Setelah mengabari dia baik-baik saja, Bella teringat jika semalam dia mendapat panggilan dan ternyata adalah alex.
Karena kelelahan dia tidak menyadarinya dan menjawab asal. Jadi dia mencoba menghubungi Alex namun tidak dijawab. Mencoba lagi dan lagi, tetap tidak ada jawaban. Mungkin karena perbedaan waktu, jadi dia hanya mengirim pesan sebagai kabar.
“Kau keterlaluan, Bells. Bokongku masih sakit!” Kris menggerutu setelah keluar dari kamar mandi, disusul Jung dibelakangnya yang sama kesalnya dengan Kris.
“Sebenarnya kau itu wanita atau bukan! Sikapmu kasar sekali.” Bella hanya mendengus. Lalu melempar pakaian kepada mereka.
“Pakai ini! Lalu minumlah. Ini akan meredakan pusing kalian.”
“Dan anehnya kau sangat perhatian.” Kris menambahkan dan di angguki oleh Jung.
“Sejak dulu aku memang perhatian, karena aku baik hati dan tidak sombong,” ucap Bella membuat Kris dan Jun mendelik sebal.
“Cepat pakai dan habiskan semua ini! Kalian harus bertanggung jawab mengantarku setelah ini!” Kemudian berlalu keluar.
.
.
.
Jung mengantar Bella ke kantor setelah mengantar gadis itu ke Apartement nya untuk berganti pakaian. Sepanjang jalan Bella hanya terdiam, Ini sudah hampir jam makan siang, tapi Alex belum juga menghubunginya atau membalas pesannya. Padahal perbedaan waktu hanya 6 jam. Apa sangat sibuk?
Saat tiba di lantai atas pun, Bella masih melamun. Dia bahkan tidak menyadari jika Sofia dan Vivi menyapanya dan langsung berlalu masuk keruangannya begitu saja. Tapi langkah nya langsung terhenti saat mendengar Sofia berbicara dibalik telpon dengan seseorang yang tidak lain adalah Alex.
Bella melihat Sofia mengerjit bingung lalu menutup telpon nya. “Ada apa?”
“Kak Al sangat aneh. Dia bertanya apa kak Bells ada disini, jadi aku mengatakan jika kakak baru saja datang.”
“Memangnya Kak Al tidak menghubungi Kakak?” tambahnya lagi. Bella hanya diam, berusaha menyimak semuanya. Lalu masuk keruangannya meninggalkan Sofia yang kebingungan. Begitupun dengan Vivi yang merasa aneh dengan Bos nya.
Bella duduk di kursi kebesarannya sambil terus menatap ponselnya. Apa Alex marah? Dia akhirnya menghubungi Bean dan langsung diangkat saat deringan ketiga.
“Apa Alex sibuk?” katanya langsung saat mendengar suara Bean.
“Hm ... itu, Nona.” Bella semakin yakin jika Alex memang menghindarinya. Bella tahu seperti apa Alex! Sesibuk apapun pria itu, dia tidak akan lupa untuk menghubunginya.
“Well, tidak masalah! Aku tahu kau mendengarkan.” Ya, saat Bella menghubungi Bean. Alex langsung menyuruh Bean melouspeker ponselnya.
“Jadi dengarkan! Aku sendiri tidak tahu apa kesalahanku sehingga membuatmu marah. Tapi kau harus tahu ini. Aku tidak keberatan dibenci, namun aku benci disalahpahami. Why? Karena jarak terbesar antara dua orang adalah kesalahpahaman.” Alex tertegun, begitupun dengan Bean. Memang benar, karena masalah ini membuat jarak diantara mereka. Alex menatap Bean dan langsung dimengerti olehnya. Dia beranjak meninggalkan Bosnya.
Bella hendak menutup teleponnya, namun suara berat terdengar membuat Bella mengurungkan niatnya. “Kau dimana semalam!” Bella mengerjit, kenapa Alex selalu bertanya keberadaannya semalam? Atau jangan-jangan ... Bella tersenyum saat dia mulai mengerti dengan keadaan. Pasti ada yang mencoba memprovokasi dirinya malam itu.
