Ditinggalkan beberapa jam setelah pernikahan?? pasti menyakitkan bukan?? Itulah yg dialami Melody. Dirinya menikah dengan kekasihnya setelah mempersiapkan semuanya. Tapi tepat setelah resepsi pernikahan suaminya menghilang, dan pada malam hari dirinya ditalak melalui pesan singkat.
Akankah Melody mampu melewati semua ini dan menemukan cinta sejatinya??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hunny24, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab.22 Kecurigaan
Deva pun melihat Zayn sesekali menatap ke arah tim IT.
"Apa kau tertarik pada wanita itu." tunjuknya.
"Aku hanya sedang melihat tim IT yg tampak tenang setelah penyerangan sistem baru-baru ini." ucap Zayn.
"Benarkah, berarti mereka orang-orang kompeten." ucap Deva.
"Tentu saja, dan siapapun yg berani mengkhianatiku akan menerima akibatnya." ucap Zayn.
"Itu bagus." balas Deva.
"Jika kau sudah puas melihat-lihat pergilah.. Aku masih banyak pekerjaan." ucap Zayn.
"Ck, kau langsung mengusirku. Tapi memang hubungan kita tak seakur ini." ucap Deva.
"Bagus jika kau cepat mengerti. Aku juga tahu kau tak pernah menganggapku saudara, hingga aku tak percaya kau mau mengajakku bekerja sama." ucap Zayn.
"Aku serius soal kerjasama kita. Dan aku punya satu informasi, kuharap kau tak terkejut." ucap Deva.
"Ya.. Terserah, memangnya aku peduli jika itu tentang kehidupanmu." balas Zayn.
"Aku akan bertunangan dengan Ditya mantan istrimu." ucap Deva tersenyum.
Seketika Zayn pun mematung lalu menoleh pada Deva dengan tatapan kesal.
"Zayn kau tak seharusnya memelototiku begitu, bukankah kalian sudah bercerai??" balas Deva.
"Benar, kau bisa bertunangan bahkan menikahinya." ucap Zayn menahan amarahnya.
"Bagus jika kau menerima kenyataan ini. Aku tak ingin dikira merebut istri adik sendiri." ucap Deva.
"Ya.. Lakukan saja." ucap Zayn.
Setelah itu, Deva pergi meninggalkan kantor Zayn. Tentunya pria itunsudah berhasil membuat adik tiri yg ia benci kesal setengah mati. Karena Deva ingin merebut semua yg Zayn miliki, salah satunya Ditya yg juga ia sukai sejak pertama bertemu.
Zayn pun mengepal geram saat teringat ucapan Deva. Dirinya tak menyangka Deva adalah sebab berubahnya sikap Ditya padanya. Dan Deva-lah pria yg menjemput Ditya saat terakhir mereka bertemu di pengadilan.
"Jadi selama ini si breng**k itu yg menghancurkan rumah tanggaku..??" gumam Zayn dalam hati.
.....
Sementara itu, Melody langsung pulang setelah pekerjaannya selesai. Dan Melody merasa diikuti oleh seseorang dari sebuah mobil. Hingga Melody mampir ke sebuah cafe di dekat sana.
Melody pun menikmati camilan dan es krim pesanannya. Dan mobil yg mengikutinya berhenti di depan cafe. Seorang pria turun dari mobil dan duduk tak jauh dari mejanya. Melody pun terus waspada dan memerhatikan sekitarnya.
Setelah puas menikmati makanan, Melody pun mampir di mini market dan beberapa kios penjual makanan untuk mengetes apakah pria itu membuntutinya.
Saat di kios penjual makanan, nampak pria itu tak mengikutinya. Tapi saat dirinya berada di mini market, pria itu turun dan menghampirinya. Melody pun merasa agak takut jika benar pria itu penguntit. Tapi yg menguatkan Melody adalah adanya cctv yg akan menjadi saksi jika dirinya dianiaya atau dilecehkan.
"Ini untukmu." ucap pria yg memakai topi dan masker tersebut.
Melody pun menerimanya. Barang yg ia dapat hanyalah sebuah minuman dengan memo kecil yg terselip di sisinya. Melody pun membacanya dan mulai geram.
"Kau cukup hebat untuk melawanku nona manis.. ~Blackking~"
"Blackking? Sepertinya tak asing." gumam Melody.
Melody pun memastikan kalau pria itu sudah pergi barulah dirinya pulang ke apartemennya. Dirinya merasa waspada karena identitasnya sebagai programer diketahui oleh musuhnya. Hingga Melody memperketat keamanannya.
Melody pun terus mengingat siapa "Blackking " ini. Dan dirinya akhirnya teringat pada hacker yg mengganggunya tadi malam.
"Dia cukup handal sampai tahu siapa diriku." gumam Melody dalam hati.
Perasaan takut itu ada, apalagi Melody seorang wanita, tapi Melody tak bisa diam dan duduk dengan tenang. Melody melacak alamat ip yg ditinggalkan oleh hacker tersebut. Meski dirinya merasa kesulitan mendapatkannya dan tak menemukan apapun. Hal itu membuat Melody bekerja keras untuk mendapatkannya.
Semalaman, Melody pun bertahan mencaritahu siapa Blackking tersebut. Dirinya sampai mencarinya di grup-grup dan beberapa komunitas. Blackking memang terkenal sebagai hacker yg cukup menakutkan. Hal itu membuat Melody sadar menemukan lawan yg tangguh.
Berhari-hari Melody pun menanti kedatangan ataupun serangan dari Blackking. Meski tak ada tanda-tanda serangan atau semacamnya. Dan Zayn memintanya untuk menyiapkan acara pernikahan mereka yg diadakan tertutup tersebut.
"Zayn, kau atur saja semuanya serahkan pada IO.. Aku akan menerimanya." ucap Melody.
"Tapi soal pakaian pengantin hanya kau yg bisa memastikannya." ucap Zayn.
"Baiklah, aku akan mengatur jadwalnya. Aku saat ini sedang sibuk dengan sistem." ucap Melody.
"Bukankah sudah aman??"
"Aman belum tentu 100% aman, aku tak tahu musuh bisa kapan saja menyerang. Dan pesaingmu nampaknya membayar seorang hacker handal untuk menghancurkan semuanya." ucap Melody.
"Benarkah? Apa ini benar-benar gawat?"
"Aku akan berusaha menyelamatkan semuanya." ucap Melody.
"Ya.. Kali ini hanya untuk pakaian pernikahan saja, sisanya serahkan padaku." ucap Zayn.
"Oke.. Maaf kalau aku terlalu cuek pada pernikahan ini, aku memang tidak menginginkannya. Kau juga pasti begitu." ucap Melody.
"Aku melakukan ini demi anakku." ucap Zayn.
"Ya.. Kita melakukannya demi dia." ucap Melody.
....
Beberapa hari kemudian, Melody pun ikut Zayn untuk membuat gaun pengantin. Melody berharap tubuhnya tak membesar karena akan membuatnya sesak memakai gaun pengantin.
Setelah pengukuran, pemilihan warna, model dan sebagainya, mereka pun pergi dari butik tersebut. Dan mereka mampir di sebuah resto, meski sejujurnya Melody malas.
Mereka pun duduk di sebuah meja dan mulai memesan makanan. Setelah menunggu beberapa saat, makanan pun datang dan bisa dinikmati. Barulah selesai makan, mereka mulai mengobrol sejenak.
Tapi pandangan mata Zayn fokus pada sepasang pasangan yg duduk di meja lain. Melody pun tak mengerti tapi terlalu malas bertanya.
"Ayo kita pulang." ucap Zayn.
"Oke." ucap Melody.
Melody pun menurut tanpa bertanya dan pulang ke apartemennya karena badannya terasa lelah. Sementara Zayn moodnya memburuk melihat pasangan tadi yg tak lain adalag Ditya dan Deva. Keduanya sangat harmonis dan akan segera bertunangan beberapa bulan setelah perceraiannya dengan Zayn.
Zayn pun mengumpulkan beberapa barang yg ia simpan sebagai kenangannya bersama Ditya. Sebuah album dan juga buku-buku yg sering dibaca oleh mantan istrinya tersebut.
Saat tengah mengeluarkan buku-buku tersebut, jatuhlah sebuah foto. Foto yg merupakan hasil USG itu muncul tepat dihadapan Zayn dengan nama Ditya beserta tanggalnya.
Zayn pun menghubungi Arthur untuk meminta penjelasan mengenai foto hasil USG tersebut. Arthur pun tiba di apartemennya.
"Masuklah, ada pekerjaan untukmu." ucap Zayn.
"Sabarlah Zayn." ucap Arthur sembari melepas sepatunya.
Arthur pun akhirnya duduk dan diberikan foto USG tersebut. Mau tak mau Arthur menjelaskannya pada Zayn.
"Apa ini milik Ditya?" tanya Zayn.
"Benar, disini tertera nama Ditya. Ada tanggalnya juga." tunjuk Arthur.
"Arthur, apa ini anakku? Lalu kenapa Ditya tak memberitahuku??" ucap Zayn.
"Zayn, kubilang kau tenang dulu." ucap Arthur.
"Bagaimana bisa aku tenang?" tanya Zayn emosi.
"Kalau dilihat dari tanggalnya harusnya Ditya akan segera melahirkan bulan depan, tapi wanita itu tak terlihat seperti orang hamil yg berarti janin itu sudah tiada." ucap Arthur.
"Jadi Ditya melakukannya?" tanya Zayn.
"Jangan tanya aku, kau tanya langsung pada Ditya. Wanita itu mungkin punya motif dan alasannya, bisa juga karena keguguran tapi dia tak memberitahukannya padamu." ucap Arthur.
"Kau benar, aku bertemu dengannya siang ini dan dirinya terlihat langsing seperti biasanya." ucap Zayn.
"Ya.. Dan ada baiknya kau tak terlalu emosi, karena selain percuma, janin yg kau permasalahkan juga mungkin sudah tiada." ucap Arthur.
"Kau benar, aku hanya akan bertanya soal kebenarannya pada Ditya." ucap Zayn.
"Ingat saranku, kendalikan emosimu.. Kau ingat kan status kalian saat ini." ucap Arthur mengingatkan.
"Baiklah, terimakasih Arthur." ucap Zayn berusaha mengontrol emosinya.