“Aku pergi ke Hyuna resto bersama kedua sahabatku semalam karena bosan. Jadi kami sedikit bersenang-senang. Dulu kami sering melakukannya saat kuliah.” Bella menjelaskan.
“Laki-laki?” Ada nada tidak suka di balik ucapannya dan Bella tahu itu.
Bella menghela nafas pelan. Gadis itu mengatakan jika saat kuliah dulu dia tidak mempunyai teman. Sampai saat Jung hanya iseng menggodanya terus menerus hingga membuat Bella kesal. Tapi siapa sangka jika Jung akan sangat nyaman saat berdekatan dengannya, dan puncaknya Jung memohon agar Bella mau menerimanya sebagai teman.
Karena kesal dan risih dengan tingkah Jung yang tidak berhenti mengganggunya, akhirnya Bella mengiyakan.
Kemudian, saat beberapa bulan berlalu. Dia tidak sengaja melihat mobil yang nampak kehilangan kendali! Jadi dia membantu hingga harus dirawat.
Disitulah Kris selalu mengikutinya bahkan nekat pindah kampusnya demi memohon pada Bella, hingga pria itu akrab dengan Jung. Dan lagi-lagi Bella hanya bisa mengiyakan karena kesal!
“Tapi percayalah. Aku hanya menganggap mereka seperti kakakku. Berkat mereka, aku tidak lagi sekaku dulu.” Alex mendengus tidak suka saat Bella memuji mereka.
“Aku akan mengatakan semua yang ingin kau ketahui setelah kau kembali nanti. Jadi kumohon, apapun yang dilakukan pihak lain untuk memprovokasi kita, tetaplah percaya padaku, karena aku hanya milikmu.” Alex tersenyum senang. Meski terbilang cuek, namun Bella sangat peka dengan sekitarnya. Terbukti saat dia langsung mengetahui jika ada yang mencoba memprovokasinya.
“Kau senang!” ucap Bella mendengus, Lagi-lagi Alex tersenyum. Tentu saja dia senang karena Bella mengatakan jika dia hanya miliknya.
“Kau beruntung karena aku tidak pernah menggoda pria seperti ini.Jadi hentikan sikap kekanakanmu itu!” Alex terkekeh. Ah dia sangat bahagia sekarang.
“I’m sorry, seharusnya aku tidak bersikap seperti ini,” ucap Alex lirih. Dia benar-benar takut kehilangan Bella. Wanita pertama dan akan menjadi yang terakhir juga.
“Sudahlah. Bekerja saja yang benar dan cari uang yang banyak untukku.” Bella terkekeh.
“Jangankan Uang! Seluruh dunia pun akan kuberikan untukmu. Bahkan hatiku saja sudah kuberikan.” Semburat merah muncul di pipi Bella.
Pria gila dan arogan mulai lagi!
“Kau ini ... Dasar menyebalkan.” Alex tertawa. Dia jadi ingin cepat pulang dan memeluk wanita ini.
“Tapi kau suka, kan?” goda Alex.
“AL!” Alex tertawa lagi. Dia benar-benar suka menggoda Bella.
...“Ketika kamu menemukan seseorang yang bisa dipercaya, genggam erat mereka. Karena dalam hidup, seseorang itu tak mudah untuk ditemukan.”...
...~ Qiara Arabelle ~...
-
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
...Author cuma mau ngingetin...
...LIKEE nya jangan lupa. See you.😉...
...Gamsahabnida❤...
tak taulah keberapa kali aku membaca Arabella nie tak terhitung banyaknya tak pernah bosan kerana aku terlalu suka karektornya Bella tak seperti kebanyakan wanita lainnya mudah dimanfaatkan,..
terima kasih banyak Thor jalan cerita yang menarik seperti menonton dalam drama Korea tapi kalau dimainkan di tv pasti dapat awards ,.. sentiasa sokong Thor
sihat selalu ya dengan naskah -2 Thor yang brilian ..semoga dimurahkan rezekinya Thor,